17| rumah sakit

408 44 4
                                    

Rumah sakit.

Siapa yang benci rumah sakit? Aku sendiri punya kenangan buruk dengan tempat berbau obat dan dipenuhi kegelisahan dan kesedihan dari keluarga pasien. 

Apalagi Owen, istrinya melahirkan lalu mati di rumah sakit. Mengerikan.

Tapi kita sedang tidak bersama Owen, dengan lawan bisnis Jay, Yuna Yoon.

"Ini sudah dua hari, kuharap kau bangun kawan." Yuna berdoa, melihat temannya yang kepalanya harus dibalut oleh perban dan koma selama dua hari di rumah sakit membuat hatinya membiru. Kesannya sedih saja melihat Jay tergeletak dan tidak bisa memarahinya lagi. "Ethan, kamu kangen nggak sama Jeje?" Yuna mengusap surai anak kecil disampingnya yang ikut menjenguk.

Anak laki laki itu hanya mengangguk dengan wajah cemberut, melihat Kak Jeje yang sakit di rumah sakit membuat Ethan sedih.

'maaf harusnya waktu itu gw nggak lama lama Jay, mungkin gw bisa nyelamatin lu lebih awal.'

Yuna menyesal sebesar besarnya. Dua hari yang lalu Jay memintanya membelikan es krim untuk Ethan dan beberapa barang lain. Tapi karena dijalan ia bertemu dengan penjual jajanan, Yuna mampir dan pulang terlambat. Saat tiba di rumah, yang dilihat perempuan itu adalah tubuh Jay yang tergeletak ditanah. Dan saat memeriksanya, ada darah dikepala pria itu.

Sontak setelah melihat cairan merah pekat itu Yuna langsung menelepon siapapun menggunakan ponsel Jay, yang dia tahu hanya, kakak laki laki Jay.

Pria berkulit coklat itu terkejut melihat segalanya, tapi tidak ada waktu untuk bersedih, mereka harus mencari pertolongan.

Setelah mengantar Yuna kembali ke rumah, Kang Dom pulang dengan wajah murung dan tampak lesu. Sedih sekali lagi untuk Yuna. Dia tahu rasanya kehilangan saudara.

Dan disinilah Jay berakhir. Koma di rumah sakit.

Kalau Yuna bisa, dia pasti bertanya kepada Ethan tentang kejadian. Tapi Ethan bungkam, yang ada anak itu malah menangis karena tidak kuat saat mengingat hal yang terjadi padanya.

Kau malang, aku malang, dia pun malang. Kita bertiga mendapat takdir yang sama, bukan?

"Wah! Yuna udah di sini toh! Aku bawa makanan sama bunga buat Jay nih, ayo makan bareng!" Entah bagaimana keluarga korban bisa terlihat sebahagia itu, dan dimana Dom membeli bucket sebesar itu.

"Abang ngerakit sendiri, jangan kaget." Pertanyaannya langsung dijawab oleh bocah yang dipaksa membawa bucket sebesar itu sendirian. Kay Jo.

Dua saudara itu masuk kedalam ruangan, Kay menaruh barang penuh mawar itu kelantai sementara kakak laki laki tertuanya mengambil satu tangkai dan menaruhnya di dalam baju Jay.

"Apa kau gila! Keluarkan itu!"

"Biarin, orang Jay suka mawar, siapa  tahu kan kalo bangun"

"Iya gw udah bangun."

Seluruh ruangan langsung menatap pada sumber suara, bagaimana bisa pria itu berbicara dengan santainya setelah koma dua hari. "Dom ambilin minum"

Kakak laki lakinya langsung memberikan segelas air disamping tempat tidur kepada adik pertamanya. "Aduh.. capek banget tidur lama, ini lagi apaan sih anjing pake mawar mawar!" Jay membuang tangkai mawar itu ke wajah kakaknya. Lagi pula orang dewasa sehat mana yang memasukan tangkai mawar ke dalam baju mereka.

"Hiks.. kak Jeje.. " suara rengekan anak itu membuat satu ruangan ikut melunak. Yuna, satu satunya perempuan disana ikut mengalirkan air mata. Ini tangis bahagia, Kay ikut menangis. Apalagi Dom, pria jantan itu langsung menangis tersedu sedu.

"Ethan.. sini, sama kakak"Ethan langsung naik ke ranjang pasien dan memeluk Jay erat erat. Stres anak itu langsung hilang ketika memeluk orang yang dinanti nantinya selama dua hari berturut turut.

Jay membalas pelukan itu, menepuk punggung bocah kesayangannya. Kay rasanya bernostalgia melihat pemandangan itu, dia juga ingin dipeluk..

"Kay nggak mau ikut?"

"Hah? Mau!"

Dua saudara itu berpelukan, membalas rasa rindu yang telah terbendung terlalu lama.

Ah.. hangat sekali hubungan mereka.. aku jadi iri.




15.18 Masih di rumah sakit.

Ethan yang ketiduran setelah memeluk Jay membuat Yuna kesusahan mengajak anak itu pulang. Jadi Jay bilang untuk meninggalkan anak itu dulu baru dijemput saat mau makan malam.

"Apa anda saudari pasien kamar 17?" Seorang suster memanggilnya. Yuna berbalik dan menjawab perempuan yang lebih pendek itu. "Oh.. cuma teman. Eh nona, apa kau tau temanmu itu punya amnesia? Kayaknya habis ini dia ingat semuanya deh!"

"Am.. ne.. sia?"

"Iya! Dokter tadi bilang begitu."

Entah apa yang dibicarakan suster itu tentang amnesia, Jay, dan sembuh. Mana mungkin pria seperti itu memiliki amnesia, atau Yuna yang salah?

"Yuna, apa yang suster itu bilang?" Entah kapan Dom muncul disampingnya. Tapi Yuna yakin Dom melihatnya berbicara dengan suster yang tadi. "Katanya Jay punya amnesia."

Mata dom membulat, adiknya punya amnesia? Sejak kapan?

"Aku tidak tahu! Kau tanyalah sendiri dengan dokternya Jay. Tapi.. aku agak percaya dengan suster itu.. "

Dua orang dewasa terjebak pada kepercayaan mereka dengan diri mereka sendiri. Dom yang tidak tahu menahu tentang penyakit adiknya, dan Yuna yang tidak percaya Jay mengalami amnesia.



Rumah. Jam 02.14

"Dad, dari mana saja?" Ethan melihat ayahnya yang duduk di sofa langsung menyapa pria itu. Owen duduk di sana dengan keadaan lemas, duduknya pun bungkuk tidak tegak seperti biasanya.

Ethan bangun malam untuk ke kamar mandi dan keluar kamar saat melihat ayahnya sedang melakukan sesuatu yang aneh. Owen bilang kalau mau pulang malam, tapi Ethan tidak terpikirkan dia akan pulang besok harinya.

"Dad?" Ethan mencoba mendekat ke ayahnya, memastikan pria itu masih hidup atau tidak.

"Ethan! Belum tidur ya kamu?!" Ethan berhenti ketika mendengar suara Yuna. Perempuan itu memergoki bocah yang mau membangunkan ayahnya sendiri.

Yuna menghampiri bocah itu dan mengangkatnya untuk kembali ke kamar, tapi langkahnya berhenti ketika mendengar suara serak kesakitan Owen memanggilnya. "Pak? Bapak sehat?"

"Yun.. tolong saya.."

"Pak? Pa.. HAH?! Ethan tutup mata! Jangan lihat!" Yuna sontak menutup mata bocah digendonganya. Bagaimana bisa hal ini terjadi? Bagaimana bisa Owen ditikam? Pantas saja tadi Ethan melihat pria itu duduk membungkuk, sepertinya Owen menahan rasa sakit.

"Pak.. saya telepon ambulan! Tahan dulu pak! Jangan dilepas pisaunya!" Yuna tergesa tesa memencet angka angka di handphonenya. Napasnya tidak karuan melihat darah yang bercucuran dimana mana, pasti Jay akan menyuruhnya membersihkan iniii!! Tapi jangan pedulikan itu dulu, otaknya tidak bisa menerima kejutan double dalam satu hari. Rasanya mau meledak!






















To be continue

AKUU BIKIN ONESHOT NSFW BARU!!!!! baca please🙏🙏 judulnya My Teacher, shipnya Gimseo dari lookism barangkali ada yang cukaa.. sekadar promoci..

Jeje Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang