"Runa...bangun yuk, udah pagi."
Mendengar suara lembut dari seorang pemuda, dan elusan di rambutnya. Runa mulai mengerjapkan mata.
"Kak Gin, lima menit lagi..."
Gin tersenyum, ia menggeleng. "Enggak, ayo bangun."
Runa mengangkat kedua tangannya ke atas, memberikan kode untuk sang empu agar menggendongnya.
Gin yang paham, hanya bisa tersenyum dan mulai meraih tubuh sang adik yang masih terbaring, lalu mendekapnya erat.
"Manja banget..." cibir Gin, yang membuat Runa tersenyum lebar. Ia memeluk kakaknya agar tidak terjatuh. "Gapapa dong."
Gin terkekeh, ia membawa sang adik menuju kamar mandi sebelum akan kembali membawanya ke ruang makan.
"Cuci muka dulu, nanti kita ke bawah. Gin tungguin di pintu."
Runa turun dan gendongan sang kakak, kemudian menggeleng pelan. "Gin tungguin Runa di bawah aja. Nanti Runa nyusul." Ia tersenyum.
Melihat permintaan sang adik, membuat pemuda itu tersenyum manis. Ia mengusap surai hitam milik Runa, kemudian berjalan menuju pintu keluar.
___
"Ohh pantesan ada boneka alien di sofa kemarin."
Souta mengangguk. "Itu Runa satu kali tembakkan loh."
"Iya kah?" Souta mengangguk untuk menjawab pertanyaan Harris.
"Mantep banget anjir sekali lemparan, ya meskipun rada pelan kena si papan targetnya." Mereka tersenyum mendengar cerita dari Souta.
"Hee...kakak gibahin Runa."
Mereka langsung terdiam saat melihat Runa tiba dan mulai mendudukkan diri di samping Arion.
"Enggak." ujar Arion beralasan, pemuda bersurai putih itu menyengir lebar.
Runa hanya tersenyum, ia menatap keempat kakaknya. "Hari ini Runa mau main sama Gin!"
"Mau main ke mana?" Gin menoleh pada sang adik.
"Taman!!" seru Runa dengan semangat, mereka tersenyum manis.
"Emang kamu gak sibuk, Gin?" Tanya Arion yang diberikan gelengan oleh sang empu. "Hari ini aku full free." Ungkap Gin.
"Bolehkan Gin?" Runa memberikan puppy eye's miliknya dan itu membuat mereka merasa gemas.
"Boleh. Udah lama juga aku gak jalan-jalan sekitar rumah."
Harris mengangguk setuju. "Refreshing juga buat kamu."
"Iya anjir, kemarin aja Souta ngerasa bebas. Udah lama gak main-main."
"Pulangnya bawa jajanan, jangan lupa." Arion tersenyum lebar.
Gin dan Runa saling menoleh, kemudian secara kompak menatap Arion. "Duit?" ucap keduanya serempak.
"Shimeh." Arion terkekeh, begitu pun Harris dan Souta.
"Hayo loh Rion."-Harris
"Aduh, gak ada receh. Kertas merah semua."-Arion
"Souta ada nih, Yon. Mau nuker berapa?" kini Souta yang tersenyum lebar.
"Shibal Souta." Arion ikut tersenyum mendengar penuturan sang pemuda bersurai biru itu.
Mereka terkekeh bersamaan karena tingkah Arion dan Souta. Hingga acara sarapan dilanjut.
___
"Di mana yaa...?"
Saat ini Gin sedang sibuk mencari pakaian yang cocok untuknya. Menelaah seluruh sudut dalam lemari.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LITTLE SISTER [Reader's×Sol.4ce]
FanfictionPara kakak yang masih sangat menyayangi adiknya, bahkan saat sang adik sudah beranjak remaja. Memberikan kasih sayang, dengan 'sedikit' rasa protektif. Tentu saja para kakak yang berbeda kepribadian, namun hanya dengan satu cara mereka memberikan ka...