12

386 15 1
                                    

"Bunda harus segera pulang, Agam baik baik di sini" Ucap Liera sebelum dia meninggalkan Agam.

Liera tidak tenang, ini memang masih pagi namun dia baru sadar jika Reynand sudah terus menghubunginya dan memberikan pesan peringatan jika Liera belum sampai dalam dua puluh menit.

Liera panik, dia pikir Reynand akan langsung di kantor namun ternyata.

Akh, dia harus menghadapi kemarahan atas dua kesalahan. Bagaimana Reynand akan menghukumnya?

Suami

Liera
kau sudah berani?
pulang.
kau menghabiskan begitu banyak uang?
untuk siapa?
Liera?!
Kau tak datang dalam duapuluh menit,lihatlah

Liera ingin menangis saja rasanya. Oke, ini salahnya tapi kenapa dia masih saja merasa takut.

Hingga taksi yang dia tumpangi sampai di rumah, Liera langsung membayar dan memasuki gerbang.

Di sini saja dia sudah melihat kejanggalan, orang-orang di rumah ini berbeda dan asing. Apa yang terjadi.

Liera menghentikan langkahnya di pertengahan jalan. Lantai penuh darah yang masih di bersihkan, serta Reynand yang berdiri di teras rumah dengan tatapan tajam padanya.

Sungguh, mendekati Reynand rasanya seperti mendekati pintu neraka. Liera menggenggam tasnya erat, berjalan perlahan dengan tatapan menunduk dengan takut.

Tak ada yang bersuara selain suara yang membersihkan lantai dan suara langkah Liera yang membawanya ke hadapan Reynand.

"Kau puas di luar sana, sayang?"

Liera menatap Reynand dengan perasaan gelisah, melihat suaminya yang terlihat begitu tenang padahal menghubunginya berkali-kali membuktikan bahwa di permukaan air bisa terlihat tenang, namun di dalamnya arus mengalir dengan deras.

"Mas, maaf semuanya mendesak dan aku tau kamu tidak akan memberikan izin" lirih Liera sembari tangannya memilin bajunya gugup.

"Uang itu? Aku tau kamu tidak mungkin belanja dengan sebanyak itu sedangkan kau tidak membawa apapun" ucap Reynand dengan tatapan penuh selidik.

Bukan nominal uang yang dia pertanyakan tapi kemana perginya uang itu karena baru kali ini Liera menggunakan kartu yang dia berikan.

"Untuk sahabatku, Cecil. Aku mohon, apapun akan aku lakukan  untuk membayar uangnya nanti" ucap Liera tergesa gesa takut suaminya itu marah.

Reynand menghela nafas pelan, sudah dia duga jika Liera tidak menggunakan nya untuk diri sendiri. Dan, istrinya ini ternyata selalu berkorban untuk orang lain, ya.

"Itu hakmu, bukankah suami harus menafkahi istrinya?" jawab Reynand santai.

Liera mengangguk dengan kaku, meski santai namun dia takut ada sesuatu yang tersimpan seperti....

"Dan istri harus melayani suaminya, bukan?"

Sudah Liera duga, semwnjak bersama Reynand Liera semakin yakin jika di dunia ini tidak ada yang gratis termasuk antara suami istri. Semuanya harus ada timbal balik.

You Are Mine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang