PROLOG

109 5 0
                                    

"Sia-sia bagi seorang anak mengatakan kepada kedua orang tuanya bahwa seorang anak terluka akibat perlakuan, dan perkataan orang tua mereka sendiri. Sesakit apa pun yang seorang anak dapatkan dari mereka, harus tetap diam, tak ada satu kata pun keluar. Karena mereka tak peduli apa yang seorang anak rasakan."

-SulfurNAtrium

~~~


HAPPY READING GUYYSS



~~~

Apa untungnya jadi kakak?

Jadi kakak itu melelahkan. Bahkan harus mengalah kepada adeknya. Entah itu, makanan, minuman, kasih sayang, dan lainnya. Aku harus mengalah kepada ke tujuh adekku. Dan aku juga melindungi mereka.

Jadi kakak itu ga enak. Jadi kakak itu melelahkan. Kita harus kuat, kita harus bisa menjaga dan melindungi adek kita. Anak pertama itu, harus bisa segalanya. Pegang ekspektasi orang tua, jagain adek lebih dari diriku sendiri, harus bisa segalanya, harus kuat, nggak punya tempat pulang.

Semua itu tergantung orang tua.

Semua itu tergantung kitanya.

Semua itu juga tergantung keluarga. Intinya, hanya satu, tergantung.

Aku membenci saudaraku, hanya seberapa dari mereka.

Aku mempunyai dua saudara kembar. Satu perempuan, dan satu laki-laki.

Keluargaku, berasal dari keluarga berdarah biru. Ayahku seorang Raja dan ibuku seorang Ratu, dari kerajaan yang bernama Sanguinaires. Ayahku bernama Baskara Sanguinaires. Lalu ibuku bernama Eunola Arawinda. Saat aku dewasa nanti, aku akan menjadi Raja di kerajaan Sanguinaires. Makanya, nama belakangku dikasih nama ayahku, tidak seperti saudaraku yang lainnya. Tetapi..aku harus melewati begitu banyak rintangan, agar aku bisa menjadi Raja yang lebih baik dari ayahku.

Aku dan ke tujuh saudaraku harus hidup mandiri, dimulai saat aku dan kedua kembaranku berumur 15 tahun. Kami semua mulai hidup tanpa mereka, dan kami hidup dengan para pelayan kerajaan, dan juga paman dan bibi kami. Yah, saat kami sekolah, tidak ada yang boleh tau identitas keluarga Sanguinaires. Termasuk ayah dan ibuku, jika mereka ialah Raja dan Ratu.

Jika ditanya, dimana kedua orang tuamu? Kenapa mereka tidak datang di acara pertemuan wali murid? Dengan terpaksa, aku menjawabnya dengan berbohong. "Ayahku seorang Diplomat. Dan ibuku seorang CEO. Sehingga mereka berdua harus keluar negeri karena pekerjaan mereka. Dan kami berdelapan menginap bersama paman dan bibi kami." Walau aku berbohong, mereka percaya dengan perkataanku.

Namaku, Gevariel Baskara Sanguinaires, umurku 16 tahun. Hobiku, mendengarkan musik, membaca, memanah, dan menghitung. Aku bisa taekwondo, dan pelajaran yang aku sukai ialah matematika, kimia, fisika, dan olahraga. Jujur, aku sangat membenci bahasa inggris, ditambah lagi dengan gurunya. Dia sangat cerewet, gampang baperan, ditambah lagi dia sering membicarakan kelas lain ke kelas lainnya. Jujur, aku sangat tidak suka dengan sifat seperti itu. Mana ulangan setiap seminggu sekali, tugasnya yang begitu menumpuk. Astaga..aku sangat tidak suka bahasa inggris. Kalian akan tau sendiri bagaimana sifatku.

Anak kedua, Felicia Azalea, bisa dipanggil Eli, berumur 16 tahun. Hobinya--menunggangi kuda, memanah, melukis, dan berkebun. Mata pelajaran yang ia sukai ialah seni dan teknologi. Lalu, mata pelajaran yang ia benci, sama sepertiku. Yaitu, bahasa inggris. Sifat Eli--anggun, murah hati, dan ramah.

Anak ketiga, yang merupakan kembaranku yang kedua, ia lahir setelah Felicia. Namanya, Fazil Ivander Baskara, berumur 16 tahun. Hobinya--membaca buku sejarah dan bermain basket. Mata pelajaran yang ia sukai ialah Sejarah, lalu mata pelajaran yang ia benci, ialah pelajaran Ipa. Sifatnya--dingin dan santai.

JERITAN ANAK PERTAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang