Part 16

233 14 0
                                    

Halo semua maaf baru update soalnya author nggak sempet jadi baru sekarang bisa update hehe😁

Gimana kabar kalian?

By the way selamat hari raya idul fitri bagi yang merayakan semoga kita semua menjadi manusia yang lebih baik lagi setelah idul fitri ini

Happy Reading

Biasakan vote sebelum baca!

Malam hari tiba Sheren sedang bersiap untuk melakukan pelarian, tadinya ia bingung untuk memakai apa untuk penyamaran yang ia rencanakan untuk kabur, tetapi ia menemukan seragam kepala pelayan istana ini di dapur istana, sheren sengaja mengambilnya tanpa sepengetahuan siapapun karena saat itu tidak ada satu orang pun di area dapur.

Malam hari tiba Sheren sedang bersiap untuk melakukan pelarian, tadinya ia bingung untuk memakai apa untuk penyamaran yang ia rencanakan untuk kabur, tetapi ia menemukan seragam kepala pelayan istana ini di dapur istana, sheren sengaja mengambilny...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Bagaimana aku menutupi wajahku jika begini," ia berpikir keras kemudian menemukan sebuah ide, Sheren memakaikan kepalanya sebuah kain untuk menutupi wajahnya.

Dia melihat dari bawah ke atas tubuhnya,"oke semuanya lengkap apalagi ya kira-kira," dia berusaha mengingat apa yang ia lupakan,"oh iya sepatu kacaku."

Segera Sheren mengambil sepatu kacanya dialmari, sepatu itu berwarna putih mengkilat berbahan kaca karena itu dijuluki sepatu kaca, ia memakaikan sepatu itu dikakinya.

Setelahnya dia membuka pintu kamar kemudian berjalan seperti biasa melewati lorong istana, dia melewati para pelayan yang sedang berjalan terburu-buru ke aula istana, karena sejak tadi siang mereka belum juga selesai menyiapkan aula itu untuk pesta jamuan besok.

Aduhh kalau gini bisa ketahuan gue batin Sheren, saat ia berbelok ke arah kanan ia menghentikan langkahnya saat melihat Edsel berjalan ke arahnya dengan tatapan datarnya.

Bangsat umpatnya dalam hati, ia segera mengambil jalan ke kiri terburu-buru dan tidak sengaja ia menabrak salah satu pelayan yang sedang membawa keranjang buah, sehingga keranjang buah itu terjatuh dan buahnya berserakan,"apa kau tidak bisa melihat jalan hah!," ucap pelayan itu dengan kesalnya.

Sheren melotot terkejut dan segera membereskan buah-buah itu,"maaf aku tidak sengaja," ucapnya pada pelayan itu mencoba membuat suara sama persis seperti sang kepala pelayan.

Pelayan itu mengrenyit,"tunggu anda kan kepala pelayan, apa kau sedang sakit? suaramu serak dan kau memakai kain apa dikepalamu itu?," tanya pelayan itu penasaran dan sedikit kekhawatiran.

Saat pelayan itu bertanya pada Sheren, Edsel berjalan ke arah kami, Sheren menelan ludah pasrah batinnya.
Tetapi tidak sesuai perkiraan Edsel ternyata melewatinya tanpa melihat ke arah Sheren.

Untung aja sikulkas nggak lihat uhuyy batinnya kegirangan tetapi setelah itu ia menjawab pertanyaan dari pelayan,"ehem ya aku sedang serak tenggorokanku berat akhir-akhir ini tapi tenang saja aku sudah minum obat," jawabnya penuh percaya diri.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 19 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Misteri Transmigrasi Sheren Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang