4.Dua Santriwati Baru

57 8 13
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

Ku pinang kau dengan
Bismika Allahumma Ahya Wa Amut

karena aku sadar, memilikimu itu hanya sekedar
*mimpi. :)*
~Ilham Malik Al Qayyum

Happy Reading

Ting.. Ting.. Ting..

Terdengar suara seperti panci di pukul membuat seorang perempuan terbangun dari tidur nyenyak nya.

"BANGUN... "

"Apaan sih Na...bangunin orang pagi pagi buta gini.. Masih jam 2 tau.." ya, orang yang memukul panci tadi adalah Husna dan yang tidur dengan suara ngorok luar biasa adalah Putri. Ia sangat suka ngorok. Bahkan, suara dengkuran nya sampai terdengar hingga ke luar ndalem. Sungguh..

"Jangan pura-pura lupa! " ucap Husna dengan tegas membuat putri mengernyit bingung. Ia kemudian bangkit untuk duduk dan mengedarkan pandangannya ke sekitar.

"Entahlah.. Lupa, udah sana.. Masih ngantuk.. " ucap Putri lalu kembali merebahkan tubuhnya dan mengeluarkan suara dengkuran khasnya lagi. Membuat Husna semakin kesal, spontan ia langsung memukul lengan Putri kuat dengan sendok kayu yang ia bawa tadi.

"Aaaaaaaaa sakit.. "

🌷🌷🌷

Saat ini, Husna, Putri, Ilham, Arkha, dan Kyai Habib sudah berada di ruang makan. Karena hari ini adalah hari senin, mereka melakukan puasa sunah dan sahur bersama. Lengan kiri Putri yang tadi dipukul oleh Husna sudah meninggalkan bekas memerah membuat raut wajah Putri menjadi kesal melihat Husna. Setelah selesai sahur bersama, semua orang kembali ke kamar mereka masing masing kecuali Putri dan Husna. Dua perempuan cantik itu kini sedang mencuci piring dan gelas kotor yang ada di dapur.

"Itu.. Tuh.. Masih ada yang kotor.. Nyuci piring tuh yang bersih dong.. Kyk nggak ikhlas aja. " Husna, ia daritadi terus memanasi Putri yang sedang mencuci piring. Putri mendengus kesal lalu berbalik badan ke arah Husna.

"Bisa nggak sih, nggak usah manas manasin orang. Tuh.. Itu juga gelasnya masih ada bekas kopinya.. Nggak becus banget nyucinya. Pasti nggak ikhlas sih kalau begini. " ucap Putri membalas memanasi Husna.

"Orang waras nggak debat cuma masalah nyuci piring dan gelas begini, buang buang waktu. " ucap Husna kembali memanasi Putri yang menurutnya Putri sudah terbungkam akibat perkataannya. Putri semakin kesal namun ia tak tau harus menjawab apa.

"Terserah." hanya itu yang dapat Putri katakan. Lalu ia pergi meninggalkan Husna karena ia telah selesai mencuci semua piring. Saat akan berjalan ke arah kamarnya, tiba-tiba sebuah ide cemerlang melintas di pikiran Putri. Ia langsung berlari secepat kilat ke dalam kamarnya dan mencari cari sesuatu.

Husna saat ini juga sudah selesai mencuci semua gelas kotor. Ia menghela napas panjang dan berjalan menuju kamarnya. Saat ia membuka pintu kamarnya, tiba-tiba...

"Aaaaaaaaaaaaa badut... " Husna berteriak histeris ketika melihat sebuah gambar badut terpajang di dinding kamarnya. Ya, Husna phobia dengan badut sejak kecil. Ia akan ketakutan saat melihat badut, baik itu hanya gambar ataupun aslinya. Sedangkan Putri sudah tertawa di kamarnya ketika mendengar teriakan histeris milik Husna. Ia melakukan itu untuk membalas Husna yang sudah memukul lengan kirinya dengan kuat hingga memerah. Teriakan itu sampai terdengar di asrama Putri yang berada tak terlalu jauh. Membuat salah satu santriwati bernama Nesya kaget dan langsung melihat ke arah ndalem.

Dia Arkhanza (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang