[ Bab 17 ] Rumah baru

132 9 3
                                    

Beberapa saat kemudian akhirnya Delusion berhenti menangis, tapi dia masih tetap memeluk Zhongli dengan erat.

"Terimakasih, Zhongli, senang rasanya bisa mencurahkan isi hati ku."

"Sama-sama, jika kau sedang butuh pendengar untuk mendengarkan isi hatimu, silahkan panggil saja aku."

"Awww, kau memang yang terbaik, Zhongli!"

Delusion memeluk Zhongli layaknya anak kecil dan Zhongli hanya terkikik melihat sikap kekanak-kanakannya Delusion. Childe pun akhirnya menyelesaikan pekerjaannya dan segera pulang ke rumah untuk menemui sang pujaan hatinya.

"Xiansheng, aku pulang~"

Ekspresi bahagia Childe pun digantikan dengan ekspresi bingung karena tidak ada Zhongli di dapur atau di living room. Dia pun langsung mencari Zhongli ke seluruh rumah tapi tetap tidak menemukan jejak sang pujaan hati. Akhirnya tempat terakhirnya adalah kamar Delusion, dia benar-benar khawatir dengan apa yang akan dilihatnya di dalam.

Childe membuka pintu kamar Delusion dan matanya melebar melihat dua pria yang sedang berpelukan, tidak lain adalah Zhongli dan Delusion. Melihat mereka berdua berpelukan sudah membuat darah Childe mendidih dan kemudian Childe pun berteriak.

"DELUSION!!!"

Delusion pun langsung melepaskan Zhongli setelah mendengar ada yang memanggil namanya. Saat dia melihat Childe, matanya melebar dan ekspresi nya menjadi syok melihat Childe yang sudah pulang dan melihat dirinya yang sedang memeluk Zhongli.

"Beraninya... Beraninya kau menyentuh Xiansheng! Beraninya kau!"

Childe menarik tangan Delusion sampai membuatnya turun dari tempat tidur lalu dia mencengkram tangan Delusion dengan kuat. Kemudian Childe meninju wajah Delusion dengan sangat keras sampai membuat Delusion terduduk di lantai. Kemudian Childe juga menendang tubuh Delusion sampai tubuh Delusion membentur tembok. Darah keluar dari mulut Delusion dan luka pukulan serta benturan mulai terlihat di tubuh Delusion. Zhongli yang melihat jelas kejadian itu pun langsung terkejut dan dia mencoba menghentikan Childe.

"Hentikan, Childe! Jangan sakiti Delusion lagi!"

Teriak Zhongli berusaha membela Delusion. Dia membela Delusion karena dia tau bagaimana perasaan Delusion saat ini. Tapi sepertinya itu tidak berhasil, wajah kemarahan Childe masih terlihat jelas dan Childe pun berteriak pada Delusion yang terbaring lemas di lantai mencoba untuk duduk.

"Kau boleh mengambil kasih sayangku, kau boleh mengambil harta ku, tapi kau tidak boleh sekalipun menyentuh atau mengambil orang yang ku cintai! Pergilah dari rumahku, SEKARANG!!"

"T-tapi—" Omongan Delusion terpotong oleh Childe yang berteriak lagi.

"Tapi apa, HAH?! Memangnya apa hak mu berada dirumah ini? Ini adalah rumahku dan kalau bukan karena ayah dan ibu, aku tidak akan pernah mengizinkan mu menginjakkan kaki dirumah ini. Aku merasa jijik melihat orang sepertimu berada dirumah ini. Aku bahkan tidak menganggap mu sebagai saudara atau bahkan keluarga ku sendiri. Jadi sekarang ENYAHLAH DARI HADAPAN KU!!"

Delusion yang berhasil duduk pun merasa hatinya tertusuk oleh ribuan pisau setelah Childe mengatakan itu, apalagi kata-kata Childe benar-benar terdengar kasar dan serius yang membuat hatinya hancur karena itu. Zhongli benar-benar terkejut mendengar ucapan yang terdengar sangat menyakitkan bagi Delusion. Zhongli ingin membela Delusion lagi tapi tiba-tiba Delusion berbicara.

"Baiklah, aku akan pergi. Maaf, karena hanya menjadi beban mu selama ini."

Delusion pun berjalan keluar kamarnya sambil memegangi tangan kirinya yang sakit akibat terbentur tembok saat Childe menendang tubuhnya. Dia bahkan tidak membawa apapun karena dia berpikir kalau baju serta barang-barangnya adalah milik Childe juga karena dibeli dengan uang milik Childe.

Satu dibagi dua [Tartali/Tartachi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang