1

1.8K 60 0
                                    

Lee SoonBi P.O.V

Hari yang cerah ini terasa sangat dan sangat membosankan. Membaca novel romance bahkan tidak menghilangkan rasa suntuk yang berakar ini.
Apa kehidupan SMA memang selalu seperti ini?

Aku sibuk mengotak-atik ponselku, menyetel beberapa lagu lalu kembali mematikannya. Bosan, aku melempar ponselku asal kedalam tas. Aku bangkit ketika pintu kelas berdetum keras.

"Soonbi~aahh" panggil ke-2 sahabatku sambil berhamburan kearahku.

Aku kembali duduk dikursi. Lalu menaikkan alisku sebelah. Sudah tak merasa heran lagi dengan tingkah mereka yang sangat heboh itu.

Yang pertama, Choi hyehoo. Gadis berambut pendek yang terkenal dengan style_nya yang menyerupai laki-laki. Alias tomboi. Sejak kami kenal di Sekolah Menengah pertama, dia pernah mengatakan kalau ia ingin menjadi Ulzzang Tomboy. Padahal menurutku penampilannya cukup menarik untuk dapat memikat hati laki-laki.

Yang satu lagi Jung Hajoon, gadis manis berambut panjang yang cerewet dan sulit lepas dari ponselnya. Dia tersenyum ketika tatapan mata kami bertemu, dan walau begitu aku sedang tak ingin meladeninya.

Aku memendam wajah ditelapak tanganku. Lama-lama aku gila kalau mereka terus-terusan seperti itu. Aku yakin mereka sedang merencanakan sesuatu-lagi.

" Soonbi-ahhh " panggil mereka lagi.

" WAE? " jawabku ketus. Membuat mereka berdua memanyunkan bibir mereka yang bewarna merah muda.

'Apa mereka tidak lihat keadaanku yang jauh dari kata Goodmood?'

" sedang datang bulan? " bisik hyehoo ditelingaku.

Aku menengok, memicingkan mataku padanya.

" Yaak. Mau mati? " serangku menyubit bahu Hyehoo. Membuat dia mengerang sakit.

Dia memang hebat dengan godaannya yang selalu membuatku muak. Sedangkan hajoon hanya terkekeh melihat kami berdua.

" kau kenapa? Wajahmu kusut sekali? " Tanya hajoon. Dia menepuk kedua pipiku, menatap mataku dengan mata bulatnya yang berkedip-kedip.

Cih Apa dia kelilipan? mentang-mentang matanya besar dan lebar. Pake sok pamer bulu mata segala. Gak berat apa tuh bulu mata, tebel amat.

" entahlah. Aku hanya merasa, hmm bosan?! " mereka berdua menaikkan alisnya, lalu terkekeh.

Apa ada yang lucu? Hah Setidaknya aku tidak dianggap gila.

" kalau begitu akan kubelikan cola dan sandwice di canteen. " Ucap Hyehoo yang akhirnya melangkah keluar kelas.

Aku menggebrak meja semangat.
" Eh? Untukku? " tanyaku dengan mata berbinar-binar.

Sejak kapan dia sebaik ini?

Hajoon berhenti.

" tentu saja. PHABO.!" Jawabnya sambil melanjutkan langkahnya.

" AKU JUGA NHEE!! " teriak hajoon pada Hyehoo. Dan dibalas dengan lambaian tangan tanpa menoleh.

Aku dan Hajoon melakukan Highfive dengan semangat.
Bagaimana tidak? Tumben sekali Hyehoo sebaik ini. Hihihi

Hajoon kembali berkutat dengan ponselnya, lalu semenit kemudian dia menoleh padaku dengan wajah penasaran.

" soonbi. Bagaimana dengan pangeranmu? Apa kau masih memandanginya dari jauh? " goda hajoon sambil memandangiku.

Aku mengangkat bahu malas. Mengingat kejadian itu sangatlah membuatku lemas.

Aku mencubit hidungnya dengan sayang. Sedangkan dia berpura-pura kesakitan karena cubitanku. Yah walaupun adegan kami ini agak memuakkan sih.

" Aku tidak memandanginya-lagi ,Hajoon. tapi kami hanya berpapasan di koridor tadi. " jawabu jujur.

" tapi bukankah kalian bertengkar? " ucapnya padaku.

" itu bukanlah masalah besar " jawabku santai.

Yah tentu saja, harus Sesantai-santainya agar kepalaku tidak pening memikirkan pertengkaran kami beberapa hari yang lalu.

Hajoon tersenyum menggoda.

Aku memutar mataku, dan melirik lapangan yang kini digunakan untuk bermain basket.

Dan disana,
sosok yang biasa ku pandangi saat berpapasan di koridor sekolah.
Sosok yang selalu murah senyum pada semua orang. Tidak semuanya sih.

Aku menyukai matanya. Tatapan matanya itu terkesan tajam dan dalam. Membuatku selalu tenggelam kedalam bola matanya yang hitam dan misterius itu.
Dan satu lagi, dia mirip dengan Ayahku. Well, itulah kenapa aku sangat menyukainya~~sebagai secret admirer .

" Yaak. LEE-SOON-BI " teriak seseorang tepat ditelingaku.

" aissshhhh. Telingaku sakit!! " pekikku pada Hajoon dan Hyehoo yang tengah tertawa.

" Wae?? " Tanyaku ketus~lagi.

" cepat makan sandwice-mu! Atau aku akan.." aku segera menyambar sandwice dan Cola yang hampir saja lolos kedalam perut Hyehoo yang terlihat bergejolak. Sebenarnya sih karena perutnya barusan bersuara.

" Cih- tadi kau tidak mau mendengarkanku" ucap Hyehoo yang berpura-pura kesal.

Aku menyengir~

" itu. Ta-Di " ucapku sambil menjulurkan lidah.

Aku melahap sandwice dengan ganas. Ternyata perutku ini juga mempengaruhi perasaan hatiku.
Aku bersyukur tidak ada orang lain yang berada di dalam kelas. Karena tentu saja, sebagai gadis SMA aku juga harus menjaga image~ku sebagai perempuan yang normal. Apalagi pekerjaanku yang mewajibkanku merahasiakan sesuatu yang-hmm- besar?

Aku melirik Hajoon dan Hyehoo yang juga sedang melakukan ritual mereka.

Tak beda jauh dariku. Mereka juga menyantap makanan dengan ganas. Hihihi. Aku bersyukur memiliki teman yang sehati denganku.

" Soonbi " panggil Hyehoo. Aku menoleh. Karena Sepertinya dia sudah selesai makan.

"Nde?" Dia menatapku dengan tatapan yang sulit untuk diartikan.
Jadi aku hanya membalas tatapannya. Menunggu penjelasan dari arti tatapannya tersebut.

" aku sudah mentraktirmu."

Aku mengangguk. Menandakan ia padanya.

" kau harus mematuhi perintahku!! " ucapnya lagi dengan nada tegas.

Ciih~ sudah kuduga. Dia sedang ada maunya.

" apa? " tanyaku berusaha terlihat bodoh~?.

Senyuman kini menghiasi bibir Hyehoo dan Hajoon. Entah mengapa, senyuman mereka membuatku merinding. Aku menelan ludah. Sepertinya tindakanku salah telah menerima traktiran dari Hyehoo.

Hyehoo mendekatkan wajahnya tepat di samping telingaku. Dan aku refleks menajamkan pendengaranku. Hanya~ Untuk mengetahui perintah yang diucapkan oleh Hyehoo.

Mataku membulat setelah selesai mendengar perintahnya.
Lalu dengan cepat aku menjauhkan telingaku dari Hyehoo yang tertawa terbahak-bahak bersama dengan Hajoon.

" Boo? apa kalian sudah gila? "

UNLIKED HIGHSCHOOL(Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang