Ashel terhenti seketika mendengar nama yang sangat dikenalnya. Tubuhnya bergetar, dan hatinya kembali merasakan luka yang belum sembuh sepenuhnya. kematian aldo masih menjadi rasa yang paling sakit yang dia rasakan.
"Kenapa kamu sebut nama itu?" tanyanya, suaranya dingin namun ada kepedihan yang tak bisa disembunyikan
Adel tersenyum tipis, mencoba menembus lapisan ketidakpedulian Ashel.
"Aldo... dia teman baikku. Aku tahu banyak tentang kalian." bohong ashel tau itu bohong karna dia yang aldo hanya memiliki dia id kehidupan ini
Ashel memutar tubuhnya perlahan, menatap tajam ke arah Adel.
"Aldo sudah meninggal. Jangan bawa-bawa namanya kalau tidak ada urusan penting," katanya dengan nada peringatan dan tatapan mematikan
Adel menghela napas panjang. "Aku tahu, Ashel. Aku juga merasa kehilangan. Tapi ada yang perlu kamu ketahui." dia bisa di anugrahi piala karna aktinya terlihat begitu meyakinkan dan manusiawi
"Kenapa aku harus percaya sama kamu?" Ashel menatapnya dengan penuh kecurigaan tapi bisa saja aldo memiliki teman di jurusannya
"Aku hanya butuh beberapa menit saja. Tolong," pinta Adel, suaranya penuh dengan kesungguhan dan itu menggoyahkan ashel
Ashel menghela napas, lalu mengangguk pelan. "Baiklah, tapi cepat."
Mereka berdua menuju sebuah kafe terdekat. Duduk di pojok ruangan yang tenang, Adel memulai cerita yang dia karang, mana mungkin dia bercerita bahwa dia telah mati sebagai aldo dan masuk ke tubuh adel.
dia berbohong dengan bilang aldo adalah teman yang dia temukan saat masa orientasi dulu dan mereka berada di gugus yang sama, dan dia sangat sedih ketika mendengar kabar kematian aldo. ashel mendelik tak percaya bagaimana bisa aldo tak pernah menceritakan tentang orang ini.
"jadi anda mahasiswa disini ?" seketika dia panik dan mau tidak mau kebohongan harus di lanjutkan
"dulu, sekarang ga karna langsung kerja" untung alasan yang tepat muncul begitu saja dalam ingatannya
"kok anda bisa kenal saya ?" ashel masih mempertahan kan kecurigaan nya terhadap pria ini
"aldo sering cerita tentang seorang teman kecil, yang cantik dan baik. dan kamu orangnya. dia begitu beruntung katanya memiliki teman seperti kamu" seketika air mata itu jatuh begitu saja mengenang betapa aldo berarti dalam hidupnya
"Aldo adalah orang yang sangat baik. Dia cerita banyak tentang kamu, Ashel. Tentang bagaimana dia mencintaimu, tentang mimpinya untuk bisa membahagiakanmu."
itu semua benar, dari lubuk hati yang dalam, dia seakan bercerita tentang orang lain padahal itu tentang hatinya sendiri. ashel menatapnya makin sedih saat mendengar aldo mencintainya, mereka saling mencintai namun tidak saling tau.
namun semua sudah terlambat, aldo sudah pergi dan sampai kapanpun tidak akan pernah kembali.
"aku juga, aku ngerasain hal yang sama tapi aldo udah ga ada dia gak akan pernah tau" seketika adel membeku
kalimat yang dia tak pernah bayangkan ternyata keluar juga, ashel memiliki perasaan yang sama dengan nya. adel menatapnya penuh arti seakan ada sesuatu yang tak bisa dia ungkapkan.
Ashel terdiam, menundukkan kepalanya. Kenangan tentang Aldo mulai membanjiri pikirannya.
"Tapi ada sesuatu yang belum sempat aku sampaikan pada kamu shel" lanjut Adel masih dengan misi yang sama dia tak boleh teralihkan dengan hal lain saat ini
"Aldo pernah berpesan. Sebelum dia meninggal, dia... dia berpesan padaku untuk menjagamu."
"aldo bodoh, aku ga butuh orang lain, aku cuma butuh dia. aku cuma mau sama dia" masih dengan kesedihan yang sama adel bisa merasakan kesakitan dalam setiap kalimat ashel
"mulai hari ini aku akan berteman denganmu" adel menatapnya penuh arti
Adel mengulurkan tangannya, namun menahannya di udara sebelum benar-benar menyentuh Ashel.
"Dia mencintaimu lebih dari apapun. Dia ingin kamu bahagia, walaupun itu dia sudah pergi." seakan perasaan tulus itu tersampaikan dalam setiap kalimat adel
seakan aldo ada disini mejaganya seperti dulu, berbicara baik tentangnya dan menghiburnya selalu.
Ashel menghapus air matanya, mencoba menenangkan diri.
"Jadi, kamu di sini karena pesan Aldo?" dia hanya menjawab dengan anggukan
"tapi kenapa aku ga liat kamu di pemakaman aldo ya" ashel masih dengan persaaan was awas karna aldo selalu berpesan untuk berhati hati pada semua orang
"aku kecelakaan, baru sadar beberapa waktu yang lalu dengan fakta bahwa aldo sudah tidak ada lagi" untung adel sudah mempersiapkan jika pertanyaan itu muncul
"dan aku ingin memastikan kamu baik-baik aja. Aku tahu ini gak mudah, tapi aku akan mencoba sebaik mungkin untuk menjadi temanmu seperti yang Aldo inginkan"
Ashel terdiam, merenungkan kata-kata Adel. "Aku butuh waktu," bagaimana pun adel adalah orang asing walaupun katanya semua adalah permintaan aldo tetap saja
"Tentu, aku akan selalu ada untukmu, kapan pun kamu butuh," jawab Adel dengan penuh ketulusan
mungkin semua memang takdir namun bagi ashel ini terlalu menyakitkan. aldo adalah satu dan dia selalu menjadi satu satunya.
*widih udah ketemu nih
KAMU SEDANG MEMBACA
Welcome to Life (Delshel)
FanfictionTuhan selalu memiliki cara untuk membuat hambanya sadar, namun setiap kesempatan juga berasal dari keputusan nya. Adel bahkan tidak mengerti apa itu bahagia jika tidak memiliki ashel. Namun bagaimana diaenggapai dunia jika itu bukan dirinya, bagai...