Tidurlah karna sejatinya hanya mimpi yang bisa mengkhianati kenyataan. Namun jika mimpi juga terlalu menyakitkan maka kembalilah pada kenyataan.
"BANGUNNN ANJINGGGG" triak suara keras di balik pintu kamar sudah usang di sebuah rumah
"Sebentar" Saut seseorang dari dalam dengan suara nya bergetar
Click, bunyi pengait kunci yang di tarik. Badan pria gendut itu sedikit terhuyung kebelakang mendapat dobrakan pintu cukup keras.
"Males malesan kerjaan lu ya, anak gatau diri lu kalau ga ada gua bakal jadi apa lu" Marah pria yang sudah berumur di tandai dengan rambutnya yang mulai memutih
Baru saja ingin menjawab pipi nya kebas karna tamparan yang cukup keras. Walaupun sudah terbiasa namun rasa sakitnya tidak pernah berkurang.
"Tau diri lah, masih numpang sama orang tua juga" Sinis seorang pria muda yang sedang terduduk rapih di meja makan dengan seragam perusahaan kebanggan nya
Kehidupan nya cukup berat dengan status sosial yang cukup di katakan rendah, dari kecil dia hanya menjadi bayang bayang abangnya.
Namanya revaldo andio, masih kuliah semester 3. Anak ini selalu di anggap benalu bagi keluarganya. Tidak di anggap namun jika melenceng dia akan di injak seperti seekor kecoa.
Karna ibunya telah wafat sekitar 6 tahun yang lalu kemudian semuanya berubah. Abangnya revaski anak kebanggan ayahnya seorang karyawan di perusahaan ternama.
Sejak kecil kakaknya adalah cobaan terberat bagi aldo, karna semua ornag membandingkan dirinya dengan kakaknya. Seorang pebasket, perenang dan dia juga bermain sepak bola.
Aldo bodoh ? Tidak dia pintar, hanya saja dia tak punya kesempatan. Kadang dunia terlalu tidak adil.
"Aldo masih sakit yah" Saat ayahnya jinan memerintahkan anaknya itu untuk mengelap sepatu kakaknya
Namun sepertinya tidak ada yang peduli, dia hanyalah orang asing di antara keluarganya sendiri. Seperti kehidupannya hanya sebagai pelengkap saja.
"Di pukulin lagi ?" Tarik seorang wanita memeluk pria itu erat
Namanya ashelia cahya jovaniel, sahabat aldo sejak kecil karna ibunya dan ibu aldo adalah sahabat. Dia hanya memiliki ashel setelah ibunya pergi.
"Kan aku udah bilang do, kabur kalau di pukulin, atau lawan" Ashel menghapus jejak darah kering di jidat sahabatnya itu
"Kamu ga ada kelas shel" Bukan nya mengkhawatirkan dirinya, aldo malah mengkhawatirkan hal yang kurang penting
"Ayah kamu udah keterlaluan do" Satu bulir air mata lolos jatuh
Mungkin jika di bandingkan, air mata ashel lebih sering keluar untuk aldo di bandingkan menangisi dirinya sendiri.
Dia saksi betapa dari kecil ayahnya seseorang yang pilih kasih dan jahat, namun tante cindy tetap bersama om jinan karna anak anak mereka.
"Ashel capek kalau setiap hari harus ngeliat hal ini pah" Sedihnya sambil memeluk ibunya yang bernama indah
"Aduh shel kita juga gabisa seenaknya ikut campur urusan orang, kamu juga tau si jinan gimana sifatnya" Pusing oniel ayahnya ashel karna anak gadisnya itu setiap hari menangisi sahabatnya
"Aldo anak yang kuat, kita bantu doa ya" Indah memeluk putri kecilnya itu
"Udah dek kamu jangan sedih, bukan sekali dua kali kan aldo dipukulin pasti udah kebal dia!" Seruan semangat dari abangnya Lucas alias lulu
"Lagian kalau udah lulus kuliah, cari kerja yang bagus. Pasti aldo bisa keluar dari rumah itu" Bujuk oniel agar putrinya berhenti menangis
"Terus kamu nikah deh sama si aldo awowkwowk" Tawa ollan abangnya satu lagi
Ashel tersipu walaupun perasaan nya seluas samudra untuk pria itu, ashel tau aldo belum tentu memiliki perasaan yang sama. Buktinya sudah sekian tahun persahabatan mereka namun tak terjadi apapun.
"Do, lu bantuin ayah lah. Jangan tau nya minta uang aja" Kesal revaski dia selalu benci jika melihat adiknya itu
"Bang ki, tadi kan aku udah bantuin ayah. Aku harus kuliah bang" Saut nya sebelum satu bogem mentah mendarat ke kepalanya
"Kuliah kuliah ga guna anjing" Dia menendang kaki adiknya cukup keras
"Apa sih yang kamu harapkan dari anak ga berguna gitu" Kesal sang ayah menatap malas ke arah aldo
Hanya diam yang bisa aldo lakukan. Toh jika membantah hanya akan menyiksa dirinya lebih jauh lagi.
"Anak pungut ga guna anjing, harusnya gua halangin cindy waktu mau angkat lu jadi anak" Kata yang cukup sering terdengar walaupun menyakitkan namun itulah kenyataan nya
Aldo di temukan di sebuah kardus mie instan, terbalut sebuah kain. Bayi mungil itu menangis keras karna banyak semut mengigitinya. Kulitnya kebiruan menahan dingin nya angin malam di sebuat tempat sampah.
Saat warga berhasil menyelamatkan bayi itu, perempuan berhati malaikat menangis melihat bayi mungil yang bertahan hidup. Dia tidak memiliki kehidupan yang baik bersama suami nya yang kejam, namun aldo bagaikan hadiah dari malaikat disaat hatinya gundah.
Jika malaikat tak bersayap memang ada, mungkin cindy salah satunya. Dia memberikan aldo kehidupan sekali lagi.
"Kanker serviks stadium 3" Vonis dokter seakan mewakili takdir Tuhan
Dia selalu bertahan melawan semua sakit di tubuhnya, mungkin kali ini tubuhnya mulai menyerah pada keadaan. Entah kehidupan mungkin terlalu berat baginya atau mungkin Tuhan lebih sayang padanya.
Pilu dan menyayat sekali ketika orang yang paling kita cintai harus menanggung beban rasa sakit yang begitu luar biasa. Kadang terbesit ingin berbagi rasa sakit itu.
"Aldo kalau punya istri nanti harus baik, gaboleh jahat ya nak. Jangan salah pilih cuma karna ambisi. Inget ya do nikah harus karna siap bukan karna takut ketuaan" Cindy begitu menyayangi putra nya, baginya aldo adalah anak yang di lahirkan melalui hatinya
Itulah mengapa revaski sangat membenci aldo karna baginya, aldo hanyalah seorang yang membuat cinta yang harusnya hanya untuk dia malah terbagi dua. Dan itu juga penyebab dia membenci ibunya, selain di pengaruhi jinan, revaski juga mewarisi sifat jahat ayahnya.
"Bunda sayang banget sama abang dan aldo" Kalimat terarkhir sebelum kematian menjempun seorang insan yang sudah cukup lama bertahan di dunia
Seperti langit mencoba merebutnya dari bumi karna bumi terlalu menyakitkan untuk orang baik seperti dia.
Awal mula penderitaan tanpa pembelaan, ibunya memberi tau semua cara menaklukan dunia, namun ibunya lupa memberi tau untuk bertahan hidup tanpa dirinya.
Bukan hal baru bagi aldo untuk menghadapi penderitaan, namun tubuhnya sudah cukup lelah untuk menjalankan segalanya sekali lagi.
"Seandainya bunda ada disini"
*sabar ya do, buang aja ayahmu
KAMU SEDANG MEMBACA
Welcome to Life (Delshel)
FanfictionTuhan selalu memiliki cara untuk membuat hambanya sadar, namun setiap kesempatan juga berasal dari keputusan nya. Adel bahkan tidak mengerti apa itu bahagia jika tidak memiliki ashel. Namun bagaimana diaenggapai dunia jika itu bukan dirinya, bagai...