Kembali nya Alvarro

5 0 0
                                    

"Jika kita di takdirkan untuk bersama maka sejauh apapun kita pasti akan bertemu kembali."

_Alvarro Rianord Bagaskara _

Setelah sampai di bandara.Vano menelpon Kevin sodaranya untuk menjemputnya.
Sambil menunggu jemputan datang mereka duduk di ruang tunggu,tiba-tiba Nia melihat ada yang menjual es krim dan Gena menyuruh Al untuk mengantar Nia membeli es krim.

" Bun..itu ada yang jual es krim,Nia mau beli Bun."rengek Nia menggoyangkan tangan Gena.

" Al.."

Yang yang sibuk dengan benda pipih miliknya itu menoleh

"Anter Nia beli es krim."

"Ck. Iya iya."

"Ayo Abang cepet nanti keburu pergi tukang es krim nya."ucap Nia sambil menarik narik tangan Al. Nia malah berlari menghampiri es krim.

" Iya iya.. jangan lari lari gitu nanti ja..."

Brukk

"Aduhh Abang tolongin kaki Nia sakit."teriak Nia sambil menangis mengusap ngusap kaki nya yang sakit.

Al berlari menghampiri Nia yang terjatuh dan langsung menggendongnya.

"Isshh,kata Abang juga apa. Jangan lari lari. Jadi gini kan."Nia masih menangis karena kaki nya memerah dan juga Al marah memarahinya.

" Shuttttt.. udh jangan nangis,kalo nangis mending ga usah beli es krim deh." Nia langsung berhenti menangis karena takut tidak jadi membeli es krim.

"Mau rasa apa?."

"Nia mau rasa stoberi sama coklat."

" Satu aja."

"Yaudah rasa stoberi aja kalo gitu."

"Pak,es krim nya satu rasa stoberi ya."

Penjual es krim itu mengangguk lalu memberikan es krim rasa stoberi kepada Nia.

"Ini dek es krim nya."

" Makasih."

Setelah membayar es krim mereka kembali ke tempat yang tadi. Gena yang melihat Nia di gendongan Al langsung panik karena melihat kaki Nia yang memerah.

"Astaghfirullah Al.. ini Nia kenapa kaki nya jadi gini?."

" Dia tadi lari larian bund,pas mau beli es krim trus jatoh."

" Ya Allah Nia..lain kali jangan lari larian ya.. sakit nggga."

"Sakit bunda"rengek Nia kepada bundanya


Kevin sudah sampai di bandara,dia langsung pergi ke tempat yang Vano beri tahu tadi lewat chat.

"Van.." teriak Kevin sambil melambai lambai kan tangan. Vano yang melihat Kevin sudah datang langsung mengajak Gena,Al dan Nia. Tanpa basa-basi lagi mereka segera pulang ke rumah yang dulu mereka tempati sebelum pergi ke London.

Tibalah mereka di halaman rumah besar dan sangat mewah dengan pekarangan yang cukup luas. Rumah itu dulu di titip kan kepada Kevin,dan terlihat dari luar,rumah kita tidak kelihatan kotor atau seram karena sudah di tinggalkan beberapa tahun. Ya tentu saja karena Kevin selalu menyuruh petugas kebersihan untuk membersihkan rumah itu agar tidak kotor.

To meet YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang