05

33 2 0
                                    


.

Ryu sudah melacak dimana beskem Force. Dia menuju kebeskem itu dengan sangat cepat diikuti dengan pengawal pengawalnya.

Disini Ryu sedang marah besar membuat nya tidak bisa mengendalikan diri. Dijalan ada anak anjing yang sedang menyabrang. Namun ditabrak begitu saja dengan Ryu.

*

Pria besar itu mendapat telefon dari bosnya bahwa akan ada orang kebeskem. Dia pun mengendong Asta yang tak sadar diri pergi dari tempat gelap itu.

Dia mengendarai mobil nya dengan sangat cepat. Namun dirinya telat, Ryu sudah berada didepan gerbang dengan mobil mobil lainnya dibelakangnya.

Ryu keluar dan mengeluarkan pistol, mengarahkannya kearah pria besar itu. Ryu melihat asta yang sudah babak belur didalam mobil membuat nya semakin marah.

DOR!
DORR!

Tembakan itu terus menembaki pria itu, namun pria itu terus memutar mobil itu, untuk menghindari peluru dari Ryu.

"Sial!!", Ryu mulai fokus dan mengarah kan pistol dikepala pria itu.

DOR!

Sekali tembak akhirnya terkena kepala Pria itu. Bakat Ryu dalam dunia tembak menembak sangat lah gesit dan profesional.

Ryu pun menyuruh semua pengawalnya untuk mengepung mobil itu. Ryu langsung membuka pintu dan mengendong tubuh Asta.

"Bertahanlah baby", Ryu menuju mobilnya dengan cepat ke rumah sakit.

Sedangkan pengawalnya mengurus Pria itu dan membakar beskem serta mobil dan pria itu juga.

*

Dirumah sakit Ryu tidak bisa tenang karna sudah 1jam dokter tidak keluar dari ruangan igd. Setelah 1jam menungu dokter pun keluar dan mengatakan.

"Istri anda tidak apa apa, hanya saja luka yang didapat sembuhnya agak lama, jadi tolong beri salep dibadannya terus menerus agar cepat menghilang bekasnya. Kalau begitu saya permisi dulu". Dokter itu pun pergi.

Ryu masuk kedalam dan betapa hancurnya dirinya melihat istri tercantik dan harta satu satunya sudah dibuat seperti ini. Ryu mengepal kan kedua tangannya dan berencana membunuh Force. Saudarannya.

Asta menutup matanya membuat Ryu tidak bisa menahan tangisnya. Ryu hanya menangis, tersenyum,manja hanya dengan Asta. Tidak dengan yang lain.

"Sayangg sadarlah hiks aku disini", Ryu mengengam tangan kiri Asta dan menangis terseduh seduh.

Tiba tiba jari Asta bergerak dan membuat Ryu membulatkan matanya.

"Hmm Sayang..", Asta membuka matanya.

Membuat Ryu yang tadinya menangis menjadi senyum bahagia. Ryu langsung memeluk Asta penuh dengan kasih sayang yang begitu dalam.

"Cup cup jangan menangis Kesayanganku", Ujar Asta sembari senyum manisnya.

"Kali ini aku tidak akan membiarkan mu sendiri lagi. Jika tidak bersama ku maka tidak oke?", Ryu pun melepas pelukannya dan menujukan jari kelingking yang berartikan Janji.

"Iya", Asta pun membalas jari kelingking itu dan tersenyum menunjukan gigi gingsulnya.

*

Force sudah dikurung oleh pengawal Ryu. Dia diikat tak berdaya dengan banyaknya luka lebam diwajah dan dibadannya.

"Hei sialan. Lepaskan aku!!", Force menyuruh salah satu pengawal Ryu untuk melepaskannya dengan ucapan yang kasar.

Pengawal Ryu tidak menoleh sama sekali dan mengabaikan Force. Karna jika mereka melangar perintah bosnya nyawa dan keluarga jadi taruhannya.

*

Asta sudah boleh pulang namun harus diberi salep setiap pagi siang sore dan malam. Agar lebam ditubuhnya bisa cepat sembuh.

Setelah selesai Ryu pun keluar dan menyalakan mobilnya. Mengantar istrinya pulang ke Rumah besarnya.

"Sayangg.. aku pengen makan martabak", ucap asta dengan ekspresi imutnya.

Ryu hanya mengiyakannya sembari menuju tempat martabak itu. Setelah membeli martabak Ryu dan Asta langsung menuju rumah dengan tenang dan tanpa bicara sedikit pun.

*

Sesampainya dirumah Ryu memarkirkan mobilnya digarasi, Ryu mengendong Asta yang sudah terlelap tidur dengan martabak ditangannya.

Dia menyuruh pelayan untuk menaruh martabak Asta didalam kulkas. Dan mengendong Asta dan menuju kamarnya yang ada dilantai atas yaitu lantai 10.

Ryu meletakan Asta dengan sangat pelan agar dia tidak terbangun. Ryu pun mandi dan menganti bajunya. Ikut merebahkan dirinya disamping istrinya yang sudah terlelap ditidurnya.

Dia tidak berani memeluk Asta karna takut nanti istrinya kesakitan. Akhirnya mereka berdua pun terlelap tidur.

Pagi harinya Ryu bangun dari tidurnya, melihat istrinya yang masih terlelap tidur adalah hal yang paling bahagia. Ia harap hal ini terus berlanjut selamanya sampai mereka tua.

Seperti biasa Ryu langsung menuju tempat olahraga nya dan berolah raga, hari ini Ryu tidak berangkat kekantor dan hanya akan merawat istrinya sampai dia sembuh.

Yang mengurus semua pekerjaannya Yuta. Yuta harus lembur selama beberapa hari karna istri bosnya sedang sakit. "Duh mumetnya", ujar Yuta dengan banyak nya berkas dimejanya.

Saat Ryu sedang olahraga, baru 40menit. Asta tiba tiba muncul dari pintu dengan keadaan setangah telanjang. Dia hanya mengunakan celana kolor warna hitam.

Ryu yang melihat istrinya pun sontak menuju keAsta karna Asta tidak memakai baju dan rambut yang berantakan.

"Sayang kenapa kau kesini? Kau tidak memakai baju bagaimana jika Para penjaga dan pelayan melihat mu seperti ini? Aku tidak mau badan indah mu dilihat orang lain!", Ryu mengoceh dan membuat Asta mengehntikannya hanya dengan satu jari telunjuk yang ia tekan dibibir Ryu.

"Aku pengen meluk kamu, aku kangen", Asta pun memeluk tubuh kekar Ryu yang dipenuhi dengan keringat.

"Sayang aku belum mandi, dan bau keringan", namun Asta tidak menghiraukann ucapan Ryu dan masih saja memeluk suaminya.

"Ayo makan?", ujar Ryu sembari melepas pelukan dari istrinya itu.

Asta pun teringat sesuatu, iya martabak!.

"Oh iya martabak aku dimana? Nggak dibuang kan?", bibir Asta manyun dan melototi Ryu.

Ryu hanya tersenyum kecil, "Tadi malam aku suruh pelayan untuk memasukan kekulkas sayang".

Asta yang mendengan itu pun tersenyum menujukan gigi gingsulnya. Sebelum turun Ryu mandi dikamar mandi bersama Asta.

Dibak mandi Asta terus memegang perut Ryu yang terlihat besar dan berbentuk kotak kotak.
"Perut mu indah sekali", Asta memegangi perut Ryu dan memainkannya.

"Stop sayang, aku tidak mau melakukan hal hal yang tidak masuk akal nantinya, jadi tolong jangan mengoda ku, aku sudah menahannya sekuat tenaga, jadi aku mohon, kesehatan mu masih belum stabil jadi.. kau tau sendiri kan?", Seperti biasa Ryu mengomel dan menceramahi Asta.

Asta pun manyun dan membalikan badannya seolah olah ia sedang marah besar dengan Ryu.

Ryu tertawa lalu memeluk tubuh Asta dengan lembut, "aku tidak ingin menyakitimu sayang, aku mencintaimu".

CUP!

Ryu mencium pipi Asta yang memerah.

*

Selesai mandi Ryu dan Asta menuju meja makan dan Asta sangat menikmati martabak yang tadi malam. Membuat Ryu tersenyum dan mengagetkan pelayan dan penjaga yang ada disitu.

Ryu hanya memandangi istri nya yang sedang melahap martabak dengan begitu lahap. "Kenapa kau tidak makan sayang?", ucap Asta dengan mulutnya yang penuh dengan makanan.

Ryu hanya tersenyum, Asta pun melanjutkan makannya.

.
.
.
Bersambung

𝗣𝗟𝗔𝗬𝗜𝗡𝗚 𝗕𝗘𝗛𝗜𝗡𝗗 [B×B]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang