Ashel menangisi tanah yang masih basah, air matanya tak kunjung reda hingga siapapun yang bersamanya juga ikut merasakan kesedihan nya.
Dunia memang tidak runtuh tapi hatinya merasakan sakit yang luar biasa daripada sakit yang pernah dia alami sebelumnya, di tinggalkan orang terkasih adalah rasa sakit yang dihindari semua orang.
"Kamu jahat do, kamu ninggalin aku" Dia memeluk nisan yang masih baru itu
Indah memeluk putrinya erat karna dia tau ashel sangat terpukul. Bagaimana bisa aldo menyusul bundanya secepat ini. Mungkin dunia terlalu menyakitkan untuk anak semuda aldo.
Olla dan lulu juga ikut menangis melihat adik kecilnya meratapi kepergian aldo sebegitunya. Mereka juga mengerti seberapa ashel menjadikan aldo sebagai sumber kebahagiaan sejak lama.
"Kenapa kamu, kenapa harus kamu"
"Emang sulit kalau menggantungkan kebahagiaan sama manusia" Olla menarik napasnya panjang
"Karna manusia sendiri adalah sumber kesakitan" Lulu juga pernah merasakan rasa sakit itu
Pertanyaan itu terus berputar putar tak berujung, semua pengharapan hancur setelah datangnya kematian orang yang dia sangat cintai. Semua sudah terlambat, seluruh ungkapan cinta itu tidak tersampaikan pada aldo.
"Aku lebih baik lihat kamu sama orang lain dan itu siapapun, asal masih bisa lihat kamu dimasa depan do" Dia masih terus menangisi kepergian sahabat sekaligus orang yang dia cintai
"Akan aku tempuh jalan paling sepi sekalipun asal aku bisa ketemu kamu lagi do" Dia selalu tak kuasa menahan tangis
"Acel, yang bukan untuk kamu ga akan pernah jadi milik mu nak" Oniel membawa ashel ke pelukan nya
"Tapi kenapa harus aldo pah" Dia selalu memukul dada nya seakan rasa sakit tak kunjung keluar dari sarang nya
"Sejauh apapun kamu menantang takdir, dia ga bisa berbelas kasih nak. Rasa kehilangan bukan tentang memiliki, namun siapa yang bisa menaruh kenangan" Oniel tau kepahitan itu sangat mengguncang ashel
Berhari hari, berminggu minggu, berbulan bulan ashel masih menangisi kepergian aldo. Masih terlalu menyakitkan untuk merelakan kepergian nya.
Di lain tempat, bunyi nyaring alat medis seakan saling bersautan satu sama lain. Ada banyak sekali dokter dan perawat yang silih berganti memasuki ruangan itu.
"Semua boleh hilang asal kamu jangan sayang" Pria dengan rambut yang mulai memutih itu menangis keras sekali
"Mami ada disini sayang" Seorang wanita menggenggam tangan pasien itu erat sekali
Sang dokter kepala tau dengan pasti bahwa tidak ada orang tua yang bisa menahan rasa sakit di tinggalkan anak nya sendiri.
"Pak.. Semua sudah kita usahakan namun kita harus mempersiapkan kemungkinan terburuk, kita harus siap untuk berduka" Kalimat itu berhasil membuat sang pria tersungkur memohon ampun pada Tuhan
"Tuhan aku hanyalah seorang hamba, tolong aku Tuhan, Tolong anak ku" Dia merintih memanjatkan doa tak berujung itu untuk putranya
Entah kekuatan Tuhan atau mungkin ini adalah bagian dari takdir, seketika decitan alat medis itu menjadi hening dan diam serentak.
Para dokter yang berada disana saling menatap satu sama lain dan segera memeriksa pria yang berada di ranjang pasien tersebut.
Mereka menatap kebingungan, bagaimana bisa semua terjadi.
"Pak... Kondisi adel sudah stabil" Dokter itu menarik seluruh omongan nya
Buktinya sang pria bertahan lebih kuat daripada sebelumnya. Gracio sang papa langsung berlari memeluk shani dengan gembira.
"Adel pasti bisa mi" Dia memeluk istrinya erat karna harapan masih ada
Namanya revadel fidela hartio, anak tunggal kaya raya. Dia adalah pewaris sah seluruh harta kekayaan keluarganya. Mungkin itu bagian dari keuntungan menjadi anak tunggal.
JiGi adalah nama perusahan mereka dari bahasa Bambara yang kalau di artikan ke dalam bahasa indonesia berarti harapan. Dengan laba bersih sekitar 7 triliun pertahun.
Namun nasib buruk selalu menghampiri siapapun orang nya, cobaan berat itu terjadi saat adel mengalami kecelakaan helikopter setelah pulang dari bertemu klien di sebuah pulau.
Orang tua nya sudah berusaha untuk mempertahan kan kehidupan adel selama satu tahun terakhir. Mereka hanya memiliki adel sekarang.
"Dia selalu baik" Floran sahabatnya adel
"Baik, takut akan Tuhan, kesabaran yang seluas samudra" Lanjut miran yang juga teman adel
Semua orang berharap adel bisa sembuh dan beraktifitas seperti biasanya, jarang sekali karyawan yang begitu dekat dengan boss nya. Namun ketika berita kecelakaan adel tersebar semua orang menangis pilu.
Sejak hari dimana keajaiban datang, kondisi adel kian membaik. Hari demi hari banyak perkembangan yang dia alami.
"Per hari ini perkembangan adel sangat luar biasa pak, sepertinya semangatnya untuk terbangun kembali lagi" Dokter pun menjadi terheran dengan banyak nya keajaiban ini
"Del, mami sayang banget sama kamu. Jangan tinggalin mami ya" Selalu menjadi ucapan pamungkas yang di ucapkan shani
"Papi juga sayang kamu del, jangan tinggalin papi. Selama kamu sakit papi sama mami kesepian tau" Ucap gracio
Mengenang seberapa jahil dan lucu nya putra mereka itu, jika ada dia mungkin tawa gracio akan menggelegar setiap harinya.
"Kalau kamu bangun, mami ga akan ngelarang kamu makan pecel lele pinggir jalan lagi" Mereka berharap adel mendengar mereka
Tubuh pria itu bergerak sebelum perlahan dia membuka matanya, ruangan yang terang menggangu penglihatanya.
Buram dan silau masih sangat terasa dia belum bisa mencerna apapun. Namun pikiran nya terasa penuh.
"Adelllll" Triak shani berteriak senang
Pengharapan nya tidak salah, putranya kembali. Gracio bergegas memanggil dokter.
"Mereka siapa ?" Dia bertanya dalam hatinya
"Kok aku kenal mereka, ini ingatan apa" Sekali lagi itu masih terputar dalam kepalanya
"Adel ? Dia siapa ? Kok semua orang manggil aku gitu ? Namaku aldo" Dia masih berusaha mencerna semuanya
"Ashel...
*jadi lu aldo atau adel nih ? Pilih kek
KAMU SEDANG MEMBACA
Welcome to Life (Delshel)
FanfictionTuhan selalu memiliki cara untuk membuat hambanya sadar, namun setiap kesempatan juga berasal dari keputusan nya. Adel bahkan tidak mengerti apa itu bahagia jika tidak memiliki ashel. Namun bagaimana diaenggapai dunia jika itu bukan dirinya, bagai...