HAI SEMUANYA! SELAMAT MEMBACA DAN SEMOGA SUKA, AAMIIN!
TANDAI TYPO PRENN⚠️
••••
PART 14. "KAU LAGI?!"
Sudah lima gelas alkohol Taylor habiskan. Dia benar-benar terlihat kacau malam ini. Taylor bahkan merutuki dirinya sejak tadi. Bagaimana bisa Taylor tidak mencari tahu lebih dulu soal gadis muda di rumah Lucian? Kalau dia mencari tahu dengan pasti sebelumnya, pasti dia tidak akan bertindak bodoh sampai ingin mencelakai gadis itu.
Setelah mendengar penjelasan Lucian bahwa gadis itu adalah adik kandungnya yang sudah lama hilang, Taylor benar-benar sangat terkejut bahkan sempat linglung beberapa saat.
"Sial, kau benar-benar bodoh, Taylor," gumam Taylor menarik rambutnya sendiri dan terus menyumpahi kebodohannya.
Sekarang pasti adik Lucian itu membencinya setelah apa yang dia lakukan sebelumnya. Maka akan semakin sulit bagi Taylor untuk mendekati Lucian. Tidak boleh. Bagaimana pun Taylor harus berbaikan dengan adik Lucian dan harus bisa mengambil hatinya agar dia bisa semakin dekat dengan Lucian dan menjadikan Lucian miliknya.
"Tambah lagi," ujar Taylor mengulurkan gelasnya pada bartender, namun gelasnya malah di ambil oleh orang lain.
"Sudah cukup. Kau sudah minum terlalu banyak."
"Kembalikan, Dave! Aku tidak butuh izinmu. Aku bebas mau minum sebanyak apapun yang aku mau, hik!" Taylor tiba-tiba cegukan. Tak lama matanya sayu dan kepalanya jatuh ke atas meja tidak sadarkan diri. Dave menghela napas. Dia langsung menggendong Taylor dan membawa wanita itu keluar dari club.
Dave mendapatkan informasi bahwa Taylor berada di salah satu club malam terbesar di Milan. Dari pantauan orang-orang suruhannya mengatakan Taylor sudah minum begitu banyak. Dave sudah bisa menyimpulkan bahwa Taylor jadi seperti ini setelah mengetahui soal Lucian dan adiknya. Taylor pasti merutuki dirinya sendiri yang sudah berbuat kurang ajar bahkan sampai ingin membunuh adik Lucian.
Taylor benar-benar bodoh. Buta karena cinta membuat pikirannya sangat pendek.
Dengan hati-hati Dave memasukkan Taylor ke mobil sport yang dia bawa malam ini. Kemudian dia juga masuk dan duduk di kursi belakang kemudi. Dave memasangkan seatbelt pada Taylor yang saat ini bergumam menyebut-nyebut nama Lucian.
Dave menjalankan mobilnya pergi. Melihat kondisi Taylor yang benar-benar kacau, Dave memutuskan untuk membawa Taylor ke mansion-nya saja. Tidak mungkin dia membawa Taylor ke rumah wanita itu dalam keadaan seperti ini. Nanti orang tuanya malah panik dan membuat Dave semakin kerepotan.
Tak berapa lama Dave tiba di mansion-nya. Dia keluar dari mobil dan menggendong Taylor masuk ke dalam mansion. Wanita itu masih tidak sadarkan diri. Dave membawa Taylor ke kamar yang berada di dekat kamar tidurnya. Kamarnya berukuran lebih besar dari pada kamar tamu lainnya. Dengan perlahan Dave membaringkan Taylor ke kasur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bloody Revenge!
Mystery / ThrillerTidak ada lagi tawa ceria dan wajah bersinar layaknya sang surya. Tidak ada lagi terdengar suara lembut dan manja yang selalu memanggilnya dengan sebutan "Kakak". Tidak lagi Lucian dengar bahkan melihat kebahagian dari kedua mata adik kesayangannya...