17

312 21 0
                                    

Author POV

Jam pelajaran sekolah kini telah berakhir. Semua murid di SMA itu tampak begitu bersemangat, seperti baru saja mendapatkan kehidupan barunya yang akan menyenangkan.

Tampak banyak murid yang sedang berengkrama dengan sahabat karibnya, ada pula yang sedang fokus pada buku paketnya ataupun tenggelam kedalam fikirannya sendiri, dan menghiraukan keadaan disekitar. Sehingga Membuat lapangan yang begitu luas itu dipenuh oleh lautan manusia yang penuh oleh berbagai macam karakter.

Dari lantai 2, tampak Jin yang sedang memperhatikan lautan manusia itu. Sambil menompang dagu dengan kedua tangannya, ia menyapu seluruh pandangannya dengan teliti - lalu pandangannya terhenti pada sesosok gadis yang tampak kebingungan ditengah lautan manusia - sambil mempertahankan tubuh kecil miliknya yang seakan-akan dapat ambruk oleh ombak masa yang berlawanan arah dengannya.

Seulas senyuman terukir dibibir Jin. Ia turun lalu menghampiri gadis itu dengan senyuman hangat khas miliknya.

" ah. OPPA! " panggil gadis itu sambil melambai-lambaikan tangan mungilnya.

Ia mulai berlari - melawan arus ombak manusia yang menahannya. Sesekali ia menabrak arus itu, lalu membungkukkan tubuhnya sebelum kembali berlari. Sedangkan Jin, ia hanya diam sambil memandangi gadisnya. Menanti-anti agar gadis itu segera memeluknya dengan penuh kerinduan.

" akhirnya " ucap gadis itu sambil memeluk kekasihnya erat-erat.

" kau sepertinya sangat kesulitan, Padahal kau hanya harus berjalan dengan tenang agar tidak menabrak orang-orang itu " ujar laki-laki itu, tak membalas pelukan kekasihnya itu.

" mwoo. Kau hanya ingin mengatakan itu setelah lama tak bertemu denganku? " geram gadis itu.

" menurutmu? " tanya Jin seraya mengangkat kedua alisnya.

" arraseo. Kita putus ! " ucap gadis itu sebal. Lalu melepaskan pelukannya dengan terpaksa.

Namun hal itu tak berhasil karena Jin telah memeluk gadis itu dengan erat. Gadis itu mengeluh sambil sesekali memekuli dada bidang Jin, namun alhasil nihil karena pukulannya yang terkesan lembut, membuat Jin mengeratkan pelukannya karena gemas.

" kalau begitu aku akan menyatakan perasaanku lagi." Ucap Jin membuat kening gadis itu berkerut. " HYORIN, apa kau bersedia untuk menjadi kekasihku-lagi? " lanjutnya.

Pipi gadis yang dipanggil Hyorin itu memanas, menimbulkan rona merah yang membuat wajahnya bagaikan tomat yang bewarna merah.

Senyuman keduanya kini mengembang, membuat sepasang kekasih itu terlihat begitu mesrah sehingga mendapat perhatian lebih dari sekelilingnya.

" aku bersedia " Jawab Hyorin tak mampu menyembunyikan perasaan bahagianya.

Sepasang kekasih itu kini tenggelam kedalam kebersamaan mereka yang dipenuhi dengan tawaan. Ada beberapa orang iseng yang mengabadikan moment itu, namun mereka berdua tak mengubris. Toh itu semakin bagus,karena tidak akan ada yang berani masuk kedalam cerita mereka berdua. Karena dunia hanya milik mereka berdua, itulah yang mereka fikirkan.

Dari sisi lain, Jungkook tengah bergandengan tangan dengan Soonbi yang tengah merasa risih dengan tatapan iri dari murid-murid perempuan yang satu angkatan dengannya, adapula senior yang berbisik-bisik mengharapkan sepasang kekasih itu agar segera putus dan sebagainya, namun Soonbi tak ingin memperdulikanya. Ia trlalu bahagia dengan adanya Jungkook yang menjadi kekasihnya. Laki-laki yang menyatakan cinta padanya didepan kedua sahabatnya. Mengingat hal itu sudah dapat membuat hatinya melayang, jadi tak ada alasan lain untuknya agar menghiraukan orang-orang disekitarnya.

Jungkook juga sadar akan hal itu. Namun ia terbiasa, dan mulai merasa nyaman dengan keadaan Soonbi disekitarnya. Banyak dari teman-temannya yang mengatakan kalau ia sangat beruntung serta cemburu karena dapat berhubungan dengan Soonbi. Karena diam-diam banyak dari mereka yang mengagumi Soonbi secara diam-diam. Tapi karena sikap Soonbi yang pendiam alias mysterius didepan orang lain, membuat nyali mereka ciut untuk menyatakan perasaan mereka.

Ada yang pernah menyatakan perasaannya pada Soonbi, namun ditolak dalam hitungan detik karena alasan tidak Cinta. Namun hal itu tak membuat mereka membenci Soonbi, karena gadis itu menolak secara halus dan sopan membuat para lelaki semakin menyukainya dan menghormati gadis itu. Dan itulah yang membuat Jungkook merasa sedikit bangga karena mendapat predikat pacar dari Soonbi. Yang walaupun ia tahu kalau ia hanya memamfaatkan gadis itu demi sebuah data dari perusahaan ayah dari kekasihnya itu.

Sesekali keduanya tertawa dalam pembicaraan, lalu kembali tenggelam dalam fikirannya sendiri. Hingga mereka sampai di halaman sekolah yang kini terdapat Hyorin dan Jin yang tengah terbar kemesraan ditengah lautan masa.

" Eh? Apa itu Jin Oppa? " gumam Soonbi seraya memerhatikan sepasang kekasih yang kini tengah bermesraan di dalam lingkarang murid-murid yang memandangi mereka.

Jungkook mengikuti arah pandang gadisnya itu. Sesaat Jungkook menajamkan matanya, memperjelas penglihatannya yang terganggu oleh jarak jauh.

Jari-jarinya kini mengepal, memusatkan kemarahan kedalam kepalan tangannya. Namun itu mustahil untuk dapat meredakan gejolak api cemburu yang membuat nafas laki-laki itu memburu.

Kilat-kilat api memenuhi mata tajamnya itu. Membuat Soonbi yang menyadarinya bergidik ngeri. Namun berusaha untuk menyembunyikannya dengan menunjukka raut wajah tenang. Diam-diam hati gadis itu merasa gelisah, melihat kekasihnya yang tiba-tiba saja terlihat begitu murka.

Apa yang kekasihnya fikirkan? Itulah teriakan hati Soonbi yang mulai semakin kencang.
Soonbi lalu menelan ludahnya, seakan-akan leher jenjangnya itu terasa kekeringan ditengah musim panas itu.

" Jungkook~ah. Waeyo? Apa kau sakit? " tanya Soonbi dengan menunjukkan tatapan lembutnya. Berusaha hati-hati agar kemarahan kekasihnya itu tak keluar untuk menerkamnya.

Tak ada jawaban. Laki-laki itu melepaskan genggamannya. Membuat Soonbi terbelalak kaget dengan sikap kekasihnya. Namun ia berusaha untuk tenang. Ia tahu, ada sesuatu yang kekasihnya itu sembunyikan darinya. Otaknya mampu menerima semua alasan itu, namun hatinya tidak. Hatinya kini berteriak, mengucapkan rasa sakit yang mengalir deras dari dadanya. Namun lagi-lagi ia memaksakan untuk tersenyum.

" kalau begitu sebaiknya kau istirahat dirumahmu. Aku akan pulang dengan Hyehoo dan Hajoon saja. "

" kau yakin? " tanya Jungkook. Tak menoleh sedikitpun kearahnya.

Soonbi menggigit bibir bawahnya. Menahan hasrat untuk menahan laki-laki itu.

" nde. Kau pergi sajalah! " Soonbi menarik nafasnya, menahan udara berada didalam paru-parunya. Berusaha menahan hasrat yang hampir saja lolos dari bibir mungilnya itu.

Jungkook melangkahkan kakinya, berjalan meninggalkan Soonbi yang dipenuhi oleh tanda tanya didalam hatinya. Soonbi menghelakan nafasnya legah. Entah apa rasa sakit yang ia rasakan kali ini. Namun ia berusaha untuk tak memikirkannya. Ia lalu berjalan, meninggalkan keramaian di lapangan sekolah tercintanya itu dengan kepala tertunduk.

UNLIKED HIGHSCHOOL(Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang