PROLOG

279 15 3
                                    

Assalamu'alaikum..
Hai.. 👋
Selamat datang di cerita pertama ku...

DIA ARKHANZA

Cerita ini murni hasil pemikiran sendiri... Jikalau ada persamaan nama tokoh, alur, watak, lantaran sebagainya, itu semua murni ketidaksengajaan 🙏

🌷🌷🌷

Spoiler...


BUGH.

Sebuah pukulan kuat menghantam wajah mulus seorang pria paruh baya yang sudah terduduk tak berdaya di sebuah gedung usang jauh dari pemukiman.

Sang pelaku menampakkan wajah tak peduli dan terus melakukan hal yang sama kepada pria itu. Hingga sebauh ucapan seorang wanita yang mampu membuat pria paru baya itu terkejut bukan main.

"Bunuh dia. " perintah wanita berpakaian serba hitam itu kepada 10 orang pria berpenampilan bak pengawal.

Perintah itu langsung diangguki. Lantas seorang pria tangguh menarik paksa tubuh pria paruh baya itu dengan kasar hingga kepalanya menghantam lantai dengan kuat. Mengikat kedua lengan setahun kaki nya dengan sebuah tali dan menggantung tubuh itu di atas langit-langit gedung.

Seorang pria dengan membawa sebuah pistol di tangan nya itu pun melirik wanita itu bagai meminta arahan.

Wanita itu mengangkat satu tanganya bagai memberi isyarat 'tunggu'. Lalu ia berjalan menghampiri pria paruh baya yang tak berdaya itu. Sembari terus tersenyum, ia berkata. "Lihat lah apa yang akan terjadi, tuan Candra. Dirimu, Istrimu, Anak mu, seluruh keluarga mu, selagi itu adalah keturunan mu, maka akan dibuat sengsara di tanganku. " bisik wanita itu tapi lantang.

Pria paruh baya itu berusaha bicara. "Se-seberapa besar de-dendam mu i-itu? Hi-hingga sa-sampai be-berbuat seperti i-ini. " lirih pria paruh baya itu.

"Ha? Apa? Seberapa besar? " wanita itu malah balik bertanya sembari tertawa keras. "KAMU PIKIR!!! DENDAM ATAS KEMATIAN SIA-SIA IBU KU ITU, BUKAN DENDAM YANG BESAR, HA? KAMU PIKIR, PERLAKUAN AYAH DARI ISTRI MU ITU TIDAK KETERLALUAN TERHADAP IBU KU? HA? DIA LANGSUNG MENCAMPAKKAN IBU KU BEGITU SAJA!!! "

Pria paruh baya itu hanya bisa diam, darah terus mengalir sariawan rah mulutnya. Ia terus berusaha bicara. "Ka-kalau Ka-karena i-itu dendam mu, maka tolong... Tolong ja-jangan sakiti Ka-Kalandra. Tolong ja-jangan ga-ganggu di-dia. Cu-cukup ayah dan ibunya saja yang menderita dan di-dibunuh oleh dirimu. " pintanya.

Wanita itu terkekeh. "Ha? Apa? Kenapa dia tidak ikut menderita? Dia juga HARUS ikut menderita. "

Terbelalak mata pria paruh baya itu mendengarnya. "Ja-jangan... "

"Ucapkan kata-kata terakhir mu tuan Chandra. " Ujar wanita itu sembari memberi isyarat kepada pengawalnya untuk menembak kepala pria paruh baya itu.

DOR.

"PAPA... " Pekik seorang anak kecil berusia sekitar 15 tahun berpakaian bak seorang bangsawan dan air mata yang sudah terus mengalir dan tubuh yang terus bergetar. Tepat di depan matanya, melihat ayahnya dibunuh dengan cara yang sadis.

🌷🌷🌷

Ambil baiknya dan buang buruknya ya...

Tolong diingatkan kalau ada kesalahan dalam penulisan, penyampaian ilmu agama, dsb. 🙏🙏

Happy Reading...

Jangan lupa vote nya ya ⭐....

Assalamu'alaikum..

Dia Arkhanza (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang