19

137 17 2
                                    

".... Lenyapkan. Semua yang sudah tidak berguna maka harus di lenyapkan tanpa bersisa"

Deg

Langkah kaki Liera terhenti di depan pintu kamar saat samar dia mendengar suara Reynand. Pintu kamar sedikit terbuka membuatnya bisa mendengar suara dari dalam kamar.

Tubuhnya semakin mendekat dan dengan perlahan dia membuka pintu kamar untuk bisa mendengar dengan jelas apa yang Reynand katakan.

"... Dia akan di lenyapkan setelah tak berguna. Tunggu sampai dia melahirkan, tidak peduli apa yang terjadi pada wanita itu..., selamatkan anaknya dan bawa kepadaku."

Jantung Liera tak karuan mendengar perkataan tidak manusiawi dari Reynand, suaminya berani membunuh tanpa ragu, berani mengambil seorang anak dari ibunya bahkan tidak peduli apa yang terjadi pada ibu anak itu. Sebenarnya lelaki seperti apa yang dia nikahi sekarang ini mengapa dia terlihat menakutkan di balik wajah tampannya itu.

"Istriku bisa merawatnya"

"Dia akan merawatnya, tenang saja.. benarkan Liera"

Brak

Liera terduduk di depan Reynand yang sudah berdiri di hadapannya dengan seringai miring yang menakutkan.

Tubuhnya mundur perlahan namun Reynand berjongkok dan memegang pergelangan kaki Liera membuat wanita itu memberontak ketakutan.

"R-rey. Lepasin" Liera berteriak panik namun Reynand tetap tertawa seperti lelaki tidak gila bahkan menyeret kaki Liera hingga sepenuhnya wanita itu masuk kedalam kamr.

Reynand mengunci pintu dan membuang asal kuncinya keluar kamar membuat Liera ketakutan dan masuk ke bawah ranjang.

Reynand tertawa melihat tingkah Liera saat ketakutan melihatnya padahal ini bukan kali pertama Reynand bertindak kasar pada Liera.

Reynand berjongkok di samping ranjang, menatap Liera yang kini meringkuk dan menangis dengan mata terpejam tak mau menatap Reynand.

"Keluar sayang" panggil Reynand dengan suara rendah dan senyum lembut.

Liera makin ketakutan dan mundur saat tangan kekar lelaki itu hendak mencapai tubuhnya.

"E-enggak. Jangan, Rey aku takut" jerit Liera ketakutan.

Reynand tertawa kecil, membuka ponselnya dan meletakkan tak jauh dari dirinya.

"Kemari, Liera. Mengapa kau menghindari suamimu, sayang" Reynand mendekat namun Liera semakin masuk dalam.

"R-rey. Kamu mabuk"

"Tidak. Aku tidak mabuk tapi aku menginginkanmu" Reynand menyeringai terutama setelah mendengar suara Liera yang ketakutan.

"Tidak mau. Kau akan menyakitiku Rey. Tolong jangan seperti ini-akkkh" Liera menjerit ketika kakinya di tarik paksa oleh Reynand.

Lelaki itu seperti menikmati permainan saat melihat Liera yang ketakutan karena ulahnya.

"Sekarang kau takut padaku sayang? Tubuhmu bergetar padahal sebelumnya kau sudah tenang, haruskah aku menghukum mu?" Bisik Reynand dengan suara pelan namun menusuk.

"R-rey aku takut jangan seperti ini"

"Katakan padaku kenapa kau selalu membuatku marah, sayang. Apa sulit untukmu sekedar menuruti perkataanku? Apa sulit, hmm?!"

"A-apa maksudmu, Rey?! A-aku tidak menger-Akkh"

Tubuh Liera terdorong hingga kepalanya membentur nakas namun Reynand tidak peduli. Lelaki itu menggenggam kasar tangan Liera dan memasangkan borgol hingga kedua tangan wanita itu kini tak bisa kemana-mana atau melawan dirinya.

You Are Mine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang