21

207 12 2
                                    

"Dia akan datang sekitar 5 menit lagi. Jangan mengambil gerakan yang mencurigakan!!" suara itu terdengar berat tidak seperti biasanya.

"Tidak akan ada yang curiga dengan keadaanku yang seperti ini."

"Baguslah,,"

"Hmm"

"Kau tidak boleh kehilangan jejaknya!" ingatnya lagi.

"Hmm"

"Jangan lupa mencari tahu tentangnya lebih dalam!"

"Hmm"

"Kalau dia menolak goda saja dia!"

"Hmm. eh,goda?"

"Ini mungkin tidak akan mudah dengan keadaanmu yang seperti itu." Nafasnya terdengar resah.

"Aku akan berusaha." Sepertinya Arah pembicaraan ini jadi sedikit aneh.

"Dia mungkin saja berlari meninggalkanmu, hah."

"Hah. Kenapa?" Aku menahan nada bicaraku agar terdengar lebih normal.

"Dan rencanaku ini akan gagal total. Bagaimana cara kau megengejarnya?" Suara itu terdengar kelelahan. Ada krasak~krusuk terdengar dibalik suara itu. "Dengan kakimu yang pincang itu, tidak akan ada rencana yang akan berjalan lancar" ucapnya sok calm.

Darah dikeningku terasa mendidih.

"KALAU BEGITU JANGAN MENYURUHKU JIKA KAU TIDAK INGIN RENCANAMU INI GAGAL. DAN INI JUGA BUKAN TUGASKU. KAU SEHARUSNYA MENYURUHKU ISTIRAHAT DIRUMAH!! APA KAU SENGAJA MEMBUAT KAKIKU SEMAKIN BENGKAK? DASAR SEOKJIN SIALAN!!" Aku berteriak sekuat tenaga. Aku sudah tidak perduli lagi dengan tugas dadakan, atau dianggap gila oleh orang yang berlalu lalang di airport ini.

Lihat saja kau SeokJin. Aku akan melaporkannya pada Ayah!! Dan setelah itu aku akan mengabadikannya di instagran jika ayah menyuruhmu membuka celana dan memukul bokongmu seperti 5 tahun yang lalu. janjiku pada diri sendiri.

"Shhtttt.. kau akan mengambil banyak perhatian!!" bisiknya seolah-olah ia tidak melakukan kesalahan sedikitpun.

"Aku tidak perduli" ucapku gusar.

Sialan kau jin. Jika bukan karena tugas ini. Ingin sekali aku banting ponsel ini.

"Dia datang!!" Peringatnya.

Instingku langsung bekerja. Aku bangkit dari kursi. Jalanku sedikit pincang, tapi aku masih bisa menjaga keseimbangan. Aku memandang kesekeliling arah.

"Dimana posisinya?" Mataku terfokus pada kesalah satu tempat keluarnya penumpang yang baru saja turun.

"Terus jalan kearah jam 12. Dia mengenakan topi cowboy hitam. Dia membawa coper hijau model xx yang bisa ditarik."

"Bagaimana dengan bajunya?" Aku masih belum melihat orang bertopi di tempat ini.

"sayangnya terlalu banyak orang yang mengenakan jas hitam."

"Haa," aku tersenyum kecil. "Aku mendapatkannya"

"ku serahkan segalanya padamu"

"Aku tidak akan menyia-nyiakan tugas outside pertamaku,kak" ujarku percaya diri.

Aku semakin dekat padanya, dia mengenakan kacamata hitam. Tapi aku bisa merasa tatapan mata kami bertemu, aku tersenyum.

"Namjoon?" Tanyaku terdengar seolah-olah sedang memastikan. Alisnya naik turun, termasuk pandangannya yang menjalar memerhatikan penampilanku yang mungkin baginya tidak meyakinkan.

"Apa kau yang datang menjemputku?" Bibirnya tersenyum,memicu lesung pipit untuk kunjung ikut menghiasi wajahnya.

Aku menunduk seramah mungkin. "Kau bisa mempercayaiku,Tuan"

UNLIKED HIGHSCHOOL(Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang