Sebagai anak tunggal kaya raya, dia sempat mendapat culture shock saat melihat rumah keluarganya itu, luasnya melebihi lapangan sepak bola dengan taman pribadi sendiri, ada kolam berenang yang luas sekali yang dulu cuma dia bisa temui saat ambil nilai olah raga ketika sma.
Jarak antar satu ruang ke ruangan lain cukup jauh, mereka punya kulkas besar dan itu ada tiga dengan isi full. Dikamarnya semua barang pasti keluaran terbaru dan terkenal. Dulu tv keluarganya hanyalah tv tabung butut sekarang dia punya tv besar pribadi di kamarnya sendiri. Kamarnya bahkan tiga kali lebih luas dari rumahnya yang dulu.
"Adel kalau mau apa apa telpon mba ke bawah ya" Sekali lagi dia kaget melihat ada telepon khusus di sebelah tempat tidurnya
Dia mengutak atik ponselnya, semuanya masih sama dia bahkan mulai ragu karna merasa ingatanya sudah bercampur dengan ingatan adel. Seakan dia benar benar pernah melakukan apa yang adel lakukan. Dia merasa adel adalah dirinya. Karna ingatan itu terasa sangat nyata.
"Gila ya" Adel takjub melihat ke arah jendela
Taman yang tersiram otomatis, lingkungan asri dan dia bisa melakukan apapun. Namun ada perasaan kosong, perasaan tak pantas, dia merasa begitu merindukan sahabatnya. Ashel. Apa yang di lakukan gadis itu, sedang apa dia, apa yang dia makan, mungkin ini saat nya bilang dia merindukan ashel yang cerewet namun pengertian.
Dia mulai membuka sosial media, melihat ada banyak followersnya di instagram, selain kaya adel cukup terkenal ternyata. Dia mencari akun ashel dan mulai memfolow wanita itu, matanya berair melihat story tentang betapa ashel merindukan dirinya, betapa ashel sangat menyayanginya.
"Acel.. " Seakan dadanya penuh sesak
Ingin hati berlari ke arah gadis itu dan memeluknya erat, namun dia bukan lah dirinya yang dulu. Dia adalah adel. Bahkan dia tak tau mengapa dia menjadi adel.
Masih sama, ashel masih begitu sedih. Gadis itu menjadi lebih penyendiri daripada biasanya, merasa tidak ada yang bisa mengjiburnya seperti aldo sahabat nya itu.
"Papi ngerasa adel beda banget tau" Merasa perbedaan yang luar biasa
Anaknya yang biasa arogan dan minim sopan santun, menjadi adel yang lebih luas dalam berpikir, dia juga merasa anaknya jadi lebih pintar. Ya tentu saja bisa terjadi ketika dua pikiran orang menjadi satu kesatuan.
"Ahh apanya yang beda pi" Dia sudah terbiasa hidup sebagai adel
Dia tak merindukan kehidupan lamanya sama sekali, menjadi adel adalah hal yang luar biasa. Yang tersisa hanyalah rasanya pada ashel.
"Papi ga maksa, terserah adel mau masuk kantor kapan, jangan di paksain" Gracio menatapnya dengan teduh
Adel memeluk ayahnya erat, jika kehidupan kedua ini benar benar untuknya maka terima kasih Tuhan telah di beri kesempatan bertemu dengan keluarga ini.
Akhir akhir ini marsha mantan nya pun menghubunginya namun dia mengabaikan itu semua. Bahkan ketika temannya menghubungi untuk Ajakan party, jalan jalan keluar negri, menghamburkan uang dia sama sekali tak mau.
"Gimana ya caranya bisa ketemu acel" Dia bingung
Bagaimana caranya menjelaskan ke ashel, atau mungkin cara untuk masuk ke kehidupan ashel sebagai seorang adel.
Dia hanya bisa memandangi foto gadis itu dari sosial medianya. Namun baginya layar kaca hanyalah ilusi, dia butuh bisa merasakan kehadiran ashel.
"Besok syukuran karna adel udah sehat ya sayang" Shani tak melepaskan anak nya dari pandangan nya lagi
Seakan kehilangan adel adalah ketakutan terbesar.
"Ga perlu lah mam" Dia merasa itu berlebihan
Namun bukan shani jika tidak jago membujuk.
Dia tidur dalam keadaan gelisah, bahkan ternyata kekayaan tidak bisa membeli kehidupan tenang untuknya. Dia mulai takut kehilangan segalanya.
"Coba ada acel disini" Seluruh hartanya tidak bisa di ganti dengan orang yang dia cintai
Itu tidak sebanding.
Ashel mungkin bukan gadis paling cantik di dunia, tapi dia gadis tercantik di mata adel, dia juga tak teristimewa sesekali namun dia tetap menjadi pribadi yang baik.
Tidak semua bisa melihat hal itu, dan tidak semua orang bisa mencintai ashel seperti yang aldo lakukan. Atau mungkin sekarang kita harus memanggilnya adel.
Hari ini adel terbangun dengan keadaan kepala yang begitu penuh dan berat, namun dia harus lekas berdiri agar tidak mengecewakan ibunya.
"Del, kenalin ini pak axten"
Dia melihat betapa binar mata yang bangga setiap dia di perkenalkan pada kenalan orang tua nya, apa adel selalu di rayakan seperti ini ?
Mereka terlihat namun tak terasa dekat. Ada ketakutan dari mata orang yang menatap adel, apa mungkin perbuatan nya di masa lalu membuat dunia berjarak padanya.
"Del, kok chat ama telfon gua ga ada yang lu respon" Omel pria kecil berbadam kurus
Yang adel bisa tebak namanya mirza, abang abangan yang mengajarkan adel banyak hal, mulai dari miras hingga narkoba.
"Anda siapa ya ?" Jalan terbaik adalah pura pura lupa
Sebelumnya kedua orang tua nya sudah di briefing, tentu saja mereka setuju. Alasan adel untuk pura pura lupa pada beberapa hal adalah untuk menjauhi orang orang yang menjadi benalu dalam hidupnya.
Mirza kesal dan meninggalkan tempat itu, dia kesal karna sumber uangnya berkurang.
"Adel kamu ga lupa aku kan"
Dia menaikan kedua alisnya sedikit menggelengkan kepalanya ke arah perempuan dalam ingatanya perempuan itu bernama eve. Mantannya yang kerap kali meminta uang padanya.
Disana juga ada marsha yang menatapnya dengan marah, ketika adel sama sekali tak menyapanya. Ketika marsha mendekat dia hanya mengejeknya dengan kalimat bekas zee.
"Del kalau cape ke atas aja, ini bentar lagi cuma bagi bagi amplop buat karyawan papi" Perintah shani yang tak mau anaknya kecapekan
Adel hanya mengangguk patuh, namun jantung nya hanpir lepas saat melihat ke arah antrian panjang orang orang pabrik papinya itu.
"Om oniel.. "
*update dengan sepenuh jiwa raga, 10 part aja lah ya atau 15 wkwk cape gua
KAMU SEDANG MEMBACA
Welcome to Life (Delshel)
FanfictionTuhan selalu memiliki cara untuk membuat hambanya sadar, namun setiap kesempatan juga berasal dari keputusan nya. Adel bahkan tidak mengerti apa itu bahagia jika tidak memiliki ashel. Namun bagaimana diaenggapai dunia jika itu bukan dirinya, bagai...