8. Kronologis Kecelakaan

32 6 22
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

"ليس العالم غير عادل، بل نحن الذين لا نستطيع قبول القدر
"bukan Dunia yang tidak adil tapi Kita yang tidak bisa menerima takdir"

𝑯𝒂𝒑𝒑𝒚 𝑹𝒆𝒂𝒅𝒊𝒏𝒈

Kicauan burung dan udara segar serta bulir-bulir embun pagi yang jatuh di atas dedaunan menemani pagi seorang gadis yang kini tengah asik duduk sembari menginjak injak dedaunan kering yang sudah layu di salah satu kursi taman rumah sakit tempat dirawat nya Arkhanza, Ilham, dan Melati.

Ya, gadis itu adalah Putri.

Setelah dilakukan anamnese, dilakukan penanganan awal sesuai prosedur kedaruratan medis, dan dievaluasi sakit/data klinisnya, pasien akan dipindah/ditransfer ke ruang rawat inap. Kyai Habib masih berada di ruang rawat inap Arkhanza dan Ilham, sementara Husna sedang mencari sarapan untuk dirinya dan Kyai Habib.

Sembari menunggu Husna datang, ia memutuskan untuk menyibukkan dirinya dengan membaca sebuah buku novel yang selalu ia bawa di dalam tas selempang kesayangan nya.

Ingat? Pada bab 3? Tas selempang pemberian terakhir almarhumah Umi-nya.

Beberapa menit berlalu, hingga aktivitas nya terhenti ketika ponsel pintar nya mengeluarkan suara nada dering khas. Ia angkat ponsel itu dan terlihat sebuah nomor tak dikenal alias belum tersimpan.

"Assalamu'alaikum? "

"Wa- waalaikumsalam, halo? Ini Ning Putri, kan? "

"Iya. Ini suara Aza kan? "Tanya Putri.

" iya, ini Aza. Gi-gimana keadaan kakak Arkha? Baik baik aja kan? Apanya yang luka? Tolong ruang rawat inapnya yang VIP,ya?Biar gue yang nanggung semua biaya administrasi nya."Jawab Azalia. Betapa terkejutnya Putri dengan jawaban yang sangat diluar dugaannya itu.

Belum sempat Putri bersuara untuk menolak tawaran dari Azalia itu, tiba-tiba terdengar suara dari balik telepon lagi yang sepertinya berasal dari orang yang berbeda. "Gak. Biar gue aja. Gue yang bayar semua uang administrasi nya. Ini Nada. "

Bingung.

Putri bingung seketika.

Dua sahabatnya yang sama-sama memiliki perasaan pada Arkhanza itu terus memaksa.

"Gak usah, Za, Nad. Gak usah. Abi bisa bayar kok. Gak usah repot repot. " Putri terus menolak. Ia takut akan menyulitkan dan memberatkan kedua orang yang baru menjadi sahabatnya itu.

"Put, sherlock lokasi rumah sakitnya. Gue sama Nada bakalan kesana sekarang. Tenang, kami dianter sama supir pribadi Papa, kok. Jadi, tolong sherlock sekarang, ya? " tak ada pilihan lain. Putri langsung mengirim lokasi rumah sakit itu, dan hanya perlu waktu setengah jam untuk Azalia dan Nada tiba dengan diantar oleh seorang supir pribadi.

"Put, dimana ruangan Kak Arkha? " tanya Nada dengan berlari menghampiri Putri.

"Itu. " Putri melirik dan menunjuk sebuah ruang rawat inap yang letaknya tak jauh dari taman tempat mereka berada sekarang.

"Kalian langsung ke ruangan kak Arkha? " tanya Putri lagi. Namun, saat ia menoleh, dua gadis pewaris perusahaan terkenal itu sudah tak nampak lagi batang hidungnya.

Dia Arkhanza (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang