2

1.4K 143 7
                                    

Malam hari ini pengennya sih bobo manis soalnya besok hari Sabtu, tapi gagal total karena waktu Gaviano pulang, wajah ayahnya udah keliatan suram. Kayanya kalau di anime asap-asap hitam bakalan mengelilingi Chiko

Mana mungkin Chiko ga marah ngeliat anaknya yang babak belur mana pulangnya malam. Ya soal kepulangan, Gaviano udah izin duluan mau jenguk Tara. Tapi Chiko ga nyangka waktu pulang wajah anaknya udah ada biru-biru. Mana tembelan

Chiko udah tau sebenernya kalau Gaviano luka, tapi ya ga tau lukanya sebanyak ini. Chiko tau dari David, ayah Bintang yang kebetulan adalah dokter yang juga merawat Tara. David sama syok nya liat Gaviano mukanya ga karuan, dia dengan baik hati mengobati luka Gaviano, tapi habis itu ngadulah ke bapaknya

"kalau kamu sampe luka kaya gini ayah malah ga ngizinin kamu buat nerusin geng itu Zi" celetuk Chiko membuat Kenzi melotot kan matanya dan menggeleng

Anak tunggal Chiko itu mendekati ayahnya dan memegang tangan ayahnya sembari menatapnya memohon "ayah jangan.. Zi janji ga bakal sampe babak belur gini tapi jangan suruh berhenti ayah. Jangan di bubarin! masa ayah tega bubarin geng ayah sendiri... ya ayah?? ayahh"

Memijat pangkal hidungnya pusing, Chiko menghela nafas. Iya emang ga salah, geng Eagle dulu memang geng nya dan itu terus menurun sampai anaknya, agak terkejut karena sekarang Eagle berada di tangan Gaviano. Padahal dulu, Chiko hanya anggota inti saja

"tapi ayah ga pernah sampe luka kaya gini Gaviano, liat baju kamu udah sampai kotor gini. Mana ada yang sobek lagi, astaga Gav. Kamu pikir bagus apa berantem di luar sana pakai seragam? siapa yang kamu ajak duel sampe kaya gini."

"Zi kan laki-laki ayah, normal kalau berantem apalagi Zi punya geng-

"iya tapi ga sampai kaya gini Gaviano!! Kata om David kamu juga harus di jahit kan pelipis nya?! Jangan berlebihan Gav!! Kamu itu anak satu-satunya ayah"

"ayahh"

Gaviano menatap wajah Chiko berkaca-kaca, iya walaupun Chiko ini absurd tapi kalau Chiko udah marah gini, Gaviano takut juga. Apalagi Chiko sampai manggil Gaviano, bukan lagi Kenzi atau Zi, itu berarti Chiko beneran marah

"ayah, Zi minta maaf" cicit Gaviano melihat ayahnya yang terdiam dengan wajahnya yang me merah. Kayanya memang Chiko se marah itu

"ayah..."

"pergi ke kamar, bersihin tubuh kamu" setelahnya Chiko meninggalkan Gaviano yang duduk di sofa sembari terisak pelan

Senakal-nakalnya Gaviano, kalau ayahnya yang marah, lemah dia. Takut Gaviano sama ayahnya tuh.

"nda.." Gaviano beralih ke Ibunya yang sedari tadi diam memperhatikan. Sera mendekat ke arah Gaviano dan memeluknya, menepuk-nepuk pelan punggung anaknya

"sstt.. udah ya, turutin perintah nya ayah. Daripada ayah nanti tambah marah" ujar Sera, perempuan itu menangkup pipi Gaviano. mengusap-usap rambut nya dan kemudian pipinya yang terdapat luka lebam. Sera meniup pelan pelipis anaknya yang tertutup perban, sepertinya luka ini yang di jahit

"kamu mandi dulu ya, Bunda udah siapin air hangat. wajahnya di lap aja, jangan di basuh. biarin lukanya kering dulu"

Gaviano hanya mengangguk mendengar ucapan Bundanya, dia beranjak pergi ke kamarnya dan membersihkan diri.

Dan meneruskan acara menangis nya di kamar mandi...

Sejujurnya Gaviano itu cengeng, apalagi kalau menyangkut ayahnya

*****

"Excuse me.."

"Yes, please come in"

who's he? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang