Welcome to Life 2

554 46 0
                                    

"Kok melamun" Ashel memeluk lengan pria yang berjalan disampingnya itu

"Lagi pusing" Senyum aldo mekar setiap bertemu wanita dengan aroma yang memabukan itu

"Acel ga ada kelas ?" Dia selalu bersikap manis jika tentang pujaan hatinya itu

"Dosen nya ga masuk" Rengut ashel lucu

"Dodol ko disini ?" Panggilan sayang yang sering dia ucapkan

"Udah selesai kelasnya" Jika ada yang lebih manis dari gula mungkin itu adalah senyuman aldo saat bersama ashel

Dia tau pasti aldo enggan pulang karna pasti di rumah lebih mengerikan dari pada di luar seperti ini. Karna rumah terkadang tidak menjadi tempat pulang seseorang.

"Hemm mau mam sushi ga ?" Walaupun dia sudah tau jawaban apa yang akan aldo berikan

"Dih kan acel tau aku ga suka, lagian mending uang nya di hemat takut abis" Dia bukan pelit namun harus perhitungan jika itu tentang uang

"Eh dodol hemat sama pelit tuh beda ya, emang cuma kamu deh yang tahan minum obat pake air keran" Omel nya mengingat tingkah aldo beberapa waktu lalu

Ashel kaget melihat pria itu meminum obat menggunakan air keran, walaupun dengan alasan hemat tetap saja bagi ashel itu jorok.

"Lagian uang kamu dari beasiswa kamu simpen kemana deh" Sabungnya heran karna dia tau aldo bukan pribadi yang boros

"Kayak gatau aja cel, ya di ambil ayah lah" Lemasnya selalu seperti itu

"Dih ayah mu kok koyok asu, udah lah yuk ikut aku ke mall, sini aku traktir" Walaupun dia tau aldo pasti menolak dengan keras

"Gamau" Aldo melepaskan genggaman tangan ashel

"Kamu lupa ini hari apa ?" Cemberut nya

"Hemm hari kamis" Jawabnya santai

"Ulang tahun aku dodol" Jitak nya di kening adel

Aldo menganga, bagaiman dia bisa lupa pada hari special sahabatnya itu.

"Udah ah ayo" Ashel menarik lengan aldo

Setelah pulang pria itu memutar otak untuk memmikirkan cara terbaik memberi kado pada sahabat satu satunya itu.

"Boleh aja sih, tapi sehari cuma lima puluh" Mata aldo berbinar mendengar hal itu

Walaupun pekerjaan ini berat tapi tetap menguntungkan. Dia menjadi buruh pengangkut beras, setiap hari dia jabanin demi acel tercintanya itu.

"Emang anak gatau di untung, bikin malu aja kerjaan nya" Amuk ayah aldo setelah mendapat kabar dari kawan nya melihat aldo di pasar

"Di kasih kuliah malah jadi kuli" Amuk abangnya

"Mana duit hasil lu nguli?" Selalu seperti itu ayahnya merasa kerja keras aldo adalah hak nya karna telah mengangkat aldo sebagai anak

Aldo menggeleng walaupun dia di geledah namun ayah dan abang nya tak menemukan uang itu.

Walaupun kepalanya harus benjol karna di hantam mangkok kaleng, tapi kado ashel adalah hal yang harus dia perjuangkan.

"Lo gabisa kerja disini lagi, bapak lo bikin gaduh aja anjing" Usir pemilik toko saat aldo sampai ingin bekerja

Sepertinya pencaharian nya harus di hilangkan oleh ayahnya itu. Sedang kan uang nya belum cukup untuk memebelikan kado istimewa.

"Akhir akhir ini kamu kemana dah dol, susah banget di ajak ketemu" Rengut ashel merasa aldo lupa padanya

"Kamu punya pacar yaaa" Tanya nya curiga dan cemburu

"Apasihh, ada dehh kepo kamu" Aldo mencubit hidung ashel

Namun bagaimana lagi, dia harus mengusahakan kado untuk ashel itu.

"Lu buka joki tugas kan" Raisha teman satu angkatan nya

"Bikinin tugas gua, nih duitnya" Aldo suka sekali pembayaran di muka seperti ini

"Do bapak gua cari orang buat cat rumah, mau ga ?" Siapa takut, aldo melakoni pekerjaan semua yang dia bisa

"Do, gua mau pindahan, bantuin jadi tukang angkut. Ntar gua bayar"

"Do, lu benerin skripsi abang ya. Titik koma sama margin nya, nanti sore abang transfer"

"Do, ada acara di cafe elite room. Lu bisa gitar kan ?"

"Do lu bisa nangkep monyet ga ?"

Semua hal bisa dia lewati jika itu demi acel, sahabatnya itu.

"Lu pulang malem terus, main aja kerjaan lu" Kesal abangnya saat aldo sampai di depan pintu rumah

"Lain kali ga usah pulang sekalian" Ayahnya bersiap memukul nya dengan ikat pinggang

Aldo hanya memejamkan matanya menahan sakit, karna dia tau ini akan segeran berakhir dalam beberapa menit.

"Do bagus banget. Sumpah pasti mahal kan" Ashel menangis haru memegang kalung pemberian sahabatnya itu

Terlihat mahal karna memang harganya cukup tinggi dan di hiasi perjuangan di dalam nya.

Ashel memeluk aldo erat. Seakan ingin waktu berhenti sekali saja.

"Awww" Shit. Dia ketahuan sekali lagi

"Di pukul lagi ?" Dia yang paling cepat tau jika ada sesuatu yang terjadi pada aldo

"Gapapa acel" Selalu memjawab dengan jawaban yang sama

"Apanya yang gapapa" Lagi dan lagi air matanya lolos begitu saja

"Udah jangan nangis" Aldo mengusap mata wanita itu, memandangi bibir cerry miliknya

Namun memiliki ashel adalah hal yang dangat jauh dari bayangan nya dia hanya seorang hina berharap bisa bersama tuan putri dari sebuah kerajaan.

Mungkin jika hal itu terjadi dia harus melewati berkali kali reingkarnasi dulu.

"Aldo!" Panggil sang ayah dengan suara tinggi

"Ini apa?" Sebuah struck bukti pembayaran

Pembayaran kado ashel.

"Dapet uang dari mana kamu ?" Triak sang ayah mendorongnya hingga tersungkur

"Pasti nyuri! Gan mungkin dia punya uang sebanyak itu. Lagian mana kalungnya!" Entah rasa atau iri dengki abangnya malah menambah bumbu kemarahan sang ayah

"Nyuri dimana kamu!" Ayahnya menendang terus menerus namun aldo hanya menahan rasa sakitnya

"Pasti dia kasih kalungnya ke orang atau ke si ashel!!" Memang bisa ular tidak sebanding jika di sandingkan dengan mulut abangnya aldo

"Anak bodoh, harusnya uangnya kamu kasih ke saya sebagai bentuk balas budi!" Dia menendang aldo dengan cukup keras namun aldo menahan tendangan itu

Rasa sakit di tubuhnya sudah cukup dia tidak bisa menahannya lagi, dia berdiri dan mendorong ayahnya.

"Anak anjing!" Triak abangnya keras sembari memukul kepala belakang aldo dengan helm

Tubuh pria itu tersungkur, kepalanya kebas, darah mulai mengucur dari mulut, hidung dan telinga.

Sepertinya dia sadar apa yang sedang terjadi, dia berusaha membangunkan aldo namun kesadaran pria itu mulai menjauh.

Bunyi dengkingan menusuk ke telinga aldo, membuat telinganya kesakitan.

"Ini yang namanya mati ?" Aldo benar benar kehilangan segalanya


















*sabar yak menderita mulu dah

Welcome to Life (Delshel) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang