BAB 8: The Lost Necklake part 1

840 121 43
                                    

Lagu berjudul Drunk Text yang dinyanyikan oleh Henry Moodie menjadi salah satu lagu yang sering kita jumpai ketika membuka aplikasi TikTok. Biasanya lagu tersebut akan mengiringi sebuah cerita sedih atau postingan sedih yang diunggah oleh si kreator.

Lagu Drunk Text yang sangat populer di TikTok itu kini sedang menggema di dalam kamar apartemen Zennaya. Lagu tersebut memang memiliki lirik yang sedih. Namun, alasan Zennaya mendengarkan lagu Drunk Text bukan karena ia sedang mengalami kesedihan, melainkan karena ia hanya menyukainya. Walaupun tak bisa dipungkiri bahwa kebanyakan orang mendengar lagu yang sesuai dengan isi hati mereka.

Ini yang ketiga kalinya Zennaya memilih lagu Drunk Text untuk didengarkan. Ponsel yang tersambung ke speaker kecil di atas meja samping tempat tidur membuat suasana kamar seperti berada di tengah konser dengan nuansa sendu.

"Zenna, lo lagi galau? Dari tadi lagu itu terus." Glisa yang sedang duduk bersandar di ujung ranjang memprotes. Ia menatap Zennaya sebentar yang kemudian kembali fokus mewarnai kukunya dengan kuteks.

"Emangnya harus galau dulu baru bisa dengerin lagu Drunk Text?" Masker di wajahnya sudah mengering setelah ia biarkan beberapa menit. Zennaya pun turun dari ranjang dan pergi ke kamar mandi untuk mencuci wajah.

"Biasanya begitu," kata Glisa setelah Zennaya kembali dari kamar mandi sembari mengelap wajah dengan handuk kecil yang menggantung di lehernya. "Lo ada masalah sama Khail? Kalian pacaran, kan?" Ketika menyinggung soal Khail, Namiera yang tidur tengkurap di ranjang mengalihkan pandangan dari ponsel demi melirik Zennaya.

"Gue sama Khail baik-baik aja." Zennaya duduk di pinggir ranjang. "Nggak semua orang transparan dalam hal mengekspresikan dirinya. Gue bahkan bisa ketawa saat lagi marah." Senyum dengan nuansa ceria di bibir menjadi pembuktian dari perkataannya.

Glisa menelan ludah gugup, tak berkutik oleh pernyataan Zennaya. Sebab ia percaya, bahkan Zennaya memang bisa tertawa dalam keadaan marah. Ekspresi yang Zennaya perlihatkan terkadang sangat kontradiktif dengan apa yang sebenarnya gadis itu rasakan.

"Zenna, soal keributan lo sama dua cewek di kelas tadi---" Namiera bersuara untuk pertama kalinya dari sebelumnya sibuk bermain ponsel. Namun, belum selesai kalimatnya, Zennaya sudah menyelak bersuara.

"Oh, Audrey dan Julia?" Zennaya agak lupa dengan nama dua siswi yang mencari masalah dengannya di kelas tadi, ya semoga saja ia tidak salah sebut nama mereka.

"Benar juga!" Glisa yang baru saja teringat kejadian di sekolah tadi ikut bersemangat untuk membahasnya. "Zenna, apa yang bakal lo lakuin ke mereka? Lo bakal bales perbuatan mereka?"

"Yang jelas, nggak mungkin gue diem aja. Gue ini orangnya pendendam." Zennaya tertawa riang seolah apa yang dikatakannya adalah sesuatu yang membahagiakan.

"Lo punya rencana?" tanya Glisa penasaran.

"Untuk sekarang gue belum kepikiran rencana apa pun, tapi nanti gue bakal melibatkan kalian dalam rencana gue."

"Gue bakal senang kalau yang lo rencanain itu menarik," sahut Namiera, tersenyum.

Glisa hanya mengangguk, lalu menundukkan kepala. Ada sesuatu yang mengganggu pikirannya hingga membuatnya gelisah.

"Glisa, lo bukan anak SMP yang pernah gue temuin lagi sendirian di taman. Sekarang lo bagian dari sekutu gue," ujar Zennaya tiba-tiba, berbeda topik dan menyinggung Glisa setelah melihat raut wajah gadis itu yang murung.

Hetairoi : The King Of Imperium SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang