Penjelasan

216 11 0
                                    




Note : Revisi beberapa bagian


Nara berdiri dan berjalan ke arah tangga, sedangkan Umi, melanjutkan masakan nya yang belum selesai.

Nara menghentikan langkahnya tepat didepan pintu berwarna coklat tua.

"Aku harus bertemu dengan lelaki itu?" Tanya nya pada diri sendiri.

Masih sibuk Nara bergulat dengan fikiran nya,
"Ehh, Nar kenapa diem depan pintu? " Tanya Gus Haikal yang baru saja keluar kamar.

"Eee" Ucap Nara.

"Azam beberapa hari ini sakit, ngerengek mau ketemu sama kamu, " Ujar Gus Haikal yang diiringi oleh tawa.

"Udah masuk aja, dia lagi tidur kayanya" Lanjut Gus Haikal, Gua Haikal pun berlalu dan pergi keluar.

Nara terdiam, dan mengetuk pintu itu, namun tak ada jawab an dari sang pemilik kamar.

Tok... 
Tok...
Tok.

Nara mengembuskan nafasnya pelan , lalu mengarahkan tangannya ke handle pintu.

Ceklek..

"Kosong , dimana dia, " batin nya bertanya tanya.

Nara berjalan menyusuri ruangan bernuansa putih dan abu itu, tak ada satupun tanda bahwa sangat pemilik sedang berada di dalam kamar.

"Lepasin!!" Amuk Nara,karena tiba tiba Gus Azam muncul dari belakang dan memeluknya.

Tentu saja Nara memberontak, dan berusaha untuk melepaskan pelukan itu.

"Biarkan seperti ini , saya merindukan mu, " Pinta nya tepat ditelinga Nara.

"Tapi saya tidak merindukan mu , lepaskan Azam, " Ketus Nara, Azam yang mendengar itu sontak melepaskan pelukan itu , Nara pun berbalik kebelakang dan menatap mata elang milik suaminya.

"Saya mau menjelaskan semuanya , saya tidak mau ada selisih paham di antara kita berdua, " Tukas nya.

"Apa yang harus dijelaskan ? Ceraikan saya , setelah itu kau boleh menikah dengan perempuan mu, " Timpal Nara.

"Lagi pula pernikahan kita juga cuman sebatas perjodohan, Temui aku di pengadilan hari Rabu, " Ucap Nara.

"Lepasin!" Ujar Nara, Tentu saja Azam tidak menyetujui permintaan konyol itu.

Azam menarik tangan Nara dan membawa perempuan itu ke dalam dekapan nya.

Tubuh Nara me lemas , isakan tangis terdengar jelas di ruangan itu , sudut mulutnya menurun, dengan pandangan yang kosong, tangan tangannya terjatuh lemas di sana.

sedangkan Azam rasa bersalah terus menyelimuti dirinya, matanya terfokuskan pada satu objek disana, tangan nya bergerak mengelus pelan rambut wanita di dalam pelukan nya.

Setelah beberapa waktu ,pelan pelan Nara mulai merasa tenang, suara isakan tangis yang tadinya terdengar jelas pun sudah tak terdengar, Nara melepaskan pelukan itu, mereka sama sama terdiam, tak ada satu pun dari mereka yang membuka suara.

Azam mengembuskan nafas, banyak penyesalan yang laki laki itu sesali, lidah nya kelu seakan akan mati rasa ,terlalu banyak sakit yang ia buat kepada sosok wanita yang ia cintai.

Keduanya masih sama sama terdiam, berkutat dengan fikiran nya masing masing.
"Izinkan saya menjelaskan semuanya, " Ujar Azam, tak ada jawaban dari Nara, rasa kecewa terlalu menghantui diri nya.

Azam mendongak dan menatap sang empu, tatapan yang teduh namun menyimpan rasa penyesalan yang begitu dalam.

/Flashback On.

Takdir Cintaku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang