Bel pulang sekolah sudah berbunyi, banyak murid yang berlarian keluar kelas untuk segera pulang.
"Runa!"
Seorang gadis bersurai hitam menoleh ke arah gerbang sekolah, netranya mendapati satu pemuda bersurai biru dengan senyum lebar terpatri di wajahnya.
Runa terdiam untuk beberapa saat, menatap pemuda itu dari kejauhan. Hingga perlahan mata gadis kecil itu mulai mengeluarkan air dan berkaca-kaca.
"Souta!!~"
Runa berlari untuk memeluk kakaknya, ia menangis sesaat setelah sampai di dalam pelukan pemuda itu.
Souta merasa bingung dengan keadaan adiknya. "Loh? Runa kenapa nangis?"
Runa menggelengkan kepalanya, ia terus memeluk sang kakak untuk menyembunyikan air mata yang terus mengalir di pipi.
Souta yang paham, hanya bisa membalas pelukan adiknya. "Yaudah, kita pulang." Ia menuntun Runa untuk memasuki mobil.
Hingga tak berselang lama, mobil yang ditumpangi mereka mulai melaju menuju rumah.
~
Setelah beberapa saat, mobil pun berhenti tepat di sebuah mansion yang sangat megah. Souta membawa adiknya memasuki mansion.
"Kita pulang..." Ucap Souta saat ia membuka pintu, keadaan Runa masih terisak kecil. Ia senantiasa menggenggam tangan sang kakak, saat keduanya terus berjalan menuju ruang utama.
Terlihat dua sosok pemuda tengah berkutat dengan laptop mereka masing-masing.
"Loh, kalian udah pulang?"
Kedua pemuda itu menoleh bersamaan pada Souta yang baru saja tiba.
"Iya, baru aja tadi." Jawab Arion seraya menatap pada Souta, kemudian pada Runa.
"Runa kenapa?" Kali ini Gin yang bertanya lebih dulu, ia tersentak saat melihat jejak air mata di wajah sang adik.
"Eh, kenapa Runa bisa nangis?" Arion bangkit dan menghampiri gadis kecil itu yang masih di samping saudaranya.
"Souta juga gak tau, pas di gerbang sekolah, tiba-tiba Runa langsung meluk Souta sambil nangis." Jelas Souta, ia menatap Arion yang mulai menggendong Runa di pelukannya.
"Runa kenapa nangis?"
Bukannya menjawab, pertanyaan sang empu malah membuat Runa kembali terisak, ia tak ingin membicarakan hal ini pada Arion. Karena ia tahu abangnya itu akan marah.
"Noh gitu terus dari tadi, Souta udah tanya-tanya. Tapi Runa gak mau ngomong dan malah nangis terus."-Souta
"Kenapa Runa nangis, hm? Coba bilang ke Iyon."
Gadis kecil itu menggeleng, isak tangisnya semakin keras. Ia memeluk Arion erat saat kembali menangis.
Souta dan Arion menatap adiknya sendu. Mereka jadi bimbang dan bingung harus melakukan apa.
Gin menghela nafas, ia bangkit dan mendekati Arion, mengambil Runa dari pelukan saudaranya.
"Runa pasti capek, kita tidur yuk."
Runa mengangguk, ia coba menghentikan isakannya. Arion menghapus air mata sang adik, kemudian mengusap surai gadis kecil itu pelan.
Gin membawa adiknya menuju kamar, ia senantiasa menggendong Runa dan mengusap punggungnya untuk menenangkan sang gadis.
Arion menghela nafas saat melihat Gin dan Runa yang sudah memasuki kamar. Kini tinggal dirinya dan Souta.
"Bakalan susah buat kita ngebujuk Runa biar bisa ngomong jujur."-Arion
"Iya anjir, dulu aja kita harus nunggu beberapa minggu biar moodnya balik lagi."-Souta
"Harris pasti bakalan curiga ngeliat ekspresi Runa yang terus sedih."-Arion
"Dia pasti bakalan terus nyari penyebab Runa bisa sedih, pasti."
Arion mengangguk setuju setelah mendengar pernyataan Souta.
-TBC-
Helourr Reader's^^
Gimana ceritanya? Seru? Cia elah, baru awalan udah nanyain seru atau engga:p
Maap yaa kalo MC-nya pake nama yang udah Author pilih. Meskipun Runa di sini jadi 'Kalian', jangan pundung, kalian bisa ubah sama sendiri dah.
Soalnya kalo Author pake 'Y/n', serasa tidak enak dibaca:\
Dan kalo Author pake nama fans, bingung kan? Apalagi Solaci beda-beda nama fans, bingung mau pake yang mana.So, pake nama yang udah Author pilih aja, oke? Jangan ngamuk yaa seng?^^
JanLup bintangnya di pencet, bisa berubah warna lohh:D
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LITTLE SISTER [Reader's×Sol.4ce]
FanfictionPara kakak yang masih sangat menyayangi adiknya, bahkan saat sang adik sudah beranjak remaja. Memberikan kasih sayang, dengan 'sedikit' rasa protektif. Tentu saja para kakak yang berbeda kepribadian, namun hanya dengan satu cara mereka memberikan ka...