Bab 4. Ganti eskul aja ya

288 14 2
                                    

"Kamu gak apa-apa kan?"

Aku baru saja masuk kelas dan duduk di kursiku saat Edo datang menghampiriku dan mengunyel-unyel wajahku.

"Ish! Apaan sih Do! Aku baik-baik aja kok."

"Hueee...maafin aku ya Sat, aku ga bisa jagain kamu dengan benar. Terus kacamatamu mana?"

"Itu..."

Semalam aku dimarahi sama mamah karena lagi-lagi aku mematahkan kacamataku. Mamah sudah capek karena dalam setahun aku bisa ganti kacamata sampai tiga kali. Saat kami ke optik ternyata kami harus menunggu dahulu selama kurang lebih satu hingga dua minggu karena kacamata yang kupesan untuk lensanya haruslah di buatkan dahulu.

Karena darurat, penjaga toko kacamata menyarankanku pakai kontak lensa bening yang tidak ada warnanya. Dan kini aku memakai kontak lensa hingga kacamataku nanti datang.

"Aku sepertinya mau pindah eskul aja deh Do, maafin aku ya Do." Aku menunduk dan menghindari tatapan mata Edo yang tampak kecewa. Ia terdiam dan menunduk. Terlihat jika ia tampak sangat menyesal karena sudah gagal menjagaku.

"Aku minta maaf ya Sat, karena maksa kamu untuk ikut eskul futsal. Aku cuman takut ga bisa jaga kamu, eh malah beneran kamu terluka kayak gini."

"Ga Do, ini bukan salah kamu kok. Emang akunya aja yang ga bakat main futsal kayak kamu loh, aku mungkin akan ikut klub jejepangan aja deh. Aku bisa tiduran didalam ruangan juga nanti seharian sambil nunggu kamu selesai eskulkan."

"Oh, ada eskul atau klub kayak gitu ya? Yaudah kalau emang aman, kamu ambil eskul itu aja ya."

Aku mengangguk mantap dan mencubit pipi gembul Edo. Tubuhnya atletis, dadanya bidang dan perutnya sixpack, tapi pipinya berisi dan chubby. Edo ini jika di perhatiakn tipikal cowok lucu yang menggemaskan. Sayang aja otaknya setengah.

"Aduh, apa sih cubit-cubit."

"Kamu udah bikin PR?"

"Hah? PR?"

"Nih, buruan salin."

DING...DING...DING...

Terdengar suara bel masuk sekolah, Edo tampak panik saat tahu ada PR Matematika dan itu di jam pertama pula dikelas kami. Dengan secepat kilat Edo menyalin PR ku. Aku hanya tertawa melihat perilakunya.

Rasanya ketika memakai lensa kontak itu ada yang berbeda ya, seperti aku bisa melakukan wink ke orang yang aku suka. Apa nanti aku coba saja ketika istirahat ya? Eh tapi sebelum itu aku harus menyerahkan formulir pendaftaran ke klub jejepangan dulu.

***

"Permisi..."

Aku membuka pintu ruangan klub yang penuh dengan tempelan gambar anime dan tokusatsu atau poster gambar ultramen dan power ranger. Saat ini jam pelajaran sudah usai dan kegiatan masing-masing klub atau eskul sudah dimulai.

"Oujo-sama! Kau kah itu? Seorang putri tidur yang terbangun dari mimpinya..."

"Eh?!"

Aku bergidik ngeri saat seorang gadis muncul di hadapanku dan berpose layaknya seorang pangeran yang sedang menunggu putrinya. Ia bahkan bersimpuh di hadapanku dan memegang tanganku lalu mengecupnya sekilas.

Kudengar klub jepang ini sedikit aneh, tapi ternyata seaneh ini ya? Aku menggaruk belakang kepalaku saat lagi-lagi kulihat ada seorang anak perempuan dengan rambut panjang sedang berdiri membelakangiku dan menghadap dinding.

"Ka...kau sedang apa?"

"Cosplay jadi wallpaper dinding."

"EEEHHH?!"

Lensa Kontak Yang BerkedipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang