BAB 21 : Building Climbing Battle (Hetairois's Pov) part 1

880 116 12
                                    

Beberapa jam sebelum battle

Di dalam basecamp, semua pilar Hetairoi berkumpul duduk di sofa. Di tengah mereka, meja persegi panjang sudah dipenuhi oleh berbagai macam camilan untuk mengisi perut di jam istirahat. Selagi kedua mata mereka fokus menatap layar ponsel, mulut mereka tidak berhenti mengunyah camilan.

"Yang gue kirim ke grup, data-data calon murid kelas 10-1," ujar Albiru, tangan kanannya memegang ponsel sembari menatap setiap pilar Hetairoi. Sedangkan di ujung bibirnya menggantung Choki-Choki.

"Dari mana lo nyari mereka ini?" tanya Glisa, tangan kanannya memegang ponsel dan tangan kirinya memegang es krim.

"Mereka yang ada di daftar calon murid kelas 10-1 gue ambil dari mereka yang gagal di ujian masuk Imperium School dan mantan anggota grup belajar tujuh cabang," jawab Albiru.

"Hmm.... kalau mereka gagal di ujian masuk Imperium School, bukannya berarti mereka nggak selevel sama kita? Menerima orang yang pernah gagal buat jadi bagian dari kelas kita cuma nambah beban yang nggak perlu," komentar Gilvano, menatap layar ponselnya dengan sorot mata meremehkan.

"Mereka emang gagal di ujian masuk Imperium School, tapi sekarang mereka diterima di sekolah terbaik lainnya. Mereka yang gagal bukan berarti karena mereka bodoh. Banyak faktor yang buat mereka gagal. Misalnya karena gugup pas ujian masuk atau karena pas lagi ujian otak mereka mendadak nggak bekerja dengan baik." Albiru tidak berniat membela mereka yang gagal dalam ujian masuk Imperium School, terlebih lagi Albiru tidak mengenal mereka. Namun, Albiru yang pernah merasakan langsung ujian masuk Imperium School sangat memahami perasaan mereka. Baginya, ujian masuk Imperium School jauh lebih menyeramkan dibandingkan datang seorang diri ke hutan angker.

"Tetap aja mereka bakal jadi beban. Mereka gagal mengendalikan perasaan gugup mereka disaat genting. Di Imperium School, keraguan dan kegugupan bisa jadi boomerang. Gue tau tugas pilar buat gendong kelas, tapi gue juga nggak suka buang-buang tenaga buat nyelamatin beban yang bakal terus nyusahin setiap saat," Gilvano tetap bersikeras mempertahankan pendapatnya.

"Terus lo punya solusi apaan, siscon?" Fabil yang sejak tadi hanya diam mendengarkan akhirnya bersuara. Atau lebih tepatnya mengambil kesempatan untuk menghina Gilvano—salah satu hobinya.

Gilvano mengerang kesal menatap Fabil, persis seperti kucing garong ketika melihat manusia yang mencurigakan di mana seluruh bulu dan ekornya berdiri. "Gue mau calon murid yang lebih menjanjikan!"

"Kenapa lo milih mereka yang gagal di ujian masuk Imperium School?" tanya Glisa, ia pun memiliki pemikiran yang hampir sama seperti Gilvano. 

"Pertama, kayak yang gue bilang tadi. Bisa aja pas ujian masuk, mereka lagi sial atau gugup sampe akhirnya nggak bisa ngeluarin seratus persen kemampuan mereka. Yang kedua, mereka emang gagal masuk Imperium School, tapi mereka berhasil masuk ke sekolah terbaik lainnya. Artinya, kemampuan mereka tetap nggak bisa dianggap remeh dan mereka di atas rata-rata murid SMA pada umumnya," jelas Albiru.

"Passing grade sekolahan mereka ada di bawah Imperium School. Level mereka yang gagal ujian masuk Imperium School nggak sebanding sama murid yang dapet nilai paling jelek di ujian kelas bulanan tapi lulus ujian masuk Imperium School," lagi-lagi Gilvano menunjukkan ketidaksukaannya dengan calon murid kelas 10-1 yang disarankan oleh Albiru.

"Kalau lo nggak suka sama calon murid yang kualifikasinya dari mereka yang gagal ujian masuk Imperium School, masih ada calon murid dari kualifikasi mantan anggota grup belajar," kata Ardyaz, agak kesal mendengar gerutuan Gilvano yang tak ada habisnya.

Gilvano tidak lagi berkomentar. Ia mendadak tuli dan sok serius menatap layar ponselnya.

"Calon murid yang kualifikasinya dari anggota grup belajar ini nggak milih Imperium School sebagai sekolah mereka. Sekolah mereka yang sekarang merupakan sekolah yang mereka pilih dari awal. Gimana caranya kita negosiasi sama mereka kalau dari awal aja mereka nggak berminat sama Imperium School?" Kali ini pertanyaan tersebut berasal dari Namiera.

Hetairoi : The King Of Imperium SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang