- six

187 21 0
                                    

Cerita ini hanya sebuah karya fiksi tanpa dibuat rangkaian tokoh, alur, bahkan konflik nya terlebih dahulu. Semua ini saya buat dengan adanya kehidupan nyata dan imajinasi saya kedepannya, jadi tidak ada point dari tokoh, alur, konflik.

-

Ting


Notifikasi ponsel yang sedaritadi masih Taeyong kantungi di kantung piyama miliknya berbunyi. Ia tau dering ini, itu Ten. Taeyong memasang dering yang berbeda untuk pesan milik Ten. Tak sekali notifikasi-nya berbunyi, tapi berkali-kali.


Membuat Yoona dan juga Junho menoleh bersamaan ke arah Taeyong yang kini sedang kesulitan menarik ponsel dari dalam kantung piyama-nya.


"Hehehe, sepertinya Ten dalam masalah." ujarnya menjawab tatapan sang Ibu dan Ayah. Junho hanya menggelengkan kepalanya sedangkan Yoona menatap Taeyong tajam sejenak lalu kembali fokus pada makanannya.


Taeyong membuka kunci ponsel-nya untuk melihat notifikasi.


"APA?!" Taeyong memekik keras. Membuat Junho dan Yoona tersentak karena terkejut oleh suara putra mereka yang melengking.


"Yongie! sudah berapa kali Ibu katakan, jangan menggunakan ponsel di meja makan." Yoona menegur Taeyong, walau sebenarnya marah, Ia tetap menegur Taeyong dengan lembut dan berhati-hati.


"Sebentar Bu." Taeyong mengabaikan ucapan sang Ibu lalu beranjak dari kursi makan-nya. Ia pergi ke halaman belakang rumahnya hanya untuk membalas pesan dari Ten yang mengejutkannya.


Taeyong berjalan keluar dari rumahnya menuju halaman belakang, disana terdapat kolam renang besar dan beberapa sofa santai di tepi-nya yang kini akan Taeyong duduki.


Dengan rasa panik dan ketakutannya yang telah kalut, Taeyong membuka ponselnya dan menekan aplikasi Twitter-nya. Ia ingin melihat dengan mata kepala-nya sendiri.


"Oh tuhan." ujarnya begitu melihat sebuah tweet memperlihatkan wajahnya dengan seseorang.



" ujarnya begitu melihat sebuah tweet memperlihatkan wajahnya dengan seseorang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Itu adalah dirinya dengan Kai tadi malam. Mengapa ini bisa menyebar begitu saja? Siapa yang memotret dan membuntutinya?


Fikiran Taeyong berlarian, ia sama sekali tidak bisa berfikir. Kepalanya pusing seperti berputar, pandangannya sudah berkaburan. Kolam renang biru yang ia liat dan sedari tadi berada tepat didepannya seketika buram. Kegelapan memenuhi pandangannya.


Berusaha untuk tetap sadar dan melihat isi ponselnya, Taeyong memukul kepala nya kencang menggunakan salah satu lengannya, setelahnya ia menggosok kedua matanya berharap penglihatannya kembali.


Samar-samar penglihatannya, ia membuka kolom komentar postingan itu dan mendapatkan teman-teman satu angkatan beserta adik kelasnya berkomentar disana. Taeyong mengacak surainya frustasi akan hal ini.




teacher    |     jaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang