Part 6

337 72 120
                                    

Sheren menatap Erland dengan tatapan serius tapi dengan senyum licik, erland yang melihat senyum sheren merasa geli."apa yang mau kau tanyakan jangan tersenyum seperti orang tidak waras seperti itu."

Sheren melotot,"hey kau berani mengejek gadis secantik dan seanggun diriku ini!! Ck dasar," dia menarik nafas dalam dalam dan menghembuskannya perlahan.

"Kau tahu kalau aku lupa beberapa hal jadi aku mau tanya hal banyak, ayah bilang saat aku akan dibunuh seseorang kau ada di sana dan menolongku apa itu benar?," sheren menyipit.

Erland mengangguk dengan santainya,"benar aku memang menolongmu tapi kau tidak hampir dibunuh sebenarnya kau memang dibunuh tapi keajaibannya kau tidak mati, ceritanya panjang," ucap erland dengan menyeduh secangkir kopi yang khas di kerajaan Ferland.

"Kalau begitu cepat ceritakan semuanya kalau bisa pendekkan."

"Waktu itu aku mencarimu saat kau tidak berada dimansion pada malam hari aku mencarimu bersama para pengawal lainnya, pada saat aku menemukanmu aku melihatmu tidak sadarkan diri dibawah sebuah pohon," erland menahan marah saat mengingat kembali kejadian kelam itu.

"Aku langsung bergegas melihat keadaanmu pada saat itu kau kehilangan banyak darah dibagian punggungmu seperti ada orang yang sengaja menusukmu, aku melihat ada pedang tergeletak di dekat tubuhmu."

"Dan ayahmu dia tidak tahu tentang kejadian sebenarnya karna aku hanya menceritakan sekilas dan beberapa kebohongan karna jika dia tahu yang sebenarnya maka akan membuat kesehatannya menurun, kau tahu kan ayahmu itu sudah tua juga dan waktu kejadian itu dia sedang pergi keluar kerajaan untuk mengurus beberapa hal," erland menatap lurus kemata indah milik sheren.

Sheren mengerutkan alisnya,"iya aku mengerti sekarang", dia menatap kesamping sambil berfikir sejenak dan kembali menatap erland,"terimakasih karna kau melindungiku."

Erland tersenyum tipis,"itu sudah kewajibanku serta perjanjianku untuk selalu menjagamu," dia cengengesan dan mengacak acak rambut sheren.

Sheren menghempaskan tangannya kasar,"hey! rambutku sudah rapi kau malah memberantakinya
dasar menyebalkan," sheren menatap erland dengan permusuhan.

Erland tertawa puas,"itu hanya sedikit dasar gadis bodoh," dia menyilangkan tangannya didada.

Sheren menggerutu kesal dan dia berdiri dari duduknya,"aku akan kembali ke mansion ayah huh," sheren berjalan melewati erland dan mendekati pintu keluar bar tapi sebelum dia membukanya erland lebih dulu menyela dengan ucapannya.

"Jaga dirimu aku memang melindungimu tapi tidak setiap saat aku melindungimu sheren, aku yakin kau
wanita yang kuat," ucap erland dengan lembut.

Sheren melirik sekilas kearah erland dan membuka pintu keluar dan kembali ke mansion. Saat dia sudah sampai mansion dan akan menaiki tangga menuju kamarnya dia disela oleh aura dingin dari seseorang dibelakangnya, itu ayahnya vagensa dan dibelakang vagensa terdapat clara yang menunduk takut.

"Sheren Vagensa kau dari mana saja sudah sangat larut malam begini?," tanya vagensa dengan dinginnya.

Sheren menelan ludahnya dia melirik clara yang sedang menunduk ketakutan. Vagensa menatap sheren tajam,"jawab ayah! dari mana saja kau."

"Ah iya iya ayah sebenarnya maaf aku berjalan jalan kebawah tanah dan aku melihat sebuah bar tempat perkumpulan para pengawal mansion dan istana."

Vagensa menatap lurus kemata sheren mencari kejujuran."untuk apa kau kebawah tanah dan ke bar pengawal?."

"Aku hanya jalan jalan saja ayah dan menemukan tempat itu dan aku kagum dan memasukinya begitu, maaf aku salah ayah jangan marah pada putrimu yang cantik dan memesona ini," sheren merangkul lengan ayahnya dengan manja.

Misteri Transmigrasi Sheren Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang