05 [Datang Bulan di mall]

2.5K 125 4
                                    

Hallowww
Pwiseeee jangan lupa vote yyaa. Aku maksaa soalnyaa xixixixi😗

Happy reading....

------------------

Semenjak kejadian itu sudah 1 minggu Rayyna mendiami Reyyan masalah gambarannya di rusak. Reyyan berusaha membujuk Rayyna bahkan meminta sang Mama untuk membantu dirinya tapi nihil tak kunjung di beri maaf. Se-spesial itu gambaran itu.

"Rayy, maafin gue" Entahlah sudah berapa jam Rey mengetok pintu kamar Rayyna. Rey juga sudah 1 minggu bergadang menjaga Rayyna supaya tak tidur sambil berjalan lagi bahkan ia bersedia tidur di bawah demi Rayyna dan pagi-pagi buta Reyyan akan kembali ke kamarnya agar Rayyna tak marah lagi.

Pintu itu terbuka kebar menampakan Rayyna yang sudah mengendong tas dan berpakaian tapi tak lupa dengan topi dengan rambut tergerai.
"Gue anterin yaa" Ujar Reyyan menggapai tangan Rayyna namun dengan cepat di tepis olehnya.

Melihat respon itu kesabaran Reyyan sebenarnya setipis tisu tapi entah kenapa kalau bersama Ray kesabarannya setebal buku kitab.
"Gue. anter. lo. ya. Ray. " Kalimatnya sedikit di tekan. Menyakinkan Rayyna tak bergeming sehingga tangannya di tarik keluar menuju motor Reyy.

"Nih, gue kasi coklat udah gak marah lagi kan? " Ujar Reyyan memberikan coklat ketika sudah sampai di tempat less seni tempar Rayyna. Tanpa angin tanpa hujan. Rayyna mengambik coklat itu dengan wajah datar. 'Kenapa gak dari kemarin gue nyogok pake coklat' pikir Reyyan.

Senyum pria itu mengembangkan bak margarinn. "Yess, gitu dong jadi bisa tidur bareng lagi kan"

Plakkk

Satu tamparan mendarat di pipi pria itu. Sakit? Ya jelasslahh pukulan mak lampir gak ada lawan dah.

Pria itu hanya cengengesan. Nahan sakit juga sih. Sebelum akhirnya suara dering ponsel berbunyi. Reyyan merogeh saku celananya dan mengangkat telponnya.

"Halo Raa" Kalimat itu lolos dari bibir Reyyan. Reyyan melirik Rayyna

"Ray, masuk nanti gue jemput" Tuturnya. Bahkan jika tidak di suruh Ray juga bakalan masuk. Ray bukan nurut tapi emang dia mau masuk aja. Tapi menurut Reyyan dia menuruti perintahnya tadi, dan jadilah dia senyum-senyum bahkan mengabaikan gadis yang terus berbicara di sebrang sana.

"Iya, gue kesana"

Tittt

Panggilan berakhir.

Reyyan memutar motornya dan melajukan motornya ke tempat latihan basket. Sedangkan Rayyna duduk di tengah-tengah kelas seninya. Menaruh sketsa gambarannya.

"Ahh, selesai juga kan gue revisi harusnya udh jadi satu minggu lalu" Jelasnya pada salah satu teman less nya.

"Tambah bagus anjer, warna gradasinya nyatu. Eh lo gambar siapa? Kok ada 2 bocil?" Tutur Ceyy dengan menunjuk gambaran itu.

"Bocil kolong jembatan" Tutur Ray lagi, hanya jokes tapi di tanggapi oleh Ceyy. Dasar Ceyy polos banget.

"Eh coklat, kasi gue ya" Gak ada angin, gak ada hujan ceyy sudah memegang coklat itu sontak tangan Ray langsung merampasnya.

"Caelahh, cuman coklat rayy, gua juga mau" Ucapnya dengan wajah memelas, berharap iya juga mencicipi rasa manis di coklat itu.

"Tapi sedikit ya? " Tawarnya, mendengar itu Ceyy menganggik antusias. Gak papa dikit yang penting mulutnya engga kering.

• • •

Di sebuah stadion lapangan basket. Tim basket dari SGN 'School Garuda National' tengah latihan dengan berbagai macam strategis.

SI KEMBAR POSESIFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang