9| Daddy dan Ethan

505 47 1
                                    

Owen, dia sedang berada diruang tamu bersama Jay dan Ethan. Lu kalo nanya Yuna kemana, Yuna izin mau ngedate sama pacar gobloknya karena hari ini dia bakalan dibeliin tas Hermes.

Jadi hanya ada dua orang dewasa di rumah dan si kecil Ethan. Mereka bertiga sedang sibuk dengan pekerjaan masing masing. Owen dengan laptopnya, Jay dengan anak kecil di pangkuannya, Ethan? Bengong doang tu bocah ngeliatin Jay ngomong sendiri.

Situasi yang terasa (kurang) harmonis.

"Nggak mau coba gendong Ethan? Aku belum pernah lihat Owen gendong si kecil loh" Jay menawarkan untuk mengendong Ethan pada Owen yang tampak stres dengan pekerjaannya.

Owen terlihat bingung saat di beri tawaran itu, ada kesan ragu saat Owen menatap ke arah iris biru yang sama dengannya.

"E... Iya.. mau coba.. " Owen masih menatap bahkan dia sendiri bingung harus bagaimana jika mengendong anak anak.

"Ini, tangannya Owen pegang badanya Ethan, pelan pelan ya.. " Jay mengarahkan Ethan pada Owen, memposisikan Ethan yang entah kapan semakin membesar. Melihat Owen dapat mengendong anak laki lakinya Jay tersenyum, apa yang akan dipikirkan Nona jika melihat ini? Pasti dia akan sangat bahagia.

"Ayah, Dad.. onty suruh panggil dad" senyuman Jay semakin lebar saat mendengar suara Ethan, Ini.. dia baru mendengar hangatnya suara Ethan. Yang biasanya dia dengar hanyalah tangisan anak kecil itu ketika terbangun ditengah malam.

Owen ikut tersenyum, setelah 4 setengah tahun dia tak lagi melihat putranya, bahkan mendengar suara anak itu saja tidak pernah.

"Ethan, my boy.. " Owen mengusap Surai hitam turunan ibunya Ethan, Hanya itu yang bisa mengingatkannya jika Ethan itu anaknya.

Jay baper sendiri melihat interaksi anak dan ayah itu, tak mengalihkan pandangan sama sekali dari suasana hangat yang menjadi sumber keharmonisan keluarga kecil Owen dan istrinya.














Ini sudah pukul 12.00 siang.

harusnya Ethan sudah tidur dari tadi, tapi apa ini? Apakah Owen mengajak anak itu bermain hingga lupa waktu? Sampai Jay menemukan mereka, awas saja yah!

Ohh.. gitu, ternyata mereka berdua sedang bermain kejar kejaran.

"Ethan, udah ya mainnya sama ayah, ayo mandi dulu!" Jay mencoba berteriak dari teras, setidaknya cukup memanggil saja kan? Tidak perlu sampai menggendong anak kecil itu.

Owen yang mendengar, sementara Ethan malah lanjut berlari. Owen langsung mengejar anak itu, menggendongnya ke arah Jay.

Tapi saat di sana, Ethan malah murung. " Aku masih mau main!" Ethan merengek ke Jay dan ayahnya.

Jay mulai sebal dengan tingkah Ethan yang tak mau nurut semenjak bergaul dengan Owen.

"Aku mau mandi, tapi sama ayah!"

"AHH! Iya mandi sama ayah! Ntar gw ikut mandi mampus Lo!"

Akhirnya Ethan menurut pada Jay. Tapi ya gitu deh, tu bocah maunya mandi Ama bapaknya, padahal backgroundnya Ethan yang tuan muda keluarga knight yang beckingan Yakuza sama Mafia, yang orang orang dari garis keturunannya pada rawr keren semua.
Udah jelas banget, Ethan dari dulu mah lebih sering dimanja maid maid cantik waktu mandi. Kali pertama dia mandi sendiri juga waktu sama Owen, Jay takut anak itu menyusahkan ayahnya di kamar mandi. Mana bapaknya kagak becus, apes deh.






Bathtub sudah terisi air hangat. kali ini Ethan tidak mandi di kamarnya sendiri, tapi di kamar ayahnya, jadi leluasa deh mandi sama ayah sama bebek di bathtub luas.

Ethan suka berendam, nurun dari ibundanya.

Tapi kalo Owen kurang suka. Penyebabnya gara gara tititnya suka gerak gerak sendiri, nggak nyaman njir punya titit badag kayak gitu.

"Udah ya? kakak tinggal Ethan mandi sama ayah" setelah menemani Ethan untuk beberapa menit di kamar mandi, Jay memutuskan untuk keluar. Tapi sepertinya anak itu menolak keputusan Jay, buktinya saja Ethan menarik ujung kaos yang
dikenakan Jay.

"Kenapa? Kan Ethan yang milih mandi sama ayah.. " ucap Jay dengan nada mengayomi. Ethan cemberut, dia bilang pada Jay bahwa hanya bisa nyaman mandi jika dimandikan olehnya. Ethan hanya ingin terus bersama ayahnya.

Jay memahami anak itu, sebelum memecahkan masalah yang tiba tiba ini. eh tiba tiba Owen malah sudah selesai membilas badan, pria itu nampak sudah siap bermain air dengan putranya.

"Hehe, ayo mandi!" Owen dengan senyuman manis nan tampannya.

"Yey.. mandi sama ayah!" Ethan langsung kegirangan saat ayahnya datang.

Ehehehe, Ethan dan Owen sangat bahagia hingga melupakan satu orang yang ada di sana.

Jay benar benar hendak pergi dari sini. Kalo kau pikir Jay males kena air, eh sayang bukan itu saja.. Jay juga takut dengan cetakan sosis besar dari balik handuk Owen.

"Mama.., plis help me, can someone help me?" Jay bukannya lebay apa gimana ygy, tapi kek maloo aja nggak sih lihat kelamin majikan Lo? Kalo gw disitu langsung gw sepong.

"Kak Jeje ikut mandi nggak ayah?" Ucap Ethan pada ayahnya. Owen, Owen bingung njir, bagaimana bisa dia sama sekali tidak sadar kehadiran jay di sana.

Oh, Jay duduk di pojok ruangan membelakangi ayah anak itu.

"Mm.. je?" Owen mendekati Jay.

"JANGAN MENDEKAT" Jay berteriak kepada Owen. Tangannya menunjuk nunjuk tanpa sama sekali memalingkan mukanya ke Owen.

"KALO ANDA MENDEKAT! SAYA BERUBAH JADI KUNTI!" Owen benar benar bingung mendengarnya, wajar lah ya bule mana tau ada makhluk halus namanya begitu.

Setelah berteriak seolah tak punya urat malu. Jay langsung berlari pergi dari sana.





















































Sore harinya.

Jay sedang duduk di kursi teras bersantai, semua pekerjaan utamanya selesai, sekarang waktunya menikmati semilir angin sepoi sepoi sebelum wanita dengan perawakan rempong datang menyambutnya.

"Jejembut, gw pulang! Eh-" Yuna, perempuan itu akhirnya tiba disana. Dengan penuh tas belanjaan dan tas baru.

"Lo? Nggak ngurusin tu bocah?" Ucap Yuna saat menemukan Jay tengah bersantai dengan es teh dan siomay di meja sampinya.
Jay menggeleng, jelas dia tidak perlu mengurus dan menjadi babysitter anak itu lagi. Orang udah diurusin bapaknya 😁

Yuna hanya menatap sirik dan pergi masuk kedalam rumah.

"HAH!" di luar saja sudah kebingungan apa lagi di dalam. Dengan mata kepalanya sendiri dia menemukan seseorang yang di kenalnya dingin, berwibawa, tak banyak bicara banyak bekerja tengah bermain dengan anaknya, tertawa terbahak bahak.

Yuna lewat ruang tamu agar bisa ke kamarnya. Tentu saja melewati kedua insan yang sedang bermain bersama, Yuna melirik benar benar sinis.

"Kenapa Yun? Mau ikut main?" Ucap Owen yang menyadari tatapan Yuna walaupun ia sama sekali tak menengok.

"E- endak pak" Yuna gugup dengan pertanyaan yang ditunjukan kepadanya.

Interaksi aja jarang, kok tiba tiba ngajak gw main, hiii najis.





Setelah selesai meletakkan semua barangnya di dalam kamar.
Yuna langsung pergi ke depan untuk menemui Jay.

"Jay, pak Owen kesambet apa? Tumben Deket Ama anaknya?" Ucap Yuna lirih di samping telinga Jay.
Saat mendengarnya, Jay hanya geleng geleng kepala. Sontak bibir merah mudanya langsung mengeluarkan kata kata nasihat.

"Yaudah lah Yun. Enak kalo pak Owen yang gantiin kita kerja, gw nyapu ini itu kelar nggak perlu ngurusin mainnya Ethan. Lagian-" Jay berhenti." Mereka udah nggak ketemu hampir 5 tahun, pas umur Ethan dong?" Jay bergumam sendiri. Mengingat semua cerita yang di dengarnya dari nona Eugene.





To be continue










Jeje Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang