Aku pasti terlihat begitu kaget dengan pernyataan itu segera duduk. Dengan gelagapan aku menjawab."Um.. b-bagaimana aku mengenal kalian uh.. sebelumnya aku bukanlah seseorang dari dunia ini... dan di tempat asalku, kisah kalian ada disana, dan itulah bagaimana aku tahu dunia ini dan juga mengenal kalian"
"Lalu... Sedari aku bertemu Venti, kemudian, bertemu kalian,.... Ak-Aku mendapati mimpi-mimpi... dimana aku @#$&+ dan berakhir dengan-"
"Berhenti".
"Huh?"
Tanpa sadar, Diluc sudah di depanku dan memegangi kedua tanganku yang kulihat sudah ada sedikit cakaran di sela jari-jariku. Lalu disamping, Kaeya sudah memegangi handuk kecil yang diarahkan padaku.
"Ke-kenapa? Ah tadi bicaraku kurang jelas ya, j-jadi-"
"Hah...." Diluc menghela nafas dan mengambil handuk yang Kaeya ambil tadi lalu mengusapkannya ke wajahku
"Kau terlalu memaksakan dirimu, kalau tidak ingin bilang saja, aku dan dia sudah mengerti sedikit jadi berhentilah"
"Y/n... maafkan aku tadi membuatmu kaget, karena aku merasa kesal..." Sahut Kaeya
"Apa yang kalian bicarakan ?"
Aku benar-benar bingung dan heran. Akan tetapi Kaeya yang terlihat.... marah atau mungkin sedih (?) mengerutkan alisnya dan mulai berbicara padaku dengan nada yang sedikit tinggi
"Kamu tidak lihat dirimu sendiri sekarang? Lihat tanganmu, wajahmu dan tubuhmu! Kau pucat dan tubuhmu mengeluarkan keringat dingin, lalu kenapa sepanjang kamu berbicara kamu menancapkan kuku jari-mu ke tanganmu sendiri!?"
"Dan juga... Wajahmu tidak terlihat baik baik saja y/n"
Kemudian Diluc membawakanku cermin kecil. Terlihat wajahku yang pucat disertai keringat dingin. Lalu aku juga melihat diriku yang tersenyum tetapi sangat jelas kalau itu di paksakan
"Ma... Maaf, aku tidak tahu itu..."
Aku bingung dan hanya menunduk di depan mereka
Setelah itu Kaeya merangkulku dari belakang dalam diam
Sementara Diluc juga tetap diam memegangi tanganku
Lalu suara Kaeya memecah keheningan itu
"Maafkan aku juga y/n... Karena memaksamu mengingat kenangan buruk itu, maaf... Kurasa sudah cukup dan untuk itu... Apakah kamu ingin berkeliling hari ini? Atau mungkin makan kau ingin makan siang terlebih dahulu?"
Lalu aku melihat wajah Kaeya yang begitu dekat dengan wajahku.... Uh s*al aku tersadarkan kembali dan mungkin wajahku saat ini sudah memerah kembali
Sementara itu, Diluc menyeret Kaeya keluar dan tersenyum padaku
"Kami akan menunggumu y/n, pelan pelan saja. Nanti kita akan makan siang terlebih dahulu sebelum berkeliling, karna kulihat makanan yang ku siapkan tadi malam juga belum kau sentuh" sahutnya
Lalu aku melihat ke arah tangannya Kaeya yang sedang membawa nampan dengan piring berisi makanan dan pintu tertutup.
'ah sayang sekali (' . .̫ . ') aku terlalu banyak tidur... Mana aku tahu kalau mereka sudah menyiapkan sesuatu :")'
Aku segera bangun dan membersihkan diriku terlebih dahulu sebelum keluar
.
.
.
.
.
"!!!!!!!"
Aku membeku di depan pintu kamar mandi dengan tangan yang memegang erat handuk yang berada di tubuhku
Aku melihat Diluc berada di samping tempat tidur yang terlihat sedang menaruh handuk dan satu set baju
"........"
Jantungku yang keluar dari tubuhku sudah kembali, jadi aku bisa berjalan seperti biasa lagi dan mendekat kepadanya
"Ah.. terimakasih Diluc, aku sudah membawa handukku sendiri haha. Dan untuk baju aku juga masih ada kok! Tapi terimakasih banyak ya sudah meminjamkan yang kemarin"
"Baju yang tadi kupakai itu punyamu kan? Terimakasih banyak"
Aku tersenyum ke arahnya dan mulai mengambil pakaian yang ada di inventoriku
Tapi dia masih diam saja di tempat yang membuatku sedikit malu
"Um, Diluc aku balik ke dalam kamar mandi lagi ya, sebentar lagi aku akan selesai. Jadi tunggu sebentar lagi ya"
'untung aku bawa handuk yang diberikan oleh Brook-san ( ;∀;) kalau tidak.... Aku tidak bisa membayangkannya.... Huu.... Memalukan'
Aku berbalik dan menutup kembali pintu kamar mandi
______________
Diluc POV
Tak lama setelah y/n menutup intu kamar mandi, Diluc tersadar dalam lamunan dan bergerak cepat keluar menuju ruang kerjanya
's*al.... Ugh....'
Diluc menutup wajahnya yang memerah dan menghadap ke cermin yang ada wastafel yang ada di dalam ruang kerjanya
'Kuharap dia tidak sadar dan... Tadi tidak ada orang kan?'
"Hah......" Aku menghela nafas dan memijat keningku.
"...... Kecil sekali tubuhnya... Sama seperti 'dia' yang ku ingat tapi tubuhnya sekarang lebih kecil dari ini... Argh.... S*al... Kumohon diriku... Kendalikanlah emosimu"
Diluc segera membasuh wajahnya dan terduduk diam di kursinya, masih dengan wajah yang memerah
"Ck...."
..
.
.
.
______________
Disaat yang sama.....
??? POV
Malam pun datang, jauh dari kota Mondstad, seorang pria berjalan menyusuri reruntuhan kosong
"Menyebalkan... kenapa aku harus balik ke kota yang tidak ada apa-apanya ini..."
"s*al...."
'Tapi... aku bisa merasakan 'Dia'... karena tanda itu tidak akan hilang begitu saja... aku yakin yang lain juga akan menuju kesini dalam waktu dekat'
"Pfft... ahahahaha... ini akan seru.."
"Tunggu kedatanganku.... y/n"
Lalu pria itu tidak terlihat di tengah gelapnya malam, dan menyisakan suara gemericik yang terdengar dari gesekan surai topinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just... Why? [Genshin Impact x Male reader]
Fanfiction"DIAM!! AKU TIDAK TAHU SIAPA Y/N YANG KALIAN MAKSUD!! A-AKU BUKAN DIA, AKU BUKAN DIA!!!" Ughhh- dadaku terasa sakit, kenapa kalian selalu melihatku seperti itu... Seolah aku adalah orang yang sama seperti yang kalian tahu "y/n kumohon.... Bisakah ka...