27

95 18 1
                                    

Saat ini festival di mulai. Biasanya sekolah Sasuke melakukan perayaan sebagai hiburan untuk murid-murid supaya tidak lelah belajar. Banyak orang berkunjung, ada yang sekadar untuk lihat-lihat juga.

Kebanyakan dari mereka nampak bersemangat. Apalagi sejak dibuka dengan pertunjukkan drama dan konser dari calon idol yang ada di sekolahnya.

Sasuke sendiri yang merasa lesu. Satu-satunya orang yang ditunggu belum memerlihatkan batang hidungnya.

Bahkan sampai pertandingannya selesai. Sakura sama sekali tidak masuk dalam tangkapan netranya.

Sebenarnya Sasuke mengerti sebab mungkin dirinya sendiri yang membuat Sakura enggan hadir. Namun tetap saja, sebelumnya Sakura sudah mengiyakan ajakannya.

Sasuke tidak berkontribusi banyak untuk festival ini. Ia hanya ikut pertandingan basket antar kelas. Artinya ia melawan kelas Naruto tadi.

Hubungan Sasuke dan Naruto sama sekali tidak canggung, meski mereka menyukai gadis yang sama. Persahabatan mereka memang sekuat itu, akhirnya memutuskan untuk sama-sama bersaing dengan adil.

"Giliranmu sekarang menjaga tenant."

Ujaran dari seseorang yang baru saja datang itu membuat lamunan Sasuke buyar. Onyx-nya melirik sekilas memastikan si pembicara. Seorang gadis dari kelasnya bernama Ino.

"Kenapa wajahmu murung begitu?" tanya Ino spontan. "Orang-orang bisa mengira kau murid yang dirundung. Jadi hentikan ekspresi seperti itu."

"Apa terlihat jelas murung?"

Ino mengangguk. "Iya. Kau kenapa sih hari ini? Kau sakit?"

Sejak pagi sebelum festival dimulai, Ino memerhatikan walaupun sudah coba untuk mengabaikan, tapi raut murung dari laki-laki Uchiha di sebelahnya itu bukan hal biasa.

"Tidak. Aku baik-baik saja."

"Mana mungkin kau baik-baik saja jika wajahmu terlihat seperti habis ditolak cintanya."

Sasuke tidak berniat menjawab, ia buru-buru ambil langkah menjauh dari sana. Namun Ino mengikuti, radarnya ikut membawanya untuk berpikir kalimat asal yang dilontarkan barusan adalah nyata.

"Benar habis ditolak?" tanya Ino lagi, sepenuhnya tidak percaya.

"Tidak ada yang seperti itu."

Ino tidak mengacuhkan perkataan Sasuke, ia percaya dengan feeling-nya sendiri. "Siapa? Siapa gadis itu? Siapa yang menolakmu?"

"Tidak ada yang seperti itu." Sasuke mempercepat langkahnya.

Ino berhenti, ia lelah untuk mengejar langkah teman laki-lakinya itu. Perempuan bernama lengkap Ino Yamanaka itu sudah sibuk bekerja sejak pagi.

Tangannya merogoh saku cardigan-nya, mengeluarkan selembar kertas yang kusut karenanya.

"Tadi ada perempuan yang menitipkan surat padaku..." Suaranya sudah dibuat agak keras agar sampai pada Sasuke, tapi laki-laki itu seperti tak mendengarkannya.

"Aku tidak tahu siapa dia-"

















"-Dia punya rambut berwarna merah muda, matanya berwarna hijau."

Ino mengakhiri perkataannya sembari melihat kertas digenggamannya. Ketika ia mendongak ke depan, detik itu juga ia tersentak kaget. Sasuke yang ia kira tidak peduli dan terus melangkah pergi sekarang ada di hadapannya.

Dalam kepalanya sibuk perpikir apakah Sasuke terbang hingga bisa begitu cepat pindah posisi. Sampai Ino tidak sadar kertas ditangannya sudah berpindah tempat.



***

she looks just like a dream | sasusakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang