“Gimana? Baikan?”
Runa mengangguk saat Harris mengompres pipinya dengan es batu dibalut kain.
Kini mereka sudah berada di rumah, lebih tepatnya di ruang tengah. Dengan Runa yang terduduk di sofa.
“Kak, maaf...Runa-"
“Harusnya kita yang minta maaf...” Souta dengan cepat memotong perkataan sang adik.
“Harusnya kita sebagai kakak bisa lebih peka dan perhatian lagi sama Runa.” Ucap Gin dengan nada sendu.
“Kita telat sadar kalo sebenernya Runa dirundung.” Tambah Arion.
Runa menundukkan kepalanya begitu mendengar para kakak yang merasa bersalah.
“Salah Runa juga, harusnya Runa bilang sama kakak.” Lirihnya yang masih bisa didengar oleh keempat pemuda itu.
“Terus kenapa Runa gak bilang, hm?” tanya Harris dengan suara yang lembut.
“R-Runa takut mau bilang sama kakak, soalnya Runa tau, kalo Runa bilang ini ke kakak, kalian pasti bakalan marah sama orang yang ngebully Runa.”
“Pasti marah, karena Runa gak bilang apa pun ke semua kakak. Coba kalo Runa bilang, ini masalahnya gak akan terus nyiksa Runa.” Ucapan Arion berhasil membuat sang adik tersadar.
“Runa minta maaf...”
Keempat pemuda itu terdiam, menatap sendu ke arah sang adik. Harris mulai memeluk adiknya erat, seraya mengusap surai gadis kecil itu sayang.
“Gapapa, kita juga minta maaf udah lalai ngejaga Runa.” Lirih Harris, yang bisa didengar oleh Runa.
“Kita tuh sayang sama Runa, makannya kalo ada apa-apa bilang sama para kakak. Jangan dipendem sendiri, gitu loh.” Souta mendekat dan ikut memeluk adiknya.
Gin menghela nafas lega. “Yang penting, sekarang Runa baik-baik aja. Dan kita udah tau apa yang nimpa Runa. So...jadiin ini pelajaran buat kita, atau pun Runa.”
Mereka mengangguk setuju dengan perkataan Gin.
“Buat beberapa hari ke depan, Runa gak usah sekolah.”
“Loh kenapa, Yon?”
Souta menatap intens pada Arion. Pemuda bermanik ungu itu menghela nafas. “Aku sama Harris udah setuju buat laporin ini ke ranah hukum. Dan, sebelum masalah ini selesai, Runa bakalan istirahat di rumah.”
Harris mengangguk setuju. “Nanti kalo masalahnya udah beres, Runa bisa sekolah lagi. Di sekolah yang baru, Runa bisa nyari temen, gak ada pembully lagi, Runa aman.” Ucap Harris dengan nada lembut.
“Semoga aja Runa dapet temen...” gadis itu tersenyum simpul, dan keempat kakaknya malah tersenyum manis.
“Pasti dapet kok! Souta yakin, bakalan banyak yang mau temenan sama Runa!”
“Nah itu kalo temen di sekolah, kalo di rumah kan ada kita.” Runa mengangguk setuju dengan perkataan Gin.
“Gapapa Runa gak dapet temen, asalkan Runa masih punya kakak semuanya!”
Para pemuda itu tersenyum hangat, ia senang Runa bisa menerima semua hal yang terjadi tanpa ada rasa marah atau benci.
Mereka senang adiknya begitu baik, mereka mulai semakin sadar, jika seharusnya untuk ke masa mendatang, perhatian dan penjagaan pada Runa harus lebih banyak.
Bahkan dalam pikiran keempat pemuda itu, mereka tidak ingin Runa cepat dewasa, cukup menjadi Runa yang polos dan menggemaskan selamanya. Itu yang mereka inginkan.
Mereka berjanji akan lebih menjaga Runa.
-END-
Hellourr Reader's :3Gimana? Seru kah? Mwehehe udah END aja^^
Ada yang mau ceritanya dilanjutin gak? Misalkan Season.2 gitu? Author nak minta sarannya^^
Kalo banyak yang minta next season, Author bakal bikin!^^
Makasih udah mau baca cerita yang Author buat^^
Ketemu lagi di season 2.Kalo ada...
OTSUU~><
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LITTLE SISTER [Reader's×Sol.4ce]
FanfictionPara kakak yang masih sangat menyayangi adiknya, bahkan saat sang adik sudah beranjak remaja. Memberikan kasih sayang, dengan 'sedikit' rasa protektif. Tentu saja para kakak yang berbeda kepribadian, namun hanya dengan satu cara mereka memberikan ka...