"GET OUT MY ROOM PAPA!!!"
Sudah seminggu lamanya Logan marah dengan William. Alasannya karena William yang mengajak keluarganya pindah ke Indonesia secara mendadak.
Theo tidak masalah, dia nyaman dimana saja. Vey sebagai istrinya juga tidak masalah. Dia tau walaupun menikah di Canada tapi William rumah aslinya di Indonesia. Ayahnya orang Indonesia, sedangkan ibunya orang Canada. Sebut gampang nya, William blasteran. wajahnya saja dominan gen dari ibu. jadi, wajah William beneran kaya bule asli
Walaupun Theo dan Vey tidak masalah, kunci masalahnya di Logan yang menolak keras namun tetap di paksa ikut. Sampai akhirnya di Indonesia, Logan sama sekali tidak keluar kamar. Mengunci diri dan tidak membiarkan seorang pun masuk, sampai William yang memaksa masuk dengan kunci cadangan
"stop kaya anak kecil Ken, apa salahnya tinggal disini. Sekolah disini juga ga buruk, rumah disini ga kalah besar sama rumah kita disana"
Kenzo memilih abai dan menggulung tubuhnya dengan selimut, tidak peduli ucapan William yang mencoba membujuknya
"Kenzo! mau kamu apa?"
"Canada"
"No!"
"Kalau gitu papa ga usah bicara sama Logan"
Tanpa beranjak, Logan berbicara di dalam selimut membuat William menghembuskan nafas kesal.
"kamu ga suka papa pulang ke kampung halaman? kakek kamu orang sini, kalau kamu ga mau disini berarti kamu ga suka sama kakek kamu Ken?"
Reflek Logan membuka selimut dan menatap nyalang papanya. Ayolah, Logan terlanjur nyaman di negara tempat kelahirannya, walaupun sejak kecil dirinya sering bolak-balik ke Indonesia, tetap saja dia merasa lebih nyaman di Canada. Selain itu, alasan dia tidak suka berada di Indonesia adalah karena mimpinya.
Ketika di Indonesia, mimpi yang dia alami semakin menjadi. Setiap harinya Logan mengalami mimpi aneh terus menerus, dan itu dia sembunyikan dari orang tuanya. Tidak ada yang tau kecuali Theo
Theo tau juga karena waktu tengah malam dia masuk ke kamar Logan. Niatnya hanya ingin numpang mandi karena shower di kamar mandinya rusak dan berniat menumpang di kamar mandi Logan, tapi yang Theo temui malah Logan yang terisak dalam tidurnya.
Terpaksa Logan harus bercerita dengan berbagai ancaman sebagai paksaan
"Maksud papa apa sih?! Logan ga mau disini berarti emang Logan ga mau! Bukan karena ga suka kakek. Papa ngaco"
"Kalau gitu bangun, kita keluar kamar. Minggu besok kamu mulai sekolah"
"papa!!"
Memilih acuh, William keluar dari kamar Logan. Meninggalkan Logan yang mengacak-acak rambutnya frustasi.
"akh fuck!! mimpi sialan!" sentak Logan meninju angin saking kesalnya
******
"santai bro, lo kayanya dendam sama gue ya?"
Persetan omongan orang di depannya, Gaviano yang terlanjur emosi memukul orang yang baru saja berbicara dengan brutal. Tidak peduli lawannya yang sudah tumbang hampir pingsan
Sebelum lawannya hampir pingsan, kedua teman Gaviano buru-buru menarik pemuda itu menjauh. Mencegah untuk tidak melanjutkan aksinya
"woy woy Zi, udah anjir sekarat Cok!"
"dek dek dek astaga demi sempak Bintang, udah cukup Zi"
Jevano dan Bintang. Dua sahabat kecil Gaviano itu menarik Gaviano menjauh. Lihatlah wajah Gaviano yang sudah penuh luka, sudut bibirnya, pelipis, pipi, semuanya penuh luka. Entah bagaimana reaksi Chiko melihat anaknya nanti
"Sekali lagi lo sentuh anggota Eagle yang ga ada sangkut pautnya sama masalah kita. Mati lo sama gua Reksa!!!"
Bukannya takut, orang yang bernama Reksa itu terkekeh dalam keadaan terlentang dengan tubuh lemas. Karena ulah Gaviano tentu saja
"uhuk.. apa masalahnya? lo ketua Eagle kan, berarti anggota lo juga ikut serta sama masalah lo"
"REKSA SIALAN!!"
Sebelum Gaviano kembali ingin memukuli Reksa yang berstatus musuhnya itu, Jevano dan Bintang tentu kembali menahannya.
Jevano sama Bintang sampai heran, Gaviano ini tubuhnya ga gede-gede amat. Sama Bintang aja masih gedean Bintang, tapi herannya kenapa tenaga Gaviano gede. Jevano yang tubuhnya paling gede aja kalau nahan Gaviano sendirian ga akan kuat dia
Gaviano kalau marah brutal, lebih ke tantrum sebenarnya
"Zi udah biarin, mau mati dia Cok udahlah lanjut besok aja mukulinnya biarin dia makan dulu" Bintang nepuk-nepuk lengan Kenzi berusaha menenangkan laki-laki ini
"ga ada akhlak lo nenanginnya Bin, Ah udah Zi ayo pergi aja biarin dia. Kita makan seblak aja yuk mau? seblak ceker nih, full pedes deh boleh, tambah matcha juga gapapa gua jajanin Zi. udahan ayoklah" ujar Jevano
Denger ucapan Jevano ini, Gaviano Reflek nepis kedua tangan sahabatnya dengan kasar "Gue ga suka ceker!!"
"yaudah udang ya"
"fine udang"
Gaviano merapikan pakaian nya, dia memandang bengis laki-laki yang baru saja dia pukuli. sebagai penutup Gaviano menendang kaki Reksa dan pergi di ikuti Jevano dan Bintang. Membiarkan Reksa yang tergeletak seorang diri, Reksa ga pingsan dia cuma lemes aja. Tenaga Gaviano emang ga perlu di ragukan, pantes aja dia di angkat jadi ketua walau tubuhnya boncel kek kurcaci
ya ga kurcaci juga sebenarnya...
***
"Emang tai dia, harusnya lo berdua ga usah nahan gua buat mukulin dia. biarin dia sampe masuk rumah sakit! minimal patah tulang!!"
"aelah bos, gue gapapa"
Mereka jadi nyeblak kok, tapi di bungkus terus di makan di rumah sakit. Kenapa rumah sakit? karena Tara, temen seper-geng nya ini patah tulang jadi ya harus di rawat di rumah sakit
Itu juga alasan Gaviano mukulin Reksa, karena Reksa sebagai ketua geng Demon sama antek-antek nya ngeroyok Tara sampai tangannya patah, mana muka Tara jadi babak belur jelek bener
"Ya elo bilang gapapa, gue yang ga terima. Sialan dia pikir kita Eagle apaan. Selama ini kalau masalah pribadi gue ga pernah ya bawa-bawa geng gue, tapi dia se enak jidat mukulin Tara yang ga tau apa-apa. Kurang baik hati apa gue ga bikin dia tulangnya patah juga, cuma babak belur doang mah apaan - mphh
Udah dari tadi Jevano ancang-ancang masukin sosis ke mulut Gaviano, ini anak satu kalau udah ngoceh ga selesai-selesai. nyerocoss mulu "Dah ga usah banyak ngomel lo, diem. Orang Tara juga cuma patah tulang tangan bukan patah kepala"
"sialan lo dikira ga sakit" Sewot Tara ga terima. Ya walaupun cuma tangan tetep aja rasanya sakit, apalagi kata dokter sehabis di pasang pen tangannya bakalan ga bisa ngangkat beban yang berat-berat
Tara ngerasa ngenes ngejalanin setaun dengan tangan kirinya yang patah. Iya setaun, karena habis setahun baru pen di tangannya bisa di ambil dan kemungkinan tangan nya bisa balik normal lagi
"Selain Reksa yang jahat, lo semua juga jahat sama gue" Lanjut Tara membuat ketiganya reflek menoleh namun masih tetap memakan seblaknya
"Lah kita ngapain? malah baik hati kita jengukin lo" Saut Bintang
Tara meremas dadanya merasa tersakiti, dia natap ketiga temannya seolah bener-bener tersakiti "hiks Kalian ga jajanin gua seblak"
KAMU SEDANG MEMBACA
who's he?
RandomLogan terkadang mengalami mimpi yang aneh sejak dirinya berusia 17 tahun. Mimpi yang terus menunjukkan dua anak laki-laki. Itu terjadi tidak setiap hari, namun semuanya berubah kala ayahnya mengajak keluarganya pindah ke Indonesia. Mimpi itu semaki...