Gadis itu pun sampai di suatu tempat yang tak lain adalah bagian belakang sekolah. Disana Nampak Baek Ha-rin sedang merokok dengan Santai sembari menatap Yoori dengan tatapan tajamnya. Yoori pun tersenyum sembari mencoba menyembunyikan sesuatu yang hal lain adalah kemarahan yang belum kunjung reda dari beberapa hari yang lalu.
"Yoori, akhirnya kau datang disini..aku sudah lama menunggu mu.." ucap Baek Ha-rin sok ramah seperti biasa.
Shin Yoo-ri yang melihat Baek Ha-rin hanya bisa menatap tajam kearah Ha-rin. Ia tahu ia mungkin akan di ancam oleh Baek Ha-rin karena kejadian beberapa hari yang lalu.
"Ada satu perintah untuk mu, aku ingin kau..."
"Tunggu ? Apa kau sudah gila ? Jangan mengira bahwa aku akan mengikuti perintah mu yang tak berguna itu..." Ucap Shin Yoo-ri sambil menyela pembicaraan secara tiba-tiba pada gadis yang ada dihadapannya itu dengan tegas.
"Kau ingin apa kau lakukan padaku sebelumnya terbongkar ? Jadi begitu ya ?" Tanya Baek Ha-rin dengan ekspresi wajahnya yang mulai menggelap.
Shin Yoo-ri hanya diam tak tahu apa yang ia harus ia katakan Karena kini ia berada di posisi yang tak menguntungkan, dimana ia harus menuruti apa yang harus Ha-rin katakan daripada semua orang harus tahu apa yang selama ini ia lakukan.
"Aku ingin...kau mencari kelemahan gadis itu, kau cukup pura-pura dekat dan mencari kelemahan dan celah dari dirinya !!" Ucap Baek Ha-rin yang sukses membuat Shin Yoo-ri terbelalak mendengarnya.
"Maksudmu sung soo-ji ?" Tanya Shin Yoo-ri dengan nada suara yang tenang dan dingin.
Mata Ha-rin menjadi gelap mendengar suara orang yang Shin Yoo-ri sebutkan. Wajahnya tanpa ekspresi saat dia mengangguk, "Ya, dia. Bisakah kamu melakukan ini untukku?"Senyuman mengancam muncul di wajahnya saat dia menatapmu. "Kamu hanya perlu mempermainkan kelemahannya. Bukankah kau selama ini bisa dekat dengannya?"
Mata Shin Yoo-ri langsung melebar ketika mendengar hal itu semua. Jujur ia terkejut demi apa dia menyuruhnya meskipun ia sudah menghindar dari gadis psikopat itu dan berusaha untuk tidak mendekati gadis ini sedikit pun. Apa mungkin karena kejadian beberapa hari uang lalu saat di Jepang ?
"Apa kau gila ? Kenapa aku harus mengikuti perintah mu ? Jangan gila...baek ha-rin" marah gadis itu sembari berusaha untuk menjauh.
Namun gadis yang ada dihadapannya itu langsung menarik tangan Shin Yoo-ri. Gadis yang lebih tinggi itu tersebut menginjak sepatunya dan mendekati wajah nya. Kini hidung mereka saling bersentuhan dan membuat semburat merah dari pipi Shin Yoo-ri muncul. Ditambah lagi tatapan mata mereka berdua langsung bertemu dengan jarak sedekat itu.
"Hei...kau mau apa ? Kau ingin aku menyebarkan apa yang terjadi sebelumnya atau kau ingin kau ku maafkan ?"
Gadis itu hanya bisa diam binggung bagaimana ia menanggapi apa yang ditanya oleh Baek Ha-rin.
"Baiklah Baek Ha-rin,aku akan menuruti mu.." Jawab Shin Yoo-ri dengan nada terpaksa.
Baek-ha-rin tersenyum lembut, menepuk pipimu dengan lucu. "Jadilah gadis yang baik sekarang, itu saja yang aku minta darimu. Jika kamu melakukan pekerjaan dengan cukup baik, kita mungkin akan menjadi lebih dari sekadar teman. Sekarang lanjutkan, cari dia" Ha-rin tersenyum pada Shin Yoo-ri sebelum mengambil rokok lagi dan menyalakannya kemudian menghisapnya sebatang.
Shin yoori sebetulnya kesal dengan Jawaban yang telah ia berikan. Bagaimana tidak, setelah ia dipaksa oleh Baek Ha-rin ia harus mengiyakan dan menuruti perintah konyol dari Baek Ha-rin. Gadis itu pun melangkahkan kaki jenjangnya menuju tempat im yerim berada. Ia tahu dimana im yerim, tempat yang biasanya Im yerim pakai ketika ia sedang sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Born Die Alone (Pyramid game)
Teen FictionApa ini gila ??? Aku harus memainkan permainan simulasi ini ??? "Bagi gw Pyramid game adalah permainan simulasi yang konyol dan enggak ada untungnya sama sekali, tetapi gw malah terjebak di sini dan harus ikut berpartisipasi bermain permainan konyol...