Ashel dan Adel mulai berteman, meskipun kepercayaan itu belum sepenuhnya tumbuh. Mereka sering bertemu di kafe yang sama, berbicara tentang Aldo, masa lalu, dan mencoba mengenal satu sama lain. ah tidak lebih tepatnya ashel yang berusaha mengenal adel.
Bagi Ashel, Adel masih terasa seperti sosok yang misterius, namun ada ketulusan dalam setiap kata dan tindakan Adel yang perlahan-lahan mulai meruntuhkan dinding curiganya.
Suatu hari, mereka bertemu di taman kampus. Ashel duduk di bangku favoritnya bersama aldo dulu, memandangi langit sore yang mulai berwarna jingga. Adel datang, membawa dua gelas kopi.
"Ini untuk kamu" menyerahkan satu gelas kepada Ashel dengan senyuman yang begitu manis
"makasih" jawab Ashel dengan senyuman kecil, menerima kopi itu
Mereka duduk dalam diam sejenak, menikmati kehangatan matahari sore. Adel merasa bahwa ini adalah waktu yang tepat untuk membuka sedikit lebih banyak tentang dirinya, agar Ashel semakin percaya padanya.
"eh shel aku mau cerita" tanya Adel, memecah keheningan. Ashel mengangguk, sedikit penasaran.
"Aku dulu adalah orang yang sumpah angkuh banget dikit jahat sih. Bahkan sebelum ketemu Aldo, aku jarang ngomong sama orang lain karna ngerasa ga ada yang setara. Tapi Aldo ngajarin banyak hal, kadang apa yang kita remehkan adalah sesuatu yang paling di impikan sama orang lain" Adel berhenti sejenak, menghirup kopi.
"Aldo emang orang yang luar biasa. Dia selalu tahu bagaimana membuat orang merasa nyaman." mengenang aldo sekali lagi membuat dia merasakan kehangatan dalam hatinya seakan pria itu sedang berada di sisi nya
"Aku ngerasa hidupku berubah sejak ketemu sama dia. Dan sekarang, aku merasa perlu melanjutkan warisannya, dengan cara apapun yang bisa." dia mentapan ashel dengan penuh arti
pandangan teduh itu membuat ashel tertegun karna dia merasa aldo ada di sana. mereke berbeda namun sangat sama.
"Apa yang kamu maksud?" tanya Ashel, bingung karna mana mungkin aldo meninggalkan hartanya dia bahkan tidak punya"Aldo pengen kamu bahagia, Shel. Dia sering cerita tentang kamu, tentang betapa pentingnya kamu buat dia. Aku tahu ini mungkin terdengar aneh, tapi aku merasa punya tanggung jawab untuk memastikan kamu bahagia, seperti yang Aldo inginkan." Ashel terdiam, merenungkan kata-kata Adel. terdengar naif tapi terasa egitu tulus
Meskipun hatinya masih dipenuhi dengan kesedihan, ada secercah harapan dalam kata-kata Adel. Mungkin, dengan cara ini, dia bisa menjaga kenangan tentang Aldo tetap hidup.
"makasih ya del," dia menangis lagi, seakan air mata dia tak habis jika itu berurusan tentang aldo
"Aku tahu ini tidak mudah, tapi aku menghargai usaha kamu. Aku harap kita bisa menjadi teman yang baik." walaupun adel bukanlah aldo setidaknya dia memiliki temat bercerita sekarang
"Aku juga berharap gitu, shel," jawab Adel dengan senyuman tulus.
Hari-hari berlalu, dan persahabatan mereka semakin erat. Mereka saling mendukung satu sama lain, melewati masa-masa sulit, dan perlahan, kesedihan Ashel mulai berkurang.
Kehadiran Adel menjadi sesuatu yang ia tunggu-tunggu setiap harinya, memberikan warna baru dalam hidupnya yang sempat pudar.
namun fakta dia adalah aldo dan kehidupannya sebagai adel masih dia rahasiakan rapat rapat. walaupun ashel kerap curiga dengan apa yang dia lakukan.
*mainnya yang rapi dong del wkwkw
KAMU SEDANG MEMBACA
Welcome to Life (Delshel)
FanfictionTuhan selalu memiliki cara untuk membuat hambanya sadar, namun setiap kesempatan juga berasal dari keputusan nya. Adel bahkan tidak mengerti apa itu bahagia jika tidak memiliki ashel. Namun bagaimana diaenggapai dunia jika itu bukan dirinya, bagai...