25 Januari 2024
02.27
Saat ini, Gev dan Fazil sedang bertarung satu sama lain. Ya kalian tak salah dengar, mereka bertarung satu sama lain. Saat diperjalanan tadi, Fazil dirasuki oleh bawahan Brixton, dan menyerang Gev secara membabi buta.
"Fazil! Sadarlah!" seru Gev. Fazil tak mendengar ucapannya dan masih menyerangnya dengan brutal. Gev kelelahan, tenaganya terbuang habis hari ini. Napasnya terengah-engah. Gev terhempas kuat sehingga pohon di belakang tubuhnya roboh ke belakang. Ia memegangi perut sebelah kanannya. Sakit. Itu lah yang dirasakan olehnya saat ini. Gev menatap Fazil yang mengangkat pedangnya tinggi-tinggi. Bersiap untuk menusuk dirinya.
"Magia che lega il fulmine!"
Tali-tali kini muncul dan segera melilit tubuh Fazil dari belakang, tanpa ia sadari. Gev segera bangkit sembari memegangi perut sebelah kanannya akibat serangan Fazil tadi.
"Sengat dia, dengan ketegangan tinggi!"
Zztt!
Tiba-tiba sengatan listrik muncul di tali-tali yang melilit Fazil, dengan ganasnya.
"AAKKH!" pekik Fazil. Gev melihat sesuatu yang terbang dengan cepat, ia sangat yakin, jika itu bayangan bawahan yang diperintah oleh Brixton untuk merasuki Fazil dan membunuh Gev. Nyawanya hampir saja melayang.
"Berhenti!" seru Gev terhadap kekuatannya. Seketika, sengatan listrik yang menyengat dirinya menghilang, begitu bayangan hitam terbang jauh. Meninggalkan tubuh Fazil. Gev melepaskan tali yang melilit di tubuh adek kembarannya itu, dan menghampirinya.
"Zil, bangun! Jangan sampai kau mati!" ujarnya sembari menepuk-nepuk pipi sang Adek.
"Gev. Fazil sudah mati. Yang artinya, ia pergi ke planet bumi. Kau tak mempunyai banyak waktu lagi, Gev. Jika kau tak berhasil, maka semua saudaramu akan dilenyapkan olehnya."
"Apa!? Apa maksud lo!? Fazil ga mungkin-"
"Dia memang mati. Tapi dia hidup kembali, dan tubuhnya berada di rumahmu. Tenanglah."
"Lo ga bohong, kan!?"
"Ngapain gue bohong, Gev! Ya kali gue bohongin majikan gue! Udah cepetan! Ninggalin Fazil cepat! Sekarang, bawahan Brixton menuju ke arah tempat lo berada."
"Oke. Gue ikuti perintah lo," ujarnya. Dengan berat hati Gev pergi dari sana. Meninggalkan tubuh Fazil yang terbaring lemah di tanah yang sangat dingin. Ia takut, tak bisa membawa pulang ke enam saudaranya. Ia harus berkata apa nanti kepada kedua orang tuanya, jika semua adeknya kecuali Fazil tidak ada? Tenaga Gev tersisa sangat sedikit. Hidungnya mengeluarkan cairan berwarna merah. Kakinya tak bisa ia gerakan. Ia benar-benar kelelahan.
"Masih jauh, Rev?" tanyanya dengan nada pelan. Seperti bisikan.
"Tak terlalu. Jika lo ga mau mati, lo harus hati-hati dengan sekitar lo, Gev. Gue ga bisa bantu lo di sana."
"Lo udah bantu gue, Rev. Gue ga akan mati. Gue ga mau nyia-nyiain usaha Fazil dan bantuan lo."
"Gue juga mau, kehilangan adek-adek gue.."
"Walaupun, mereka ga anggap gue Kakak kandung mereka, tapi setidaknya, mereka ga seperti kedua orang tua gue."
"Cok, kok, lo malah kek gini, sih!? Udahlah, fokus nyari saudara lo!"
Gev hanya menimpalinya dengan anggukan, ia menghela napas panjang. Menghilangkan rasa sakit di sekujur tubuhnya. Saat Faid datang ke kamarnya, dan menanyai bagaimana keadaan Gev saat itu, ia hanyalah berpura-pura. Fazil tau, ia hanya berpura-pura khawatir kepadanya. Dia hanya bersandiwara. Jadi, jika ada saudara Gev yang khawatir akan kondisinya, menanyai keadaan Gev. Mereka berdua sangat tak percaya terhadapnya. Karena mereka berdua tau, jika mereka sudah menanyai kondisi Gev, maka mereka hanya bersandiwara. Faid mempunyai kekuatan cahaya, bukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
JERITAN ANAK PERTAMA
FantasySeorang kakak yang dibenci kelima adek kandungnya, dan bahkan lebih dari itu. Mereka menjauhinya, dan mengasingkan dirinya sendirian, meninggalkan dirinya sendiri di dalam kegelapan. Disaat ia berumur 16 tahun, ia tidak menganggap mereka sebagai ad...