16

258 15 2
                                    

"Gila banget lo. Jam segini ke luar kota, emang atasan kaya setan" Calvin menggerutu dengan kesal sebab Reynand hanya santai seperti tidak bersalah sedikitpun.

Tengah malam seperti ini membuat Calvin bebas memaki sahabat sekaligus atasannya ini, dia sudah di luar jam kerja namun masih di tuntut tetap bekerja, sungguh menyebalkan.

"Bonus lima kali lipat, cukup kan? Dengan itu setelah menemukan kekasihmu kau bisa membeli rumah atau jalan jalan. Lakukan sesukamu" ucap Reynand yang enggan mendengar ocehan dari Calvin.

"Dengan senang hati, Tuan" jawab Calvin sumringah.

"Udah ketemu kekasihmu itu?" Reynand bertanya, bukan karena penasaran tapi karena dia heran melihat tingkah Calvin yang terlihat menyebalkan.

"Udah, tapi hilang lagi" jawab Calvin lesu dan kesal.

Reynand menaikan sebelah alisnya tidak mengerti, kekasih Calvin ini seperti barang yang mudah hilang dan sulit di cari.

"Kau emang bodoh" hardik Reynand tertawa mengejek.

"Ya, kau tau itu jadi jangan mengejekku. Aku sadar aku bodoh cukup sampai situ saja" jawab Calvin santai.

"Kau yakin aka punya anak?"

"Tentu saja, waktu itu aku mengeluarkannya di dalam dan pada malam beberapa minggu itu, aku bisa merasakan perbedaanya" ucap Calvin dengan yakin.

"Bagaimana kau bisa merasakannya?" Tentu saja Reynand bingung karena dia tidak tau perbedaan wanita sedang hamil dan tidak.

"Aku merasakan bahwa aku akan jadi seorang ayah" ucap Calvin membuat Reynand memutar bola matanya malas.

"Bagaimana dengan istrimu, Rey? Dia sudah mengandung?" Calvin bertanya balik dengan sedikit penasaran.

"Mana mungkin" dengus Reynand jadi mengingat hal yang menyedihkan menurutnya.

"Why?"

"Dia minum kontrasepsi" ucap Reynand terdengar memburu kesal dan dapat Calvin tebak jika lelaki itu tidak mengetahuinya sejak awal.

"Mungkin dia belum siap mengandung. Istrimu masih bocah" ucap Calvin membuat Reynand mengangguk mengerti. Dia juga berfikir jika mungkin istrinya masih terlalu bersikap labil jadi selalu memutuskan apapun sendirian tanpa melibatkannya.

"Kalian masih muda, santai saja" ucap Calvin bukannya membuat Reynand tenang makah membuat lelaki itu semakin kesal.

Selanjutnya dalam perjalanan terjadi keheningan, Calvin fokus berkendara sedangkan Reynand sibuk memeriksa dokumen lewat email.

Hingga saat pukul tiga pagi akhirnya mereka sampai di sebuah hotel tempat mereka menginap. Reynand enggan tidur jadi dia lebih memilih berenang setelah sampai di hotel.

Meskipun jauh dari Liera tapi pikirannya terus tertuju pada istrinya itu.

"Dingin pak, naik cepat" tegur Calvin dengan tawa jenaka.

Lelaki itu duduk di tepi kolam sembari menyeruput kopi panas dengan nikmat, dia juga enggan untuk tidur.

"Kenapa datang kemari? Mengganggu saja" dengus Reynand laku berenang menjauh dari Calvin.

"Sensi banget perasaan." Gumam Calvin lalu tatapannya beralih kepada dua pasangan yang berjalan menghampiri Calvin dan duduk di sebelahnya.

"Apa kabar bang Tian" sapa Calvin pada lelaki di sebelahnya.

"Baik, bagaimana dengan kabar kamu?"

"Kurang baik sih sebenarnya" keluh Calvin yang langsung mendapatkan cipratan tidak menyenangkan dari satu satunya perempuan di antara mereka.

You Are Mine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang