Perkara mall sih Logan emang kesel, gimana ga kesel kalau ditinggal di mall sampe malem. Mana Logan harus pesan taxi, belum lagi belanjaan Gaviano yang lebih dari 5 paper bag
Tapi sekarang Logan dibuat tambah kesel, karena apa? karena loker nya penuh sampah, ga cuma loker, laci meja nya juga penuh sampah. Udah ketebak itu ulah Gaviano. Karena cuma dia yang bully Logan di sekolah ini, berani banget Gaviano masuk ruang kelasnya naruh sampah di lacinya. Lagian gimana caranya Gaviano bisa tau dimana dia duduk
Karena kesabaran Logan yang full kalau berhadapan sama Gaviano, dia suka rela buang sampahnya. Lagi-lagi Logan berandai, kalau yang ngelakuin ini semua adalah Theo, Logan pastiin semua sampahnya bakal kelempar ke wajah Theo.
"Tumben ada orang yang bully anak murid kelas ini"
Logan yang habis buang sampah langsung noleh ke arah sumber suara, laki-laki yang pake almamater OSIS. Keliatan banget anak teladan ini
Karena ga kenal Logan cuma natap sambil menaikkan satu alisnya, seolah bertanya. OSIS yang bicara sama dia juga peka, langsung perkenalan diri
"Gue Angkasa panggil aja sesukanya, kita sekelas tapi gue yakin lo jarang liat gue"
(perubahan nama disini ya, yang dulunya kakak Bintang itu namanya Keenan sekarang diganti jadi Angkasa)
Karena masih ngerasa asing, Logan cuma ngangguk aja ngeiyain orang yang ngajak dia bicara. Diem aja Logannya, Angkasa sampe bengong karena kenalannya ga di jawab
"nama lo?"
"aku?"
"iya lah kocak, siapa lagi yang gue aja ngomong"
Kok kesel rasanya bicara sama anak baru ini, boleh ga sih Angkasa pukul aja.
Jangan deh
"Arkenzo Logan, panggil aja Logan"
"oke Logan"
Canggung sih, Angkasa tipe orang yang pendiam. Kalau Angkasa pendiam, gimana sama Logan? Lebih pendiam lagi, apalagi sebenarnya Logan itu tipe senggol bacok. Terbukti kalau dia lagi sama Theo, cuma dia jadi orang pasrah kalau sama Gaviano aja ga tau kenapa, Logan juga heran
Karena merasa aneh Angkasa akhirnya mengajak Logan masuk ke dalam kelas.
Gimana ga aneh, dia sama Logan diam-diaman di depan kelas. Diem aja kaya orang sawan
"Kalau lo dapet bullying kaya gini lagi, bilang sama gue"
Logan menggelengkan kepalanya menolak dan mulai mengeluarkan beberapa buku dari tas nya.
Angkasa ini, tiba-tiba dia duduk di sebelahnya. Padahal dari awal angkasa duduknya di depan, tiba-tiba banget pindah di samping Logan yang duduknya di pojok dekat jendela.
"Kenapa? Sekolah kita itu anti bullying, kalau ada yang mengalami bully lagi harus di laporin biar ga keterusan"
"Se anti itu?"
"Iyalah, ga ada bully di sekolah ini kecuali beberapa anak sih, adek kelas. Gaviano biangnya, tapi dia udah tobat kayanya setelah orang tua nya di panggil"
"Gaviano yang kecil itu kan? Yang sering bareng dua temennya"
"Iya itu... bentar, lo kenal? jangan-jangan yang bully elo itu Gaviano?"
Logan ga jawab sih, dia diem aja. Toh emang bener Gaviano yang bully dia, tapi Logan ga mau ngeliat Gaviano di hukum. Ga tau deh ga tega aja.
"Ck, tuh anak masih aja. Nanti bakal gue-
"Jangan"
"Kenapa? dia udah bandel. Di pikir udah tobat ternyata masih aja. Pokoknya nanti-
"Aku bilang jangan ya jangan Angkasa! Tuli kah?!"
Oke, Angkasa diem. Dia kira Logan ini pendiam sampai ga berani sama orang dan ngebiarin Gaviano bully dia. Tapi ngelihat Logan sekarang, kok bisa dia jadi korban bully. Angkasa sampe ngerasa terintimidasi karena tatapan Logan yang beneran nusuk, mana nada bicaranya naik. Keliatan banget bisa mukul orang ini anak
"O-oke maaf gue diem" Cicit Angkasa. Ciut dia rasanya
Sekarang Logan ngerasa heran lagi, liat deh sekarang dia aja bisa bentak temen barunya. Kenapa sama Gaviano dia ga bisa, harusnya bisa dong. Apalagi pas dia di guyur air di kamar mandi, Logan harusnya bisa guyur Gaviano balik. Apalagi pas di pukul di kantin, Logan bisa harusnya mukul balik Gaviano tapi kenapa dia ngerasa ga bisa?!
Harusnya bisa dong! Gaviano kecil, sekecil itu di banting sama Logan yang badannya lumayan gede harusnya bisa
Tapi kenapa Logan rasanya beneran ga bisa?!!
Karena merasa kesal dengan pikirannya, Logan memukul meja dengan keras sampai menimbulkan suara keras, bahkan Angkasa di sampingnya terlonjak kaget.
"Logan? K-kenapa?" Tanya lirih Angkasa
Pertanyaan Angkasa ga di jawab sama sekali, dia malah mendapat lirikan tajam dari Logan. Angkasa berdehem dan memfokuskan pandangannya ke depan, membiarkan Logan yang masih kelihatan marah
Emang Angkasa salah apa ya, dia ngerasa ga salah apa-apa padahal ....
__________
"Jev, gue pengen ketemu bapak lo"
"dih nape?"
"Kangen"
Jevano pura-pura mual denger ucapan Gaviano, lagian ga ada hujan ga ada badai nih anak pengen ketemu bapaknya dengan alasan Kangen. Padahal Gaviano paling anti sama bapaknya, kenapa? Karena Nathan itu paling suka ngejahilin Gaviano, katanya tubuhnya kekecilan.
Cacingan kali ya
Tapi ga deh, Chiko aja kecil kok
Hiperbola sih, lagian mereka ga sekecil itu. memang bener Gaviano paling pendek di antara para teman-temannya tapi ya ga sependek itu kaya kurcaci ya. tubuhnya aja ke kurus, jadi ga keliatan cacingan ya, apalagi stunting!
"Kangen harusnya sama bapak gue dong, nanti gue suruh bapak gue bawain lo infus sama jarum suntik"
"biadap emang lo!" Sarkas Gaviano memukul kepala belakang Bintang
"Anjir lo, mentang-mentang gue kalau berobat ga bayar di sakitin mulu"
Bener sih ga bayar, David dokter soalnya. David itu vibes nya bapak yang ramah banget sama anak, tapi kalau Gaviano di suruh nemuin ayah David ke rumah sakit ya ga mau, dia setiap ketemu ayahnya bintang di rumah sakit pasti bajunya penuh darah, kek psikopat
Padahal David habis operasi pasien, Gaviano aja yang parnoan
"serius deh, kenapa mau ketemu bapak gue?" Kali ini Jevano serius, dia tau kapan waktunya bercanda kapan waktunya serius, apalagi dia lihat keadaan Gaviano yang wajahnya sayu, kantong matanya aja kelihatan hitam kaya panda
"Gue jujur aja kali ya? Kalian ga akan nganggap gue gila kan?"
"Yaelah Chik, kaya kita temenan baru setahun aja"
"Ya jangan nama bapak gue juga Bintang!"
"Iya maap ketua, silahkan lanjut"
Gaviano menghela nafasnya sebentar, menatap Jevano dan Bintang secara bergantian "gue kayanya pernah bilang kan gue ketemu bule dan gue nangis cuma karena natap matanya aja?"
"ho'oh gue inget, tolol sih"
"ck diem dulu Bin" Ini Jevano yang protes, dia lagi serius dengerin Gaviano
"Sejak itu... gue sering mimpi aneh" Lirih Gaviano menatap kosong ke arah depan, mengingat-ingat mimpinya
KAMU SEDANG MEMBACA
who's he?
RandomLogan terkadang mengalami mimpi yang aneh sejak dirinya berusia 17 tahun. Mimpi yang terus menunjukkan dua anak laki-laki. Itu terjadi tidak setiap hari, namun semuanya berubah kala ayahnya mengajak keluarganya pindah ke Indonesia. Mimpi itu semaki...