12. SHAMELESS

870 104 22
                                    

HAI SEMUANYA! SELAMAT MEMBACA DAN SEMOGA SUKA, AAMIIN!

TANDAI TYPO PRENN⚠️

••••

PART 12

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

PART 12. SHAMELESS

"DASAR TIDAK BERGUNA!!" Taylor melemparkan ponselnya dengan kasar ke dinding. Makian yang penuh amarah terus terlontar pada seseorang yang barusan meneleponnya. Taylor menjambak kasar rambutnya sendiri, tubuhnya bergetar dengan perasaan yang benar-benar gelisah bercampur rasa takut.

"Sialan, sialan, sialan!!! Kenapa bisa jadi kacau? Dasar tidak berguna!"

Taylor menggigit jempolnya sendiri. Apa yang harus dia lakukan sekarang? Awalnya dia hanya berniat menyuruh orang untuk melukai perempuan yang bersama Lucian, namun tanpa disangka-sangka, Lucian malah melindungi perempuan itu dan membuatnya terluka.

"Dasar, keparat tidak berguna. Beraninya dia melukai Lucian-ku."

Taylor terduduk di kasur. Taylor tahu Lucian orangnya seperti apa. Pria itu tidak akan diam saja jika ada orang yang berani mengusiknya. Pasti Lucian akan mencaritahu soal orang yang menembaknya.

Tidak, Taylor tidak mau Lucian semakin tidak menyukainya jika nanti Lucian tahu kalau dialah yang menyuruh orang itu untuk mengikuti dan membuntuti Lucian.

"Aku harus menghabisi si berengsek yang tidak berguna itu," gumam Taylor. Benar, jika tidak ingin ketahuan oleh Lucian maka dia harus menghabisi orang tidak berguna itu. Sampai kapanpun Lucian tidak boleh sampai tahu tentang hal ini.

Dan satu-satunya orang yang bisa membantunya adalah Dave. Benar, Dave selalu berada dipihaknya. Dave pasti akan membantunya.

Taylor bangkit, dia bersiap-siap untuk pergi ke kantor Dave. Beberapa menit diperjalanan, Taylor sampai di Sapphire Company, salah satu perusahaan cabang dari pembagian perusahan induk Jewelry Royal Group dan yang mengelola perusahaan ini adalah Dave Terrance.

"Saya mau bertemu Dave. Dia disini, kan?" tanya Taylor pada bagian resepsionis.

"Maaf, Nona. Pak Dave sekarang sedang rapat dengan klien dari Brazil."

"Kalau begitu aku akan menunggu di ruangannya. Bilang pada Dave setelah rapat aku mau bertemu dengannya." Taylor langsung melangkah pergi ke ruang kerja Dave. Tidak ada yang berani menghentikan Taylor yang selalu bersikap seenaknya di sana karena status Taylor adalah sahabat dekat dari Bos mereka. Jadi seperti mereka mematuhi perkataan Dave, mereka juga mematuhi perkataan Taylor dan hanya bisa diam ketika Taylor mulai bertindak sesuka hatinya.

Berbeda di kantor Lucian dan Suga, Taylor tidak berani seenaknya seperti disini. Lucian begitu tegas bahkan Taylor yang merupakan orang yang sudah dia kenal lama tidak akan dibiarkan seenaknya saja. Dave mungkin bisa berbaik hati pada Taylor tapi tidak dengan Lucian.

Bloody Revenge!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang