Melihat orang yang dia kenal di masa kehidupan sebelumnya membuat tubuh adel mendadak kaku nafasnya sedikit tercekat melihat oniel yang makin mendekat ke arah nya dan mengulurkan tangan. sebuah salam yang dahulu terasa begitu hangat dan menyenangkan.
Senyum hangat bapak bapak itu membawa rasa rindu yang mendalam, teringat wanita yang berhari hari menangisi kepergian nya. wanita yang selama ini selalu berada disisinya.
"Pak... " Bingung oniel ketika tangan nya di tahan cukup lama oleh adel, jarang sekali dia melihat anak boss nya itu terlihat begitu ramah
Padahal ini bukan pertemuan pertama mereka namun adel seakan kaget dengan kehadirannya. adel yang dulu angkuh dan memandang rendah orang lain, sedang menatapnya penuh arti seakan mereka memiliki urusan sebelumnya.
"Kenapa del ?" Gracio juga ikut bingung saat melihat adel menatap oniel sangat dalam
"Ahh.. Engga kok pi" Dia melepas genggaman nya itu membiarkan oniel pergi
Dia masuk kedalam kamar dan kembali memikirkan ashel, seandainya dulu dia menyatakan cinta mungkin kehidupan nya akan lebih baik saat itu. Namun jalan hidupnya terlalu buruk jika harus memaksa ashel ikut bersamanya. Seandainya dia terlahir sebagai adel, mungkin kehidupan tidak akan sebegitu kejam nya.
Dalam pejaman mata dia menyusun rencana untuk menemui ashel, walaupun mungkin akan sulit dia sudah tidak bisa menahan rindu. membayangkan ashel menatapnya dengan tatapan asing dan dingin membuatnya sedih.
"Seandainya gua mati seenggaknya ashel nikah nya sama adel, anak orang kaya pasti hidupnya bakalan enak" Ucapnya dalam hati, dia masih berpikir suatu saat harus mengembalikan tubuh adel
Derap langkah pada tangga yang cukup kuat menggangu indra pendengaran shani. hentakan hentakan orang berlari sangat berisik dan emnggangu ketenangannya.
"Adel jangan lari lari ah" Maminya masi khawatir pada keadaan putra nya itu
"Mi, gimana kalau adel nikah ?" Perkataan nya barusan sanggup membuat seorang shani langsung lemas
"Marsha... " Sorot mata khawatir dan kecewa
shani yang paling mengetahui betapa putranya menangs dan kecewa berkali kali pada wanita yang sama, namun habis lah sudah jika dia harus menjadi menantunya.
"Idihh bukan lah, ada anaknya cantik dan baik banget mi" Terlihat jelas dia sangat menyukai perempuan yang sedang dia ceritakan matanya berbinar saat menceritakan perempuan itu pada ibunya
"Siapasih ? Jadi penasaran mami" Senyumnya senang melihat putra nya itu makin hari makin dewasa
"Lagi ngobrolin apa sih serius banget" Gracio langsung duduk di samping istri tercintanya
"Ada yang tiba tiba minta nikah pi" Tawa shani renyah
"Heh, siapa ? Marsha" Semua orang juga pasti mengira perempuan itu akan menjadi calonnya
Karna mengingat betapa adel sangat bucin pada wanita itu di beberapa waktu yang lalu, senyum gracio seketika luntur berdoa pada Tuhan ini adalah sebuah kesalahan.
"bukan lah" adel begitu sombong mencolek pinggang gracio
"siapa dong" gracio sangat penasaran apa yang membuat putranya begitu berbinar hari ini
"namanya Ashel" nama yang terdengar asing atau lebih tepatnya tidak pernah tersebut sbelumnya
"Ashel ?" sangat membingungkan
"siapa tuh ? anak siapa dia ? dari perusahaan mana ?" adel selalu dekat dengan orang orang selevel dengan nya tentu saja wajar pertanyaan itu muncul saat ini
"hemm masih kuliah..dia anaknya karyawan kita pi" mata gracio langsung melotot
setelah marsha masih ada lagi wanita yang membikin shani dan gracio pusing, tidak setara, hanya menyukai adel dari segi harta atau ketampanan nya saja.
"kamu yakin " shani ragu lagi kali ini
"cari tau dulu bibit bobot nya del, kalau anaknya karyawan kita artinya dia bukan dari kalangan kita, dia mau sama kamu pasti ada maksud terselubungnya" gracio sudah sangat yang dengan pendapatnya kali ini
"jangan kan ada maksud terselubung, dia aja mau sama adel belum tentu" lemas adel ketika mengingat mungkin saja ashel tak akan mau membuka hati untuknya
shani dan gracio kaget mendengar pernyataan barusan bagaimana bisa putra mereka di tolak oleh gadis biasa.
"aowkowkwowk del pesona kamu udah luntur kali" ledek gracio
yang awalnya khawatir malah menjadi prihatin mendengar bahwa kali ini percintaan putra nya terlalu buruk untuk di bicarakan.
shani juga tersenyum malu karna baru kali ini mendengar putra nya di tolak, dan di tolak oleh gadis dari kalangan biasa.
adel hanya menggaruk lehernya yang tak gatal, dia hanya menahan malu sekarang.
"hai" sapa nya membuka kaca mata hitam bersender di mobil hitam miliknya
berusaha keren namun wanita yang di sapa malah melongos pergi ga peduli, dia masih sama.
"ashel kan? " sangat sulit pura pura tidak mengenal orang yang bahkan dia tau keseharian nya bagaimana
"siapa ya ?" ashel menatapnya dengan tatapan tidak senang dan mematikan
bisa saja adel teriris hanya dengan tatapan tajam itu.
"kenalin, adel" uluran tanyan itu hanya di tatap tanpa di beri balasan
ashel malah meninggalkan nya begitu saja, ternyata sangat sulit mendekati ashel dengan wujud ini.
"tunggu..."
tangan nya dihempaskan begitu menarik tangan ashel, sepertinya adel sedang menantang singa betina untuk bergelut.
"jangan ganggu saya, saya ga ganggu kamu apa lagi kenal kamu siapa" ashel sedang dalam mood yang tidak baik sepertinya saat ini
"makanya kenalan"
lagi dia di tinggalkan begitu saja, ashel sedang tidak punya energi untuk mengenal orang baru.
"kalau aldo...kamu kenal "
seketika langkahnya terhenti ketika nama itu tersebut.
*semangat del
KAMU SEDANG MEMBACA
Welcome to Life (Delshel)
FanfictionTuhan selalu memiliki cara untuk membuat hambanya sadar, namun setiap kesempatan juga berasal dari keputusan nya. Adel bahkan tidak mengerti apa itu bahagia jika tidak memiliki ashel. Namun bagaimana diaenggapai dunia jika itu bukan dirinya, bagai...