•
•
•Nara terkejut bukan main saat melihat Azam tiba-tiba jatuh limbung tepat ke arahny. Tak bisa berpikir panjang, sontak Nara menangkap tubuh Gue Azam yang lemah dan berkeringat dingin di sekujur tubuh Gue Azam.
Nara mendekap tubuh itu, dan menepuk nepuk pelan pipi Gus Azam.
"OMM,BANGUN OM, " Ucap Nara sambil menepuk nepuk pipi Gus Azam.
"UMI, ABI, TOLONG, " Teriak Nara, Umi Abi dan Gus Haikal,yang berada di ruang keluarga pun menoleh saat mendengar ada keributan di lantai atas.
Sontak Abi dan Umi berlari ke arah atas,begitupula Gus Haikal dan masuk ke dalam kamar Gus Azam, betapa kaget mereka melihat Azam yang sudah terjatuh lemas dak berdaya.
Abi dan Gus Haikal membawa Azam ke atas ranjang, dan dengan segera Abi Zafran menelfon dokter Pesantren.
Tak butuh waktu lama untuk Dokter itu sampai, sesampainya di sana, Dokter itu lansung masuk dan mengechek kondisi Gus Azam.
"Gus Azam baik baik saja, tidak ada yang perlu di khawatir kan, beliau hanya kelelahan dan banyak fikiran," Ujar Dokter itu.
"Nanti saya beri catatan, untuk obat yang harus di tebus, saya permisi dulu, assalamu'alaikum, " lanjut Dokter itu dan berlalu dari kamar Gus Azam, begitupun dengan Abi dan Gus Haikal.
Umi berjalan ke arah Nara.
"Umi titip Azam ya, " Ucap Umi lalu keluar dari kamar itu.Nara melangkahkan kaki nya ke arah ranjang.
Wajahnya pucat dan matanya terpejam, tak ada tanda-tanda kesadaran terlihat.Nara mengambil posisi duduk di sebelah ranjang, menatap Azam yang masih setia menutup mata nya, tangan nya ber gerak menyentuh tangan Azam yang terasa begitu dingin.
Nara mengalihkan pandangan nya, jauh di lubuk hati nya, tersimpan rasa penyesalan yang amat begitu dalam.
"Kenapa aku begitu egois? Kenapa aku tidak mendengar penjelasan nya?" Batin nya.
Nara berdiri, dan berjalan ke arah ke kamar mandi, ia meringkuk di balik pintu kamar mandi, menatap kosong ke arah shower.
Nara berdiri, saat mendengar ada yang mengetuk pintu kamar mandi itu, dengan segera ia menghapus air mata yang sempat turun, lalu mencuci mukanya.
"Eh, Umi kenapa?" Tanya Nara yang baru saja keluar dari kamar mandi.
Umi mengulas senyum nya.,
"Engga, tadi pas Umi masuk mau naruh obat kamu nya ngga ada," Jelas Umi."Itu obat nya ya Nduk, nanti kalau suami mu wes bangun ambil bubur yang ada di dapur ya, tinggal di panasin, " lanjut Umi, Nara mengangguk.
Umi pun berlalu dari hadapan Nara dan segera pergi keluar kamar, Nara pun berjalan ke arah kasur, menatap kosong ke arah Azam.
Nara menunduk, dan baru saja ia terpulas dalam tidurnya, ia merasakan sesuatu yang menyentuh kepala nya.
Nara mendongak kan kepala nya, mata nya bertemu dengan mata Azam."Ss-sayang..," rintih Gus Azam.
Gus Azam tersenyum, bibir yang pucat dan wajah yang masih pucat membuat beberapa orang khawatir dengan keadaan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Cintaku
Ficção Adolescenteseorang gadis SMA yang dijodohkan dengan anak sahabat ayahnya