"Apanya yang harus di cium? "
Mata mereka berdua terbelalak dan dengan bersamaan menoleh ke belakang...
DEGG
Mendengar suara itu hampir membuat jantung Ray copot berbeda dengan Rey yang masi memeluk Ray santai. Gak papa ke cinduk yang penting saudara gue. Pikir Rey.
Mendengar suara itu di balik korden dan suara langkah kaki semakin mendekat membuat keringat di dahi Ray bercucuran sebelum akhirnya
"Siapa-"
Bughh!
Ray mendorong Rey sampai kepalanya terbentur di tembok dekat ranjang UKS.
"Akh" Ringis Rey yang memegang kepalanya sedangkan Ray berdiri di samping ranjang dengan senyum kaku di depan ibu dokter.
"Kalian, ehh Rey kamu gak papa?" Bu dokter itu menghampiri Rey yang masi memegangi kepalanya. Sakit.
Melihat ibu dokter mendekati Rey, Ray langsung ikut mendekati Rey yang menahan sakit dikepalanya.
"Keras banget gak sih gue dorongnya? " Batin Ray.
"Rey, lo gak papa kan?" Tanya Ray was-was.
"Sakit lah, lo dorongnya keras banget" Ucap Rey yang blak-blakan mendengar itu membuat Buk dokter yang kerap di panggil dokter Rina bertanya-tanya.
"Ngapain kalian dorong-dorongan?"
Tanya buk rina dengan nada mengintimidasi"aaaa, itu buk tadi.... " Persetan dengan masalah otak Ray memutar mencari alasan yang tepat. Sedangkan Rey menunggu jawaban apa yang akan di ucapkan oleh saudara kembarnya. Bukannya membantu ia malah menatap Ray dengan menaikan kedua aslinya naik turunturun tidak lupa dengan wajah songongnya.
"Itu.... " Ray masi menjeda kalimatnya
"Apa yang itu... " Tanya buk rina lagi.
"Itu buk, tadi ada kecoa di tembok belakang Rey karna takut jadinya saya gak sengaja dorong rey, hehehe" Tidak lupa dengan cengiran di akhir kata biar gak garing.
"Tadi juga ibu denger orang bilang 'cium', kalian denger juga kan? " Tanya bum Rina. Dengan cepat Ray menatap tajam ke arah Rey, berbahaya jika Rey mengatakan dengan sebenarnya.
Ray masi menatap tajam ke arah Rey sedangkan yang di tatap hanya tersenyum simpul.
"Ah masa si buk? Tadi saya sama Ray gak denger apa apa, ngawur aja si ibu" Pernyataan dari Rey, padahal perbincangan mereka yang tadi agak agak memang cukup terdengar keras."Hehehehe, bener-bener kita gak dengar apa apa bu, kayaknya dari luar ga si? " Imbuh Ray sambil tersenyum.
Mendengar pernyataan dari kedua anak kembar ini buk rina menggaruk dahinya berpikir keras.
"Iya juga sih, masa kalian bilang cium cium kan gak mungkin" Mendengar itu Ray tersenyum kecut sedangkan Rey melirik Ray dengan smirk andalannya."Ahh, udah udah. Kalian gak masuk kelas? Udah jam masuk" Tutur buk Rina
"Iya buk, nanti kita masuk kelas" Ucap Rey yang di angguki juga oleh Ray.
"Baiklah, ibu tinggal yaa... " Buk rina pergi setelah mengintimidasi kedua bocah itu.
Bugh!
Sekali lagi Ray memukul lengan Rey kali ini cukup keras sampai sang empu merasakan sakitt dua kali lipat.
"Sakit Ray!!!!" Ucapnya tak santai.
"Makannya kalo punya mulut jangan asal ceplas-ceplos!"
"Udah ahh, gue mau ke kelas" Ucap ray yang hampir sampai di ambang pintu uks.
KAMU SEDANG MEMBACA
SI KEMBAR POSESIF
Romance"Cium gue, SEKARANG! " - Reyyan "Maksa lo!!" - Rayyna "Iya udah kalo engga mau cium, ni susu gue bawa" - Reyyan "Iyaaa iyaaa,, sini deketan " - Rayyna Cuppp!!! Mampir, WAJIB!! VOTE DAN KOMEN yyaa Ini ceritnya ada unsur 🔞nyaa Jangan smpe salah baca...