29

80 16 1
                                    

Sakura tetap memikirkannya meski sudah dibuat sengaja lupa berkali-kali.

Dalam hatinya Sakura merasa bersalah. Di sisi lain ia masih tidak menduga. Apa yang membuat kedua laki-laki itu menyukainya? Sakura sudah pikirkan berkali-kali tetap tidak mengerti. Padahal menurutnya sendiri, ia sama sekali tidak punya daya tarik.

Sakura menolak laki-laki yang menyatakan cinta padanya pertama kali. Sedangkan yang kedua, masih ia gantung(?).

Sakura pusing.

Banyak hal terjadi padanya dalam waktu dekat ini.

Baru kemarin Sakura mampir ke festival sekolah sebelah. Sakura sama sekali tidak menyapa Sasuke, tapi ia sempat bicara dengan Naruto sebelum pertandingan. Entah kenapa Naruto tidak canggung saat bertemu dengannya.

Sakura tak mengobrol lama sebab pertandingan basket yang diikuti Naruto akan segera dimulai. Sebelum pergi, Naruto mengatakan pada Sakura jika ia belum menyerah meski temannya sendiri, Sasuke telah menjadi rival dalam percintaannya.

Dan Sakura tidak sempat merespon, seluruh tubuhnya kaku.

"Oh-" Emerald Sakura bergulir pada gadis dengan surai gelap panjang dan lurus melewatinya. "Hinata!"

"S-Sakura?" Hinata menoleh sebentar sebelum benar-benar berbalik menghadap Sakura. "Halo."

Sakura tersenyum tipis. "Apa kabar? Ini pertama kalinya kita menyapa di sekolah."

"Aku baik, kau sendiri?"

"Aku juga baik."

"Mau mengobrol?"

Alis Sakura terangkat, ia mendapat tawaran yang baru pertama kali ia dapatkan sejak bersekolah di sini. "Boleh."

























Mereka berdua duduk di kantin sekolah. Hinata bersorak senang dalam hati karena memberanikan diri mengajak Sakura kemari. Sekarang ini juga mereka tengah mengobrol dan minum bersama-sengaja tidak pesan makan karena kebetulan mereka sama-sama kenyang.

Hinata menolehkan kepalanya perlahan ke samping, memerhatikan dengan lekat tanpa terlewat sudut bibir Sakura yang perlahan tertarik ke atas.

"Aku baru pertama kali minum ini disini."

Hinata ikut tersenyum ketika tatapannya dibalas. "Apakah enak?"

Tangan Sakura mengaduk menggunakan sedotan segelas matcha miliknya. Surainya yang tak diikat ikut bergoyang kala kepalanya mengangguk.

"Besok... Ayo kita kemari lagi. Ada banyak menu makanan yang enak juga."

Nampak jelas binar di netra Sakura seketika, perasaannya menghangat. Lagi-lagi ia tersenyum lembut tanpa sadar lalu mengangguk kecil.

"Ayo lakukan itu. Kita 'kan teman."

Hinata ikut mengangguk dan membalas setuju.

"Kita teman," jelas Hinata kemudian.

Hinata benar-benar suka moment saat ini. Ini bisa dibilang kemajuan bukan? Awalnya ia hanya berani melihat Sakura dari jauh dan memberi hadiah diam-diam. Hinata senang mengetahui Sakura memakai gantungan kunci yang ia buat sendiri.

***

she looks just like a dream | sasusakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang