Shin Yoo-ri pun mulai menyusun barang-barangnya yang ia bawa dari rumah. Namun tanpa di sangka-sangka ternyata sudah ada pakaian yang tersedia di di dalam lemari yang ada didalam lemarinya. Shin Yoo-ri tahu bahwa mungkin ibunya yang melengkapi barang-barang yang ada didalam lemarinya itu.
"Ini emak gw...kok enggak bilang udah nyiapin pakaian gw dari awal ?" Dumel gadis itu dalam hatinya.
Setelah 1 jam berkemas ia pun segera menemui orangtuanya. Ia yakin orang tuanya ada dibawah. Gadis itu pun segera turun kebawah untuk menemui orangtuanya.setelah sampai di bawah ia mendapati orang tuanya sedang bercengkrama bersama dengan sang adik.
"Shin Yoo-ri ? Kamu udah selesai kemas-kemas di atas ? Eomma lama menunggu dirimu." Ucap mamanya Shin Yoo-ri sembari tersenyum pada dirinya.
"Bagaimana dengan sekolah mu ? Appa yakin bahwa sekolah mu baik-baik saja.." ucap ayahnya Shin Yoo-ri pada dirinya.
"Iya Appa, sekolah ku baik-baik saja, ditambah lagi ada paman yang menjagaku disana, jadi tidak ada yang perlu di kuatirkan Appa.." jawab Shin Yoo-ri pada ayahnya.
~~~
Sore ini, Shin Yoo-ri ingin berjalan-jalan di pinggiran pantai. Ia ingin melihat sunset di pantai Yokohama. Shin Yoo-ri keluar sembari membawa kamera di tangannya. Baginya akan sangat menyenangkan jika teman-temannya akan bersama. Gadis itu pun membayangkan bagaimana teman-temannya menikmati waktu di akuarium tanpa dirinya sendiri. Pasti mereka bakal merasa sepi tanpa ia bersama mereka.
Ia pun mulai melihat bahwa sebentar lagi akan muncul sunset. Ia pun duduk dipinggir pantai sembari menikmati angin sepoi-sepoi yang meniup pelan rambut pendeknya.beberapa helai rambut pendeknya pun menutupi beberapa bagian wajahnya. Entah mengapa hal itu membuat Shin Yoo-ri jadi kesal.
"Cihhh...ni rambut kenapa sih ? Enggak panjang enggak pendek semuanya menggangu ..." Dumel gadis itu sembari menyingkirkan beberapa helai rambut pendeknya yang menutupi wajahnya.
Menunggu sunset sendiri membuat ia merasa tidak enak. Selain itu juga ia merasa haus. Ia ingin membeli beberapa minuman dingin. Ia pun segera pergi mengambil beberapa langkah mencari beberapa penjual minuman dingin.
Sementara di sisi lain ternyata ada Baek Ha-rin yang juga berada di pantai. Ternyata ia dan keluarganya juga berlibur di situ. Ia tidak begitu yakin bahwa Shin Yoo-ri ada ditempat yang sama dengan dirinya. Ia juga merasa kesepian,ia berharap bahwa ia bertemu dengan Shin Yoo-ri disini.
Ia pun menatap ke arah pantai Dengan tatapan sayu. Jujur ia merasa begitu kesepian. Bukan karena ia tidak mengajak Da-yeon dan Do-ah,namun karena tidak adanya Shin Yoo-ri. Ia merasa menatap sunset sendiri tidak akan membuatnya terhibur.
Ia pun menjauh dari situ karena ia merasa tidak akan bisa betah duduk berlama-lama disitu. Saat sedang berjalan menuju villanya terdapat seorang anak perempuan yang berlari ke arahnya dan tanpa sengaja menabraknya hingga pantat anak kecil itu harus menyentuh pasir sembari terduduk.
"Gomenasai,onee-san ..." Ucap anak itu dalam bahasa Jepang.
Baek Ha-rin pun tersenyum simpul,apalagi melihat tangan anak itu sedikit terluka karena ia terjatuh. Baek Ha-rin mulai sedikit memainkan korek api yang ia pegang dan ia sembunyikan di belakang punggungnya.
"Tidak apa-apa, tapi bagaimana dengan tangan mu ? Mau ku obati ?" Tanya Baek Ha-rin sembari tersenyum evil pada anak itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Born Die Alone (Pyramid game)
Teen FictionApa ini gila ??? Aku harus memainkan permainan simulasi ini ??? "Bagi gw Pyramid game adalah permainan simulasi yang konyol dan enggak ada untungnya sama sekali, tetapi gw malah terjebak di sini dan harus ikut berpartisipasi bermain permainan konyol...