episode 8 | DUA TOPENG SATU WAJAH

32 2 1
                                    

📚📚📚

   Tanpa kehadiran Relyan dan Rea, dimalam harinya, Tim Thunder berkumpul dengan penuh semangat untuk merayakan pencapaian mereka, meskipun tantangan yang masih mengintai belum sepenuhnya terpecahkan.

   Mereka mengangkat gelas dalam keceriaan, bersiap untuk bersulang...

   Namun sebelum bersulang, satu persatu mereka menyampaikan rasa bangga mereka terhadap Tim Thunderbolt...

   Pertama, Yuna dengan tegas berkata, "Meskipun pelakunya belum ketangkep, gue bangga bisa nyelamatin satu orang"

   Kedua, Caca dengan tulus berkata, "gue beruntung banget, punya temen kayak kalian!"

   Ketiga, Fero memberikan semangat, "Semuanya, jangan pernah menyerah! Kita pasti bisa!"

   Keempat, Clarissa dengan penuh apresiasi berkata, "Terima kasih semua! Kalian memang yang terbaik!"

   Terakhir, Bobby memberikan motivasi, "Mari kita semua bekerja lebih keras sampai akhir!"

     Cheers! Mereka bersulang

"Kalian gak lupa kan? Malam ini malam apa?" Clarissa memulai pembicaraan

"Ya jelas enggak lah! Masa lupa sama birthday temen sendiri, kocak lu?" Bobby menjawab

Yuna "tenang! Gue udah nyuruh si Rea buat ngalihin perhatiannya dulu!"

"Kalo gitu! Habis ini kita mulai prepare oke?" Fero memerintah dengan antusias

📚

   Melaju dengan kecepatan kilat, seseorang memacu motor dengan penuh urgensi. Dari sorot matanya yang tajam, menunjukkan betapa gelisahnya ia sekarang.

   Sementara itu, Tim Thunderbolt sibuk mempersiapkan pesta ulang tahun yang sebentar lagi akan segera dimulai...

   Yuna dan Bobby tengah menghias ruangan dengan memasang balon, sementara Fero dan Caca sibuk membuat kue didapur. Juga Clarissa dengan teliti memantau setiap detail untuk memastikan semua persiapan berjalan lancar. Suasana persiapan ulang tahun semakin seru dan penuh semangat!

   Disisi lain, Pak Jaya yang tengah menikmati malam dengan secangkir teh, tampaknya tengah menunggu sesuatu. Tatapan matanya menunjukkan betapa ia sangat menantikannya

"Apa yang membuat anda begitu menunggunya?" Alice (asisten) bertanya dengan penasaran

"Tentu aku sangat menunggunya! Karena malam ini adalah penentuan antara kemenangan dan kematian, mungkin keduanya" jawab Pak Jaya

"apakah bapak tidak khawatir, telah mempertaruhkan pewaris keluarga Wijaya?" Alice bertanya kembali

   Pak Jaya yang hendak meminum teh, seketika terhenti karena pertanyaannya. Lalu ia menjawab dengan sukacita...

"Bukan aku yang mengambil keputusan ini, tapi dia sendiri yang menentukannya" Jawabnya penuh dengan ketegasan

📚

   Dalam keheningan ruangan yang sunyi, cahaya rembulan samar-samar menyinari sosok yang terikat. Dengan gerakan perlahan, ia mengangkat kepalanya, mengekspos kelemahannya yang mendalam.

THE SECRET OF RELYAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang