10 [ Perdebatan panjang ]

2.1K 105 12
                                    


"Reyyannnn, ayo dong buka pintunya" Ini ketokan ke 5 kali. Sebelum akhirnya pintu terbuka.

Lelaki itu baru bangun membuka pintu dengan wajah bantalnya. Rayyna yang melihat saudaranya baru bangun tidur hanya melihatnya sekilas dan menunduk lagi.

"Nih, sau.da.ri. LO " Kata singkat penuh penekanan dari Sukuna yang sekarang di samping Raynna berdiri.

Reyyan tak melirik saudarinya ia masi enggan untuk melirik bahkan menatapnya. Ia hanya diam dan diam tanpa sepatah kata.

"Kita balik, jagain kembaran lo" Suara Erlan menepuk penduk Reyyan dan pergi bersamaan dengan mereka tak lain adalah Sukuna, Keylandra dan Rival.

Rayyna berjalan masuk ke dalam setelah Reyyan berbalik badan. Tak ada percakapan antar mereka.

"Kayaknya dia masih marah sama gue" Batin Rayyna, ia melangkahkan kakinya ke atas menuju kamarnya. Ia menghela nafasnya lemah dengan membantin tasnya di atas ranjang. Ia berjalan dengan gusar ke arah kamar mandi.

Suara notifikasi dari ponsel Rayyna berbunyi namun rayyna tak mengetahuinya karena ia masi di dalam kamar mandi.

• • •

Jam menunjuk jam 8 malam.
Hari ini percakapan antara si kembar tak ada. Reyyan yang tak menganggap kehadiran Rayyna atau Rayyna yang tak menggangap kehadiran Reyyan. Mereka semua saling membisu bahkan seperti orang asing dalam satu atap.

1 minggu berlalu. Masi dalam keadaan asing. Reyyan sekarang tak pernah memperhatikan dan melarang Rayyna. Perubahan sikap mereka berdua dapat di rasakan oleh teman sekelasnya. Terutama Sukuna dan Erlan.

Reyyan yang tambah membuka hati untuk Clara dan Raynna yang Menyendiri dengan karyanya. Bahkan mama dan papa mereka selalu menghubungi mereka tapi Reyyan selalu menghindar ketika keberadaan Rayyna ada disana.

"WOIII, KENAPA BENGONG" Sukuna sudah melihat Rayyna sendari tadi bahkan 30 menitan Rayyna melamun dengan pensil di tangannya.

"APA SIH! GAK JELAS! " Sukuna terkekeh mendengar suara Rayyna yang akhir-akhir ini sangat sulit untuk di dengar apa lagi ketika ada Reyyan di dalam kelas. Kali ini anak itu entah kemana yang jelas tak ada Reyyan sekarang dikelas.

"Kalem neng, kalem" Sukuna menarik kursi di depan Rayyna dan duduk mengharap Rayyna yang sedang membuat sketsa.

"Less nanti? " Ujar Sukuna dan di respon dengan gelengan oleh Rayy.

"Tumben?" Akhir-akhir ini bocah itulah yang selalu cerewet seperti menggantikan posisi Reyyan. Rayyna hanya bisa mengehela nafasnya dan menatap Sukuna.

"Mau is—" Ucapnya terjeda ketika salah satu siswi memanggil.

"Rayy, di carii sama kak gean" Suara siswi itu dengan nyaring sontak Rayyna menoleh dan melihat Gean tengah melambaikan tangan dengan senyum. Sukuna ikut melirik lelaki itu. Rayyna bangun dan menghampiri Gean di depan kelas.

"Kenapa kak? " Ujarnya ketika sudah sampai di hadapan Gean.

"Nanti lo ada kegiatan?" Ujar Gean dengan kedua tangan masuk ke saku celana sangat menarik perhatian ciwi ciwi yang ada di dalam kelas.

"Ngapain kak? " Ujar Rayyna lagi namun kali ini ia tak sengaja melihat Reyyan yang masuk ke dalam kelas dengan wajah datar tanpa ekspresi.

SI KEMBAR POSESIFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang