3.Amarah Husna

51 10 2
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

Menyukai tak harus memiliki, itulah cara ku melihat Shopee..
~Putri Kinara Adz Zikra

Happy Reading

Hari sudah menjelang sore. Langit yang awalnya biru cerah mulai berubah menjadi jingga kekuningan. Menampakkan seorang gadis yang sedang menyapu halaman rumahnya. Gadis itu menyapu sambil melantunkan sholawat, saat tengah asik menyapu, tiba-tiba terdengar suara seseorang yang sepertinya dimaksudkan untuk dirinya.

"Wah.. Ternyata ning Putri selama ini rajin juga ya.. Suka bersih bersih rumah.. MashaAllah.. Kerja bagus put.."
Ternyata gadis yang menyapu tadi adalah Putri. Putri menolehkan kepalanya kebelakang untuk menatap Husna. Ya, yang berbicara tadi adalah Husna. Putri langsung mengenali dari suara khasnya. Ia mendengus kesal lalu kembali menghadap kedepan.

"Emang kenapa? Nggak boleh gitu, sesekali aku rajin dan anggunly kayak gini? "

"Ya... Boleh.. Boleh banget malahan. Tapi boleh nggak aku tanya sama kamu? "

"Tanya apa? " Putri kembali menghadap kebelakang untuk lebih serius mendengarkan pertanyaan Husna. Husna yang melihat Putri sudah mau mendengarkannya pun ikut tersenyum kecil lalu mengambil sesuatu di dalam saku bajunya. Putri yang melihat barang yang asing ia lihat itu langsung bertanya. Ya.. Biasalah, jiwa keponya..

"Itu apa Na? " tanya Putri dengan semangat langsung menjatuhkan sapu lidi yang ia gunakan tadi untuk bisa mengambil kertas itu. Husna terkekeh kecil melihat jiwa kepo saudara kembarnya ini kembali ngelunjak. Dengan cepat Husna menjauhkan kertas itu dari jangkauan Putri.

"Et.. Tunggu dulu... Kepo ya.. Ini apa? Banyak hal yang mau aku tanyain. "

"Apa? "

"Jadi.. " Husna menggantungkan kalimat nya dengar berdehem singkat, Putri yang merasa kesal dengan spontan langsung memukul lengan Husna secepat kilat membuat tubuh Husna langsung oleng ke samping. Husna meringis kesakitan mendapati lengan nya yang dipukul kuat oleh putri. "Aduh.. Sakit.. Bisa nggak sih kalau lagi kesal itu nggak mukul? Nggak nampar? Nggak nyubit? Kalau lagi kesal itu.. bagi duit.. "

"Dih.. Itu mah maunya kamu aja. "Putri mendengus kesal mendengar perkataan Husna tadi yang malah membahas uang.

"Jadi gini.. Hal pertama yang mau aku tanyain adalah... " Husna kembali menggantungkan kalimatnya dengan memperlihatkan secarik kertas yang ia pegang tadi ke arah putri. Putri langsung mengambil alih kertas itu dari Husna dan langsung terkejut.

"I-ini kan.. " kedua mata putri langsung terbelalak lebar saat melihat foto dirinya yang tengah membaca sebuah buku, buku harian Husna. Bagaimana ia bisa ketahuan? Padahal tadi jelas jelas Husna tidak ada di ndalem? Ia merasa sangat merinding saat ini. Pasalnya, saudaranya yang satu ini memang terlihat kalem dan lemah lembut, namun sekalinya marah... Bisa mengalahkan raja hutan sekalipun..

Terbungkam sudah mulut putri tak sanggup berkata kata lagi. Sedangkan Husna sudah menampakkan senyum smirk khas nya, membuat putri semakin merinding. Ia berharap ada suatu keajaiban yang terjadi sehingga ia dapat terbebas dari amarah dan ceramah hebat nan panjang lebar ala Husna. Tiba-tiba datang seorang pemuda dengan tertawa lepas mulai melangkah ke arah Putri.

"Habislah... Habislah... Kena marah... Bhahahaha.. "Pemuda yang tak lain adalah Ilham itu mulai menakut-nakuti Putri. Putri yang semakin curiga kalau Ilham lah yang mengadukan hal ini kepada Husna pun langsung mencubit lengan Ilham dengan kuat.

Dia Arkhanza (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang