22

114 18 0
                                    

Hinata melepaskan genggaman tangan mereka, dan pergi tanpa meninggalkan sepatah kata. Ingin disusul segara oleh lelaki itu tapi Sakura menyela.

"Biar aku saja, ada yang perlu aku bicarakan dengan Hinata."

Sebenarnya itu tidak sepenuhnya salah, sekaligus Sakura bisa lepas dari situasi tak terduga ini. Tanpa pamit dulu, Sakura menyusul Hinata yang sebentar lagi akan hilang di belokan depan.

Sakura berlari sekuat tenaga hingga bisa menyusul, kemudian menahan lengan gadis itu.

"Tunggu."

Hinata menoleh sebentar lalu tatapannya terdiktrasi hal lain, sengaja. Entah kenapa Sakura merasa Hinata sedang kelabakan sekarang.

"Aku belum sempat bilang sebelumnya." Sakura menatap ke arah netra Hinata sedangkan gadis itu menunduk. "Terima kasih telah membantuku."

Butuh agak lama dapat reaksi dari Hinata, setelah setengah menit hanya anggukkan pelan yang ditampilkan.

Sakura berdeham, ia terjebak situasi canggung lagi.

"Apa kau tahu siapa aku?"

"Iya!" Hinata menjawab cepat sampai Sakura membelalakkan matanya.

"O-oke.."

"Aku tahu, aku pernah melihatmu beberapa kali berlatih di ruang seni."

"Benarkah? Kenapa kau tak menghampiriku?"

"Aku tak tahu."

"O-oh.."

Sakura menutup matanya frustasi, canggung sekali. Percakapan apa ini. Sakura memang tak memiliki teman di sekolah jadi tak mengerti harus bagaimana lagi. Ditambah ia tak terlalu mengenal gadis di hadapannya.

"Umm, suaramu indah ya."

Sakura sudah sadar sejak awal gadis itu berbicara. Sudahnya benar-benar lembut dan enak di dengar. Di tambah lagi wajahnya yang anggun membuat Hinata tampak seperti bangsawan.

Dapat Sakura lihat Hinata tersipu. "T-Terima kasih."

"Kau pasti tidak pernah makan makanan yang berminyak ya," canda Sakura selanjutnya.

"A-Aku jarang karena aku penyanyi seriosa," jawab Hinata serius.

"Eh benarkah? Pantas saja." Sakura mengingat gedung opera letaknya lumayan jauh dari gedung kelasnya. "Aku pandai memainkan musik klasik. Kau bilang pernah lihat aku berlatih 'kan? Padahal gedung kita belajar berbeda."

Hinata mengerjapkan matanya berkali-kali, lalu tersenyum kikuk. "Ah iya.."

"Aku harus pergi sekarang, kakakku sudah menunggu," lanjut Hinata kemudian.

Sakura tersenyum tipis dan mengangguk. "Hm, hati-hati ya."

Ketika Hinata sudah menjauh, Sakura baru teringat satu hal lainnya. Kenapa Hinata tahu Sakura terkunci di dalam gudang?




***

she looks just like a dream | sasusakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang